Intertwined

119 20 0
                                    

Aku dan Nathan sampai ke sebuah studio tempat olahraga, seingat ku tempat memanah ada tepat disebelah ruang ganti baju.

Nathan mengarahkan senternya ke tengah studio basket yang sudah kacau dengan beberapa bola berserakan dimana-mana.

"Aku duluan" Seruku lalu lari mendahului.

"Ck... Dasar" Nathan menggeleng pelan kemudian berlari menyusul ku.

Aku mengambil kunci didalam tas, lalu mencoba membuka ruangan panah ini.

Cklek!

Pintu terbuka, disertai cahaya petir yang membuatku melihat samar-samar ada seseorang pria yang sedang meringkuk di pojok ruangan.

"Halo" Sapaku sembari mengarahkan senter ku kearahnya.

Dia semakin meringkuk ketakutan dengan wajah yang tidak mau terangkat.

"Tunggu" Nathan menarik lenganku saat menyadari sesuatu.

"Kenapa?" Tukasku dengan tatapan bingung.

"Lihat tangannya"

Mataku teralih, menatap lekat ke tangan pria itu yang membuat tubuhku seketika terperanjat kaget.

Dia terinfeksi mutan...

Melihat seorang pria terinfeksi mutan di hadapanku sendiri, seolah kini sedang menatap diriku dari dalam cermin.

"Permisi..." Panggil Nathan siapa tau dia masih sadar.

Grrr...

Dia mengerang dengan kepala yang mendongak pelan, namun masih terdengar suara isakan tangis.

Bruk!

Pria itu tiba-tiba terkapar di lantai, aku dan Nathan refleks mundur perlahan.

Grar!

Tubuhnya kejang-kejang, dengan beberapa kulitnya yang mulai mengeluarkan gelembung aneh.

Gra!!

Grar!!!!

Tiba-tiba dia berhenti kejang-kejang, namun tubuhnya terlihat semakin membesar.

Nathan yang tidak mau mengambil resiko, mengarahkan senapannya.

Dor!

Cplaz!

Tembakan Nathan tepat mengenai kepalanya, membuat pertumbuhan mutan tersebut berhenti.

"... A--- apa aku juga akan seperti itu?" Tanyaku menatap Nathan dengan mata berair.

"Ssh"
Nathan mengusap rambutku pelan.

"Jangan dipikirkan, ingat tujuan awalmu?" Tanya Nathan mengalihkan pembicaraan.

"Ya" Aku mengangguk pelan, berjalan mengikuti Nathan dibelakang.

"Lihat ini" Nathan berlari lalu mengambil 2 pack penuh anak panah.

"Woah"

Nathan membukakan wadah tersebut, dan memberikan satu padaku. Untuk di coba apakah tajam atau tidak.

Aku mengambil satu lalu mengarahkannya kesebuah dinding.

Aku fokus ke satu titik, dimana saat itu aku melihat sebuah lubang kecil yang seukuran dengan jari telunjuk manusia.

Cplaz!

Panahku melesat cepat, tepat mengenai lubang tersebut, sampai dinding itu terdapat sedikit retakan.

"Skill memanah mu semakin hebat saja" Puji Nathan lalu memberikan semua anak panahnya padaku.

"Ini---" Belum sempat menyelesaikan perkataanku, aku mendengar rintihan dari lubang yang ku panah tadi.

KOTA ZOMBIE 2 (Ambang Kematian) ✅ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang