prolog

49 2 0
                                    

Chapter 0: Hidup di Balik Jendela Kecil

Arin menatap layar laptop dengan mata yang mulai berat. Warna senja menyelinap masuk melalui jendela kamar kontrakannya, menggambarkan akhir hari yang hampir datang.

Gadis SMA ini memandang keluar, mengamati keseharian kota yang tak pernah berhenti bergerak.

Dia adalah seorang penulis amatir di tengah kehidupan yang tak pernah menyenangkan. Kontrakan kecilnya terasa sempit, dihuni oleh buku-buku tua dan aroma lembap yang menempel di udara. Hidupnya terasa monoton, berputar antara sekolah, pekerjaan paruh waktu, dan upayanya mengejar impian menjadi penulis.

Sebatang kara, itulah keadaannya. Orang tuanya sudah tiada, dan Arin harus bertahan dengan keterbatasan yang dimilikinya. Dia tidak memiliki pilihan selain menulis.

Menjadi penulis bukanlah pilihan glamor di tengah kehidupan modern yang menuntut segalanya dengan cepat.

"Dunia ini memang tidak seindah yang kita bayangkan," gumam Arin sendirian.

Dia merenung sejenak, membiarkan pikirannya melayang pada harapan dan kekecewaan yang telah ditemuinya. Di dalam kamarnya, dia berusaha menciptakan dunianya sendiri melalui kata-kata.

Laptop tua yang setia menemani perjalanan kreatifnya membukakan jendela ke dunia imajinasinya. Arin mengetik dengan penuh semangat, mencoba merangkai cerita dari potongan-potongan pikirannya.

Novel yang dia tulis adalah pelarian dari realitas yang keras, tempat di mana dia dapat menciptakan dunia yang sesuai dengan keinginannya.

Namun, di tengah kegabutan menulisnya, sesuatu yang tak terduga terjadi. Jari-jari Arin menari di atas keyboard dengan intensitas yang meningkat, menghasilkan kata-kata yang sepertinya memiliki kekuatan ajaib. Sebuah keajaiban terjadi, dan Arin merasakan getaran aneh di sekitarnya.

Ketika dia bangkit dari kursinya, dia menyadari bahwa kamar kontrakannya tak lagi familiar. Hanya ada kehijauan yang tak berujung dan langit biru yang bersih. Arin tiba-tiba terdampar di sebuah ladang yang begitu luas, tanpa tanda-tanda kehidupan manusia di sekitarnya.

"Ini apa?" gumamnya,

langkahnya ragu-ragu melangkah ke depan. Kesunyian ladang ini menggetarkan hatinya. Arin memandang ke sekeliling, mencoba mencari jawaban atas misteri yang baru saja terjadi.

Hingga dia menyadari, ini adalah dunia dari novel fantasi yang sedang dia tulis.

"Draft-ku?" seru Arin, memeriksa setiap detail di sekitarnya. Dia meraba pepohonan, merasakan tiupan angin yang berbeda, dan menyadari bahwa dunia ini benar-benar hidup. Novel fantasi yang masih dalam bentuk draft kini menjadi kenyataan di hadapannya.

Tak bisa dipercaya, tapi nyata. Arin menyadari bahwa dia terperangkap dalam imajinasi sendiri.

Setiap langkahnya tampaknya menciptakan plot baru, dan halaman-halaman novelnya terus berkembang dengan sendirinya. Kini, dia bukan hanya penulis, tapi juga karakter dalam kisahnya sendiri.

Dalam kebingungan dan kekacauan, Arin merenung. Dia harus menemukan cara untuk kembali pada kehidupan nyata. Namun, di antara halaman-halaman yang tak terbatas, dia harus menghadapi tantangan yang tak pernah terbayangkan.

Ikutilah perjalanan Arin, di mana dunia nyata dan fantasi bertemu dalam kisah yang tak terduga.

Menjadi Figuran : Antara Halaman & HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang