chapter 2

13 0 0
                                    

Chapter 2: "Essence of Celestial Love"

Dalam novel yang Arin ciptakan, berjudul "Essence of Celestial Love," terbentang sebuah dunia surgawi di Kekaisaran Langit, di mana putri-putri langit dihiasi dengan kekuatan esensi yang mampu mengubah alam semesta. Cerita ini membuka tirai kehidupan putri kekaisaran langit, Bella, yang menghadapi takdirnya dalam alur cinta yang rumit.

Putri Bella, dengan kekuatan esensi yang dimilikinya, menarik jatuh cinta kepada sang protagonis pria, seorang manusia bernama William. Cinta yang mekar di antara keduanya menjadi sentuhan magis yang melanggar hukum alam langit yang ketat. Bella, terlena oleh cinta yang merayap perlahan, memutuskan untuk mengorbankan segalanya demi William.

Namun, saat rahasia ini terkuak, Bella harus menghadapi konsekuensi berat. Kekuatan esensi yang sebelumnya menghiasi hidupnya lenyap tanpa jejak, dan setiap tahun yang berlalu menjadikan tubunya tak selalu secantik seperti dahulu yang akhirnya dia menua seiring berjalannya waktu.

Terbuangnya Bella dari istana langit menyisakan rasa kecewa yang mendalam dan dendam dalam hatinya.

Klimaks cerita datang saat William, yang kini menjadi pangeran haram dari Kerajaan Pherom, memutuskan untuk mengambil keputusan besar. Dia membawa pulang putri dari Kerajaan Vagheta dan menjadikannya ratu. Bella, yang masih terjerat dalam cinta tak berbalas, mengharapkan akhir bahagia, namun nasib berkata lain.

William, dalam kegilaannya, hanya menjadikan Bella sebagai selir, merenggut segala harapan dan mimpi yang pernah ia bangun. Kekecewaan Bella semakin bertambah ketika anaknya yang berusia tiga tahun diracun dihadapannya, membuatnya menyaksikan tragedi yang menyayat hati.

Bella, yang awalnya percaya bahwa cinta dapat mengatasi segalanya, kini harus menghadapi pahitnya pengkhianatan. William, yang diidamkannya sebagai sosok penyelamat, hanya memanfaatkannya untuk tujuannya sendiri. Tuduhan sebagai penyihir menghantui Bella, merobek hatinya menjadi serpihan-serpihan kecil.

Tragedi ini bukan hanya sekadar patah hati Bella, tapi juga perjalanan gelap menuju kebenaran yang tersembunyi di balik tirai tipu daya cinta dan kekuasaan. Dalam cerita yang sarat emosi ini, Bella harus menemukan kekuatan dalam kelemahannya, dan intrik kehidupan yang menguak di setiap halaman "Essence of Celestial Love."

®***

Di dalam kamarnya yang dipenuhi aroma buku dan kata-kata, Arin merenung di depan layar laptop tua. Dia merasa beban emosi yang tak terduga merayap masuk ke hatinya, menghantui pikirannya dengan rasa bersalah yang tak terelakkan. Wajah Bella, karakter ciptaannya dalam "Essence of Celestial Love," muncul begitu jelas di benaknya.

"Dunia Bella begitu sulit," gumam Arin, menggigit bibir bawahnya. "Aku merasa seperti telah membiarkannya terjerat dalam penderitaan dan pengkhianatan. Aku egois." Kepalanya terasa berat, dan perasaan bersalahnya mulai menyatu dengan kekhawatiran bahwa alur novel yang begitu rumit bisa terganggu jika dia mengubah takdir Bella.

Namun, di tengah gejolak perasaannya, ada sesuatu yang aneh. Arin merasakan perubahan yang misterius dalam dirinya sendiri. Dia mengangkat tangan ke wajahnya dan merasa kelembutan yang tidak wajar, seolah-olah dirinya sedang berubah menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar penulis.

"Apa yang terjadi padaku?" desis Arin, tercengang melihat refleksi dirinya di layar laptop. Matanya yang sebelumnya cokelat kini bersinar dengan kilauan violet yang tak terlukiskan, dan rambutnya berkilau dengan nuansa ungu yang memancarkan keindahan misterius. Sebuah pengertian menyeruak masuk ke dalam dirinya, menggantikan kebingungan. Arin bukan lagi Arin.

