Chapter 2

8 3 16
                                    

'Dia?!'

.

.

.

.

.

Reyvan's POV

"Hei, katanya kita kedatangan murid baru di kelas kita, lho."

"Benarkah?"

"Iya, katanya ia pindahan dari SMA internsional yang berada di Surabaya."

"Kayaknya dia pinter."

"Ajak gabung grup kita, sabilah, kan?"

'berisik.' batinku seraya menatap malas dan mengalihkan perhatianku ke arah luar jendela. Mereka semua sangat riuh dan bising karena kelas ini akan kedatangan murid baru. Entah apa yang membuat mereka tertarik dengan itu. 'Aku butuh ketenangan sebelum memulai pelajaran!' batinku kesal meskipun raut wajahku biasa-biasa saja.

"Eh, Buk Dini dah datang tuh, cepat duduk!" titah seorang lekaki yang berada di depan kelas. Dia tampak terengah-engah. Sepertinya ia berlari saat menuju ke mari.

Dan mereka semua langsung bergegas menuju kursi masing-masing tanpa perlu disuruh dan itu membuatku lega karena kelas mulai senyap usai peringatan dari lelaki tadi.

"Selamat pagi anak-anak!" Terdengar sapaan selamat dari sang guru yang merupakan wali kelas kami. Aku hanya mengacuhkannya dan melamun ke arah jendela seraya menatap awan yang berbentuk benda yang sangat menarik perhatian. Aku seperti ingin menggapainya dan berpikir ingin menggunakannya saat pulang nanti. Sepertinya aku hanyut dalam lamunanku dan tidak memedulikan apa-apa yang sedang terjadi.

"Reyvan, angkat tanganmu!!" seru seseorang yang membuatku tersadar dari lamunanku.

"pssst, Rey, Buk Dini memanggilmu," bisik temanku yang ada tepat di belakangku.

Aku hanya menanggapinya sekilas dan mengalihkan perhatianku ke arah depan kelas. Lalu aku tidak sengaja menangkap sosok yang ada di sana dan terdiam. Seorang remaja laki-laki yang sedikit pendek dariku. Ia memiliki surai hitam kecokelatan dengan manik hazel yang indah. Ia terlihat sangat familiar bagiku, entah kami pernah bertemu atau hanya kebetulan saja. 'dia!?' batinku saat aku menyadari sesuatu.

"Nah, kamu bisa duduk di sampingnya" titah bu Dini menyuruhnya duduk di sebelahku. Ia hanya mengangguk kecil dan menjalanku ke arah mejaku, lebih tepatnya kursi kosong yang ada di sebelah posisi dudukku. Ia menaruh tasnya di gantungan yang ada di sisi kanan meja dan duduk di kursi sebelahku. Aku meliriknya sekilas dan mendapati suatu kejanggalan yang sama saat aku menyadari sesuatu tentangnya. 'Mengapa ia terlihat sangat mirip denganku' batinku dengan tatapan mengintrogasinya.

"A-ada apa?" Pertanyaan itu hampir membuatku terjungkal kaget karena ia menoleh ke arahku secara tiba-tiba. Sepertinya ia menyadari jika aku menatapnya dari tadi .

"Eh, tidak apa-apa." Aku memalingkan wajahku ke sisi lain. 'Dasar kau, Rey!! Entah apa yang dipikirkan oleh murid baru itu dan malah mengganggapmu aneh!!' batinku menggerutu betapa malunya aku memikirkan anggapnya nanti terhadapku. Aku menatap ke arah papan tulis seraya menatap sosok yang ada di sampingku dengan ujung mataku. Ia terlihat sedang menulis sesuatu, apa itu buku hariannya? Entah apa yang ia tulis...

"Baik anak-anak, mohon dicatat semuanya untuk ulangan minggu depan!" titah sosok yang berada di depan dengan spidol di tangannya. 

"Baik, Buk!"

"Karena Ibuk ada keperluan, jadi kalian ibuk tinggal dan jangan ada yang keluar hingga bel berbunyi. Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya." Buk Dini melenggang pergi meninggalkan kelas.

EvanellWhere stories live. Discover now