Chapter 6

6 2 0
                                    

"Dasar Udang!!"

.

.

.

.

.

Reyvan's POV...

"Jadi, kenapa lu ma Boss nyembunyiin fakta itu, Rey?"

Ya, itu adalah pertanyaan dari Samudra yang tampaknya sangat penasaran dengan saudara kembarku. Aku hanya bisa menghela napas dan merenungkan sesuatu. Aku tidak tau harus mulai dari mana, 'Haruskah aku menceritakan semuanya pada Samudra?'

"Aargh," geramku sambil mengacak-acak rambutku hingga berantakan.

"Lu dah kenapa pula, Rey?" Ia tampak berkacak pinggang dan menatapku heran. "Kayak orgil, deh."

Mendengar ucapan terakhirnya itu membuatku ingin menghantam dan menyumpal mulutnya itu dengan Cabai Carolina Reaper, cabai terpedas di dunia yang berasal dari Amerika Serikat. 'Dasar Udang, gua sumpal mulut lu baru tau rasa,' batinku seraya menggepalkan tanganku.

"Cepetan cerita," titahnya padaku yang membuat kesabaranku menipis.

"Cerita tentang apa emang?"

"Tentang saudara kembarnya Rey," ucap Samudra tanpa menyadari jika yang menanyakan itu adalah orang lain. "Eh!?-/ K-Kak Satria?!"

"Saudara kembar Rey?" Ya, yang menanyakan itu adalah Satria. Ia berdiri di dekat pintu rooftop sambil melipat keduanya di dada. Ia menatap kami dengan tatapan heran namun tajam. "Sejak kapan lu punya saudara kembar? Bukannya lu anak tunggal, ya?" tanyanya seraya berjalan mendekat ke arah kami.

"Bukan urusan lu," jawabku sarkas padanya.

"Jawab atau gua bakal langsung nanya ke Om Leon," ancamnya dan meraih ponsel yang ada di sakunya.

Aku tidak ingin mengingkari janji pada ayah, apalagi ayah sampai tau kalau aku mengatakan fakta yang kami sembunyikan itu pada orang lain. Aku tidak sanggup membayangkan betapa kecewanya ia padaku. Mau tak mau, aku harus menuruti permintaannya Satria atau ia akan mengadu pada ayah.

"Ya, gua punya saudara kembar, puas lu?" jawabku lebih sarkas dan menatapnya tajam.

"Cewek atau cowok?"

"Cowok, kok kepo banget jadi orang sih." Aku sangat geram dengan tingkahnya yang ingin mengetahui urusan orang lain.

"Biarin, lagian gua heran siapa yang mau jadi kembaran lu, sih. Udah dingin, cuek, jutek pula tuh. Kalo gua yang jadi kembaran lu, udah gua gampar wajah lu biar nggak jutek lagi." Satria menatapku dengan tatapan remeh. Jujur, aku ingin sekali mendorongnya dari sini ke bawah. Tapi karena ia sepupuku, jadi aku mengurungkan niat itu dan berusaha melupakannya.

"Ya, kan, dia aja belum bilang apa-apa tentang saudara kembarnya," ucap Samudra yang dari tadi hanya dia sejak Satria angkat bicara.

"Hmmm." Satria dan Samudra tampak berpikir tentang sesuatu yang pastinya tentang kembaranku .

Aku hanya bisa menghela napas dan mengalihkan pandanganku ke arah lain. Aku sedikit lega sepertinya mereka tidak akan bertanya apa-apa lagi tentang kembaranku. Dan kuharap mereka hanya sebatas mengetahui jika aku punya saudara kembar.

"Ceritakan apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarga lu, Rey," ucap Satria yang membuatku langsung mengalihkan pandanganku padanya.

"Nggak," ketusku dan menatapnya tajam. Sepertinya aku terlalu cepat menarik kesimpulan jika mereka berdua tidak akan bertanya lebih jauh lagi.

EvanellOnde histórias criam vida. Descubra agora