Chapter 5

8 0 0
                                    


Saat ini, Seraphina menikmati secangkir teh yang harum di ruangan istana Vagheta, dikelilingi oleh para bangsawan yang berkumpul untuk acara istimewa. Di ujung meja, dia dapat melihat langsung Putri Isabella dari Kerajaan Vagheta, seorang gadis cantik dengan senyuman anggun yang sering muncul di wajahnya.


Putri Isabella terkenal dengan sikapnya yang angkuh dan sombong. Kecantikannya yang memukau disertai dengan perangai yang sulit dijinakkan, membuat banyak lady bangsawan merasa sungkan dengannya. Terlebih lagi, kabar mengenai pernikahan pertunangan Putri Isabella dengan pangeran William mulai menyebar, membuat Seraphina merasa prihatin atas nasib Elena, yang dulu adalah Bella, yang dijanjikan untuk menjadi putri Duke Agnius.


Meskipun Seraphina menikmati momen kebahagiaan di istana Vagheta, dia tidak bisa mengabaikan kekhawatiran dan rasa sedih yang menghantui hatinya. Elena, yang dulu menjadi karakter utama dalam novel fantasi Seraphina, tampaknya akan menghadapi pengkhianatan dari Putri Isabella yang ambisius dan Raja William yang terpesona oleh pesona Putri tersebut.Dalam keheningan, Seraphina berusaha merumuskan rencana untuk melindungi nasib Elena. Dia tahu bahwa kekuatannya sebagai Dewi Keberuntungan dapat memainkan peran penting dalam menentukan takdir karakter-karakternya. Dengan tekad yang kuat, Seraphina bersiap untuk menghadapi peristiwa yang akan mengubah jalan cerita dan membawa konsekuensi yang tak terduga di kerajaan Vagheta.


Dalam atmosfer yang penuh dengan gemerlap lampu kristal, lady bangsawan berkumpul di sekitar meja teh yang indah. Percakapan yang ramai pun mulai mengalir, mengisi ruangan dengan sentuhan keceriaan dan gosip kerajaan.


Lady Elara, seorang bangsawan berkepala tinggi dengan gaun yang elegan, melirik sekeliling sebelum mengawali percakapan, "Tentu saja, kita semua sangat menantikan pernikahan Putri Isabella. Kabarnya, pangeran William sangat terpukau oleh pesonanya."


Lady Victoria, yang duduk di sebelahnya, menjawab dengan nada setengah bercanda, "Tentu saja, namun saya tidak bisa menyembunyikan rasa heran saya mengenai pilihan pangeran William. Apakah tidak ada lady bangsawan lain yang lebih cocok untuknya?"Lady Elara tersenyum, "Ah, tetapi kita tidak dapat menyalahkan pangeran William atas keputusannya. Mungkin Putri Isabella memiliki pesona yang sulit dipahami."


Sambil menyeka bibirnya dengan serbet mewah, Lady Genevieve, yang duduk di seberang meja, ikut serta dalam percakapan, "Meskipun begitu, saya mendengar ada cerita menarik tentang keluarga Duke Agnius. Sepertinya ada ketegangan di antara mereka dengan Putri Isabella."Lady Seraphina, yang sejauh ini lebih banyak mendengarkan, akhirnya berkomentar dengan bijak, "Kita sebaiknya berhati-hati dalam menilai. Terkadang, cerita-cerita kerajaan dapat lebih rumit daripada yang terlihat."Percakapan pun berlanjut, membahas kabar dan gosip terbaru di kerajaan. Meskipun terlihat harmonis di permukaan, lady bangsawan di pesta teh ini tidak bisa mengabaikan aura misterius yang mengelilingi pernikahan yang akan datang. Di tengah canda tawa dan percakapan ringan, Seraphina mencari cara untuk memahami lebih dalam dinamika di balik pesta teh tersebut.


***

Disisi lain, Elena dan Pangeran William telah menjalin hubungan asmara setelah pertemuan yang tak terduga di sebuah pesta kerajaan. Keduanya terpesona satu sama lain dan dengan cepat merasakan ikatan yang kuat di antara mereka.


Setelah beberapa bulan berlalu, saat matahari tenggelam di ufuk, mereka duduk bersama di tepi kolam istana, tempat pangeran dan putri seringkali bertukar kata-kata cinta. William memandang Elena dengan penuh kasih, "Elena, ada sesuatu yang perlu aku ceritakan padamu. Sebelumnya, aku adalah seorang pangeran terbuang di kerajaan ini."Elena, yang tadinya sedang memandang air kolam, mendongakkan kepala dengan heran. "Seorang pangeran terbuang?" ucapnya dengan rasa ingin tahu.

Menjadi Figuran : Antara Halaman & HarapanWhere stories live. Discover now