"Kenapa aku merasa seperti putri airyn yang terikat dalam takdirnya?" bisiknya kepada dirinya sendiri.

Setiap langkah yang diambilnya, setiap kata yang tertulis, tampaknya membentuk takdir yang tak bisa dia kendalikan sepenuhnya. Rasa kebingungannya perlahan-lahan berubah menjadi kebijaksanaan yang mendalam, dan dia menyadari bahwa dirinya bukan lagi Arin, melainkan Dewi Keberuntungan yaitu putri Airyn

Arin terbangun dari tidurnya dengan perasaan kebingungan yang membayangi pikirannya. Dia melihat sekelilingnya, dan dalam sekejap, menyadari bahwa semua yang dialaminya sebelumnya hanya sebuah mimpi. Dengan keterkejutan di matanya, dia menemukan dirinya terbaring di tempat tidur yang berhias indah di kamar megah seorang putri – kamar Putri Airyn.

Langit-langit kamar itu dihiasi oleh lukisan-langit yang berkilauan, dan cahaya matahari pagi yang lembut menyusup masuk melalui jendela yang dihiasi gorden transparan. Pakaian tidurnya yang terbuat dari kain sutera lembut dan pernak-pernik emas di sekitar tempat tidur memberikan kesan kemewahan yang luar biasa.

Arin, yang sebelumnya merasa terperangkap dalam dunia fantastis yang diciptakannya, kini harus beradaptasi dengan kenyataan baru bahwa dia tidak lagi menjadi penulis Arin, melainkan Putri Airyn. Dalam keheranan dan kekaguman, dia menyentuh lembut seprai sutera di tempat tidurnya, mencoba mencerna semua yang baru saja terjadi.

"Wah, ini bukan hanya mimpi," gumam Arin kepada dirinya sendiri, memandang keluar jendela dan menyaksikan keindahan taman istana yang terbentang di bawahnya.

Dia merasakan getaran tenang dan keanggunan di sekitarnya, seolah-olah dia telah terbawa ke dalam cerita yang pernah ia tulis.

®***

Seorang pelayan pribadi masuk ke kamar Airyn dengan langkah lembut, membungkukkan diri dengan sopan sebelum memberikan kabar, "Permisi, Putri Airyn. Kaisar Langit telah memanggil semua putri ke aula."

Airyn mengangguk seraya menatap pelayan itu dengan rasa ingin tahu. "Apa alasannya? Apakah ada peristiwa istimewa?"

Pelayan itu menjawab, "Saya tidak yakin, Putri Airyn. Namun, kabarnya pertemuan ini sangat penting."

Airyn segera berdiri dari kursinya, "Terima kasih, Tolong berikan saya waktu sebentar untuk bersiap-siap."

Pelayan itu dengan ramah menjawab, "Tentu, Putri Airyn. Saya akan menunggu di luar." Dia kemudian keluar dari kamar dengan langkah yang halus.

Segera setelah pintu tertutup, Airyn memulai percakapannya dengan dirinya sendiri, "Apa yang bisa membuat Kaisar Langit memanggil semua putri dengan begitu mendadak? Mungkin ini berkaitan dengan takdir Kerajaan Langit."

Dia mulai memilih pakaian yang sesuai dengan suasana resmi, merapikan rambut panjangnya dengan cermat. Saat dia sibuk mempersiapkan diri, pelayan yang setia menunggu di luar kamar.

Setelah Airyn siap, dia keluar dari kamarnya dengan langkah yang penuh ketenangan. Pelayan itu memberikan senyuman lembut, "Anda terlihat luar biasa, Putri Airyn."

Airyn tersenyum, "Terima kasih. Ayo kita pergi ke aula dan lihat apa yang Kaisar Langit inginkan dari kami."

Mereka berdua melangkah menuju aula istana dengan langkah yang penuh keanggunan. Airyn merenung, mencoba menebak alasan di balik panggilan darurat ini. Dalam hati, dia bersiap untuk menghadapi segala kemungkinan "apakah alurnya sudah dimulai?" Batinnya.

Menjadi Figuran : Antara Halaman & HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang