Chapter 5

12 3 15
                                    

"Happy Sweet seventeen my little brother, Anell."

.

.

.

.

.

Normal POV...

"Ma, Vira berangkat ke sekolah ya," ucap seorang gadis usai mengikat tali sepatunya lalu mencium punggung tangan mamanya.

"Iya, Vira. Belajar rajin-rajin, ya," ucap mamanya yakni Diana seraya tersenyum tulus pada anaknya. Ia sedang memegang tas suaminya dan menyerahkannya pada Theo.

"Sayang, aku pergi dulu, ya," ucap pria tegap usai mengambil tasnya lalu berjalan ke luar rumah menuju mobil Avanza hitam yang sudah terparkir di depan garasi mobil.

Perbincangan merek terdengar seperti keluarga yang harmonis. Percakapan keluarga harmonis di pagi hari merupakan hal yang diinginkan oleh semua orang. Apalagi bagi seorang anak yang menikmatinya sebagai ritual pagi yang harus ada setiap harinya. Mereka selalu mengawali hari mereka dengan senyuman dan kasih sayang orang tua mereka sebelum pergi sekolah. Betapa bahagianya mereka.

"Hati-hati di jalan," seru Diana pada suami dan anaknya yang berada di dalam mobil. Mobil hitam itu langsung melesat ke luar gerbang. Theo terlebih dahulu mengantarkan Vira ke sekolahnya lalu setelahnya ia langsung menuju kantrnya yang berada di pusat kota Jakarta.

"Vira, tungguin ayah di halte pas pulang nanti, ya. Dan ini," ucapnya lalu memberikan sebuah amplop yang sepertinya berisikan sebuah surat. "Tolong berikan pada wali kelasnya Kak Ell, ya."

Vira menerima amplop itu dan menyalami ayahnya, "baik, yah."

Setelah Vira keluar dari mobil, Theo melambaikan tangannya kepada Vira dengan senyuman terukir di wajah. Setelahnya, Theo langsung tancap gas menuju kantornya. Vira hanya menatap kepergian mobil ayahnya lalu berbalik memasuki sekolahnya.

.

.

.

.

.

Vira berjalan menyusuri koridor sekolah yang berisik karena suara-suara yang dihasilkan oleh sesama murid. Ia langsung bergegas menuju kelasnya yang  berada di lantai atas dengan menaiki tangga.

"Selamat pagi, Vira." Karena terdengar suara sapaan dari arah belakang, Vira langsung berbalik dan mendapati sosok yang tersenyum padanya.

"Oh, selamat pagi juga, Airin." Vira membalas sapaan selamat pagi dari Airin yang merupakan teman barunya di sekolah ini. "Yok ke kelas bareng," ajak Vira dan mendapatkan anggukan dari Airin.

Mereka berdua berjalan pelan menuju kelas mereka sambil berbincang sesuatu. Canda tawa dari keduannya seakan-akan mereka sudah berteman sangat lama, namun mereka hanya dua orang yang baru berjumpa kemarin. Tanpa mereka sadari, sekarang mereka berada tepat di depan pintu kelas X IPA 2, kelas yang Vira tempati di sekolah barunya.

"Oh ya, Vira?"

Vira menoleh ke arah Airin, "ya, ada apa Rin?"

Kring... Kring...

"Ah, tidak apa-apa. Yuk kita masuk, udah bel nih," ajak Airin masuk ke dalam seraya menarik tangan Vira.

Mereka berdua langsung duduk di barisan meja depan dan menaruh tas mereka di sisi samping meja yang memiliki gantungan. Tepat setelah mereka duduk, seorang guru pria berbadan tegap datang dan memasuki kelas mereka. Pria itu berjalan menuju meja yang berada di depan kelas lalu meletakkan bawaannya di atas meja tersebut.

EvanellWhere stories live. Discover now