Chapter 8

4 2 0
                                    

"Mereka yang kepo dengan keluarga orang lain."

.

.

.

.

.

Reyvan's POV...

Aku mendecih kesal karena lupa menanyakan rumah sakit mana Ell dirawat. Aku menghampiri sepeda motorku yang terparkir dan menaikinya. Aku langsung memakai helm dan bergegas keluar dari area sekolah. Aku memikirkan satu rumah sakit yang aku datangi kemarin malam.

'Rumah sakit Mutiara...'

Aku melesatkan sepeda motorku menuju rumah sakit Mutiara. Aku membawanya dengan kecepatan di atas rata-rata. Aku menyalib semua kendaraan yang ada di jalan. Aku tidak peduli meski aku akan didenda karena melanggar lalu lintas.

Aku tiba di rumah sakit Mutiara dan memarkirkan sepeda motorku di parkiran. Aku datang ke rumah sakit ini masih dengan seragam sekolah. Aku bergegas menuju meja adminstrasi dan bertanya pada perawat di sana.

"Permisi, sus. Apa ada pasien dengan nama Ferandra Ryanell Arendellen?" tanyaku pada suster itu.

"Pasien bernama Ferandra Ryanell?" guman suster itu lalu memeriksa nama itu di komputer yang ada di situ. "Ada, ruang ICU sebelah kiri. Dengan siapanya?" tanya suster itu padaku.

"Saya temannya, sus."

"Oh silahkan, dek."

Aku langsung bergegas menuju ICU sesuai dengan arah papan penunjuk yang ada di setiap sudut rumah sakit. Dugaanku jika Ell dirawat di sini ternyata benar, firasatku ia dirawat di rumah sakit ini karena rumah sakit inilah yang paling dekat dengan rumahnya.

Aku tiba di depan ruangan yang bertuliskan ICU. Aku mengistirahatkan tubuhku di kursi panjang yang terdapat di depan ruangan. Aku tahu ruang ICU tidak boleh dikunjungi oleh sembarangan orang, kecuali keluarga pasien. Dan apa boleh buat, aku hanya bisa menunggu hingga slah satu anggota keluarga Ell datang.

Beberapa menit kemudian, datanglah seorang pria tegap dengan seorang gadis di sebelahnya. Aku tahu siapa gadis itu, ia adalah adik tirinya Ell yang diintrogasi oleh Samudra dan Satria saat jam istirahat tadi. Ia menatapku sinis dan tatapan mengapa aku bisa ke datang ke sini.

"Maaf, kamu siapa, ya? Kenapa wajah kamu mirip dengan anak saya?" Pria tegap itu menghampiriku dan bertanya mengapa aku mirip dengan Ell.

"Dia orang gila, yah. Dia sama temannya tadi di sekolah nyeret Vira sama Teman Vira ke atap. Dia yang Vira ceritakan tadi di mobil." Gadis itu menjelaskan kejadian tadi dan menunjukku sebagai salah satu pelaku.

Pria itu tampak memasang wajah marah dan menatapku. "Apa benar yang dikatakan anak saya?" tanya pri itu.

Aku mengangguk karena aku yang menyuruh Satria untuk memanggil mereka, tapi entah mengapa ia malah mereka dengan cara diseret.

Plak..

Sebuah tamparan mendarat di pipi kananku. Ya, pria itu menamparku karena hal yang kami lakukan pada anaknya tadi. Gadis itu menatapku licik dan terlihat ingin menertawakanku saat aku ditampar ayahnya.

"Tamparan ini hal yang pantas untukmu, atas apa yang telah kamu dan teman-temanmu perbuat pada putri saya," ketus pria itu.

Aku hanya pasrah tanpa perlawanan, lagipun, tujuanku kemari hanya ingin bertemu dengan Ell dan bertanya langsung padanya. Aku juga tidak ingin mencari masalah dengan ayah tirinya ini. Pria itu menatapku dengan rasa benci, ia berjalan mendekati putrinya dan duduk berjarak dariku.

EvanellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang