07: Danau malam itu

241 60 1.1K
                                    

“Gue memang selalu bilang gapapa, tapi gue gapernah bilang kalo ini ga sakit.”

-alzaaa

“Seperti Jogja, lo istimewa untuk gue selamanya!”

-alvinregantara

-alvinregantara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Sore itu selepas dari mengerjakan PR yang diberikan oleh Bapak Budi. Alya— berjalan dengan langkah lesu seraya menenteng cardigan hitam miliknya keluar dari gerbang sekolah. Kondisi sekolah Taruna Jaya sudah sepi, bagaimana tidak sepi sekarang saja sudah pukul 3 sore.

Akibat tidak mengumpulkan PR membuat gadis dengan rambut sebahu itu terpaksa berdiam diri disekolah guna mengerjakan PR, jika tidak mengerjakan maka ia terancam tidak akan bisa mengikuti kuis IPS pada besok hari.

Pesanan anda dicancel.

"Udah tiga kali loh! Sumpah!"

"Mau minta jemput sama Bang Leo juga bakalan percuma, dia pasti sibuk." gumamnya pelan.

Perlahan, tapi pasti rintik hujan mulai mengguyur kota Jakarta. Membuat kaki Alya mulai berlari kecil ke arah halte bus, yang tidak terlalu jauh dari sekolahnya. Detik berikutnya sudah terdengar suara hujan deras turun membasahi jalan raya.

Jakarta, Januari pada awal tahun sudah diguyur oleh air hujan. Bisa dilihat sebagian orