3. Sosok Riza

4 3 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Terimakasih:)

Bissmillah

Bissmillah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kini Gabrin dan Riza sudah berada di dalam mobil, di perjalanan hanya ada keheningan. Riza yang menyupir dan Gabrin yang duduk di sebelahnya.

"Kenapa lo cari alamat gue? Lo udah lupa rumah gue, Gab?"tanya Riza sambil menyetir mobil.

"Hehe.. iyalah, 'kan udah lama gue gak kerumah lo lagi,"balas Gabrin.

"Hm.. bener juga! Kan.. lo bisa cari di google map Gab, lupa apa gimana?"ujar Riza.

"Ya gimana lagi, handphone gue gak ada kuotanya! Maklum lah,"jawab Gabrin dengan santai.

"Idih banyak alesan lo, lo 'kan tajir Gab!"imbuh Riza sedikit kesal.

"Terserah gue dong!"jawab Gabrin singkat.

"Hah, iyain lah biar seneng!"Setelah itu mereka berdua pun mengobrol mengenai apa aja lah, Riza yang sibuk tengah menyetir dan Gabrin tengah memainkan ponselnya.

___

Sesampainya di rumah Riza, mobil itu pun memasuki pekarangan rumahnya dan memakirkan mobilnya.

Mereka berdua turun dari mobil dan berjalan ke arah pintu rumah dan membukanya secara perlahan.

"Assalamualaikum,"ucap salam keduanya saat masuk kedalam rumah.

"Waalaikumussalam,"jawab salam orang yang berada didalam rumah.

"Eh, ada nak Gabrin!"sahut Feriana Bella -Ibunya Riza-

"Iya Tante,"jawab Gabrin dengan sopan.

"Bentar Gab, lo duduk dulu aja!"Setelah mengucapkan itu Riza berlalu, pergi kearah kamarnya.

Gabrin pun duduk dikursi ruang tamu.

"Mau minum Gab? Nanti tante buatin,"tawar Riana ramah.

"Boleh deh tante,"jawab Gabrin sembari tersenyum kaku.

Riana pun mengangguk, lalu bergegas kearah dapur untuk mengambilkan minuman.

Riza kini telah kembali keruang tamu, dan duduk di sofa yang ada.

"Oh ya Za, lo masih cuek aja sama tante Riana?"sahut Gabrin tiba-tiba.

Memang dari dulu Riza selalu bersikap dingin dan cuek pada Ibunya sendiri, karena ada kesalahpahaman di masa lalu. Walaupun begitu Riza selalu menghargai dan menghormati Ibunya. Ya walaupun balasannya dengan cuek maupun dingin.

"Ya begitulah! Dah lah jangan bahas itu, bahas lain aja!"ujar Riza tak mau mengungkit.

"Hm.. iya juga! Oh ya, Om Reno kemana? Kok gak keliatan,"tanya Gabrin sembari melihat-lihat.

"Di luar negri,"jawab Riza singkat.

Yap Ayahnya Riza yang bernama Reno El Fasya, selalu pergi bulak balik keluar negri karena ada urusan penting.

"Ohh, tap--"

"Nih minumannya ya Gab, nih juga buat kamu Za! Yaudah saya permisi dulu, silahkan diminum ya! Kalau butuh apa-apa bilang." Setelah memberikan minuman itu ke atas meja, Riana berlalu ke arah belakang.

Gabrin hanya bisa mengangguk dan mengucapkan terimakasih.

Sedangkan Riza tak berekspresi apapun, senyum? tidak, mengangguk? juga tidak, bilang terimakasih? tidak juga. Ya begitulah.

"Sifat lo itu beda banget kalau diluar rumah, beda kalau di sini!"celetuk Gabrin dan langsung meminum minumannya.

"Sudahlah jangan dibahas,"ujar Riza singkat.

"Alah.. jangan dibahas jangan dibahas, terus kita bahas apa! Diem aja gitu?"imbuh Gabrin sedikit kesal.

"Ya apa ke, 'kan banyak!"ujar Riza masih memainkan ponselnya.

"Iya banyak, tapi yang mana dulu?"geram Gabrin.

"Terserah,"balas Riza cuek.

"Malah terserah, kek cewek aja lo!"kesal Gabrin.

Dan begitulah seterusnya, Gabrin maupun Riza kebingungan mau membahas hal apa dulu. Sudah biasa mereka berdua selalu aja begitu, Riza itu sebenarnya banyak ngomong kalau diluar beda kalau dirumah. Terbanding terbalik dengan Gabrin.
Paham kan?

___

Maaf Chapter ini pendek, ya gak ada ide sih wkwkTerimakasih yang sudah mampir dan baca!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Maaf Chapter ini pendek, ya gak ada ide sih wkwk
Terimakasih yang sudah mampir dan baca!

TULUS   [On Going + Revisi] Where stories live. Discover now