chapter 13

74 7 0
                                    

Oke, continue

Pada malam hari di rumah park , terlihat Doyoung yang lagi duduk di sofa menunggu kedatangan sang kakak.

"Abang mana nya ?kok lama banget?"gumam Doyoung cemberut.

Doyoung melepaskan tas nya ,dan memilih buat mandi , setelah mandi dia pun pergi ke kamar nya.

"Abang Junkyu,Abang sudah siapkan baju Doyoung kan ?"tanya Doyoung sambil mengelap rambut nya.

Namun tindakan nya berhenti , apabila dia teringat kalau Junkyu sudah pergi.

Air mata di matanya mengalir pada kedua pipi nya ,kini Doyoung rindu seorang yang dia bencikan.

"Abang, Doyoung menyesal. Jika Abang masih hidup balik nya."gumam Doyoung menangis.

Setelah selesai menangis ,dia menghapus air mata nya dan memakai pakaian yang ada di lemari

Kemudian turun dari tangga menyapa mad yang lagi siap siap membersihkan dapur.

Bell pun berbunyi, Doyoung berlari seperti anak kecil kemudian membuka nya. Doyoung tersenyum melihat siapa yang datang yaitu park Jihoon Abang nya.

"Abang , akhirnya Abang datang juga. Abang tau gak kalau...

"Kalau kau berantem sama Jeongwoo?"tanya Jihoon memutuskan ucapan Doyoung.

Doyoung yang mau bahas lain jadi tidak jadi ,pasti dia sekarang bakal di marahin habis habisan

"Kenapa diam?wah ternyata benar kalau lu sama dia lagi berantem. Sungguh menjijikan."ucap Jihoon tersenyum sinis.

"Abang,"gumam Doyoung pelan menahan air matanya.

"Kenapa lu ngalah tadi ,kenapa gak berontak saja ?kan lumayan lagian biasanya kan lu suka membully orang nya. Jadi hal begini mah lu bisa lawan."ucap Jihoon tersenyum sinis

"Abang ,tapi dia datang langsung mukul Doyoung dan bawa bawa bang Junkyu. Bagaimana Doyoung gak kesal di bilang sebagai pembunuh."ucap Doyoung di balas tamparan oleh Jihoon.

"Tapi lu yang rencanakan semua ini ,pergi dari sini gw benci lu."ucap Jihoon mengusir Doyoung.

Semua maid di sana pada melihat mereka ketakutan,memang sih Jihoon sama Doyoung selalu berantem tapi untuk beberapa hari di saat Junkyu tiada ,Jihoon jadi jarang pulang dan Doyoung selalu menangis tanpa sebab.

Sedangkan Doyoung,dia masih tidak menyangka kalau Abang nya bakal mengusir nya.

"Jadi Abang ngusir Doyoung?"tanya Doyoung menahan air matanya

"Iya ,itu adalah hal yang pantes buat lu terima!"ucap Jihoon langsung tegas.

Mendengar hal itu Doyoung ketawa kecil ,dia pikir semua bakal membaik ternyata tidak sama sekali.

Doyoung pun melihat lantai dan meneteskan air matanya,kini dia benar benar lemah sekarang.

"Asal Abang tau ,cuman bang Junkyu yang mau nerima Doyoung bahkan menyayangi Doyoung. Harus nya yang gw suruh bunuh itu adalah lu! Bukan bang Junkyu, harus nya lu yang tiada bukan bang Junkyu. Kenapa lah gw ceroboh banget,percuma gw berharap dan cemburu melihat kedekatan lu sama bang Junkyu. Mulai sekarang mari kita akhiri tali persaudaraan kita."ucap Doyoung langsung pergi ke kamar dan mengambil koper kemudian keluar dari rumah itu

Semasa berjalan Doyoung cuman termenung, kini dia lega mengeluapkan sedikit sakit di hati nya.
Hujan turun ,menandakan Doyoung harus meneduh.

Doyoung mencari sebuah tempat neduh , setelah ketemu Doyoung menghampiri tempat itu.

Doyoung mengusap tangan nya , menghangatkan pipi nya dengan kedua telapak tangannya itu.

Hujan turun dengan deras , Doyoung cuman mampu melihat saja ,dia masih kepikiran rasa bersalah.

"Bang Junkyu,aku mohon tolong lah hidup lah lagi. Aku mohon kalau perlu ambil beberapa duit deh agar bang Junkyu bisa balik lagi."gumam Doyoung menangis

Doyoung memukul dadanya dan menutup kedua matanya dengan jari kanan nya itu.

Doyoung menghapus air matanya ,hujan pun mulai redup kini hanyalah rintikan hujan yang tidak deras.

Doyoung pun menarik koper nya ,dia berjalan tidak tau harus bagaimana. Namun tiba tiba Doyoung melihat sosok lelaki yang berada di dalam mobil dengan fokus menyetir sambil menelpon.

"Papah,"gumam Doyoung tidak menyangka akan hal ini.

Dia benar benar melihat papah nya yang di bilang sudah tiada oleh beberapa orang.

Doyoung pun mengejar mobil itu ,namun itu mustahil karena mobil itu sangat kencang.

Doyoung pun juga tidak sanggup lagi mengejar dengan menarik koper tersebut,air matanya masih saja mengalir di pipinya.

Hujan pun kembali muncul , membuat Doyoung melihat langit sambil menutup mata.

Kini Doyoung sudah tidak peduli akan alergi dinginnya,biarkan dia mati dalam keadaan seperti ini dari pada mati dalam keadaan sakit jiwa.

"Bunda ,kenapa gak bawa Doyoung pergi saja dari dunia ini?jika Doyoung di bawa pasti semua ini gak bakal terjadi dan bang Junkyu pasti sangat bahagia. Kenapa bunda ?kenapa gak bawa Doyoung pergi dari dunia ini?"tanya Doyoung kepada langit.

Sedangkan di tempat yang berbeda ,kini David memandangi hujan dari jendela. Dia merasakan hati nya tidak tenang ,namun dia tidak tau harus bagaimana sekarang.

"Kenapa perasaan aku gak enak ,apa yang terjadi?kenapa aku merasakan ada seseorang yang merindukan ku?apa cuman perasaan ku saja?"batin David khawatir.

Pintu terbuka dan terlihat Lee ji Eun yang menatap putra nya itu , kemudian menghampiri David.

"David!"panggil Lee Ji Eun tersenyum manis.

David pun melihat ke belakang dan terlihat ibu nya yang memakai baju putih ,kepala David sedikit sakit bayangan tentang seorang perempuan yang David di panggil bunda pun muncul. Bahkan terlihat perempuan itu mendorong David kecil hingga menabrak meja makan.

"ARGH ,SAKIT KEPALA DAVID SAKIT ?!STOP!!JANGAN SAKITIN DAVID?!"teriak David sambil menutup telinga nya dan memegang kepala nya kesakitan.

Lee ji Eun yang lihat itu langsung pergi dan mengambil air minum , kemudian memerintahkan David meminum nya

Setelah selesai meminum ,David mengatur nafas nya. Lee ji Eun mengusap punggung sang putra nya itu dengan tatapan khawatir

"Ada yang sakit nak ?coba bunda periksa."ucap Lee ji Eun yang di balas tolakan oleh David.

"Bunda ngapain di sini ?kan bunda tau kalau David masih belum ingat,jika bunda bukan bunda David bagaimana?kan gak baik kalau satu atap sama orang asing."ucap David langsung membuat Lee ji Eun tersenyum tipis

Jujur Perkataan David menyinggung diri nya ,dia tau kalau David adalah putra dari suami nya. Namun dia memilih diam karena dia juga sangat sayang kepada Jihoon dan Junkyu, namun selalu saja Jisoo melarang keras Lee ji Eun ketemu putra nya Jisoo.

"Jika bunda bukan bunda nya David ,apakah David bakal ninggalin tempat ini dan pergi dari kehidupan bunda ?"tanya Lee ji Eun tersenyum walaupun hati nya sangat sakit apabila mengucapkan hal itu.

"Tentu , David bakal pergi ke keluarga David. Namun David tidak bakal bisa melupakan kalian , karena kalian lah yang nolong David dari sebuah kecelakaan."ucap David tersenyum.
Lee ji Eun yang mendengar itu menahan air matanya sambil tersenyum , kemudian mengusap pipi David membuat David merasa nyaman.

"Bisa bisa nya Jisoo menganggap anak ini tidak ada , padahal anak ini adalah anak yang terbaik yang pernah aku jumpa."batin Lee ji Eun tersenyum sambil mengusap pipi David.










TBC
Jangan lupa votmen,dan tinggalkan jejak

twins (Jihoon , Junkyu dan doyoung)|Tahap Revisi Where stories live. Discover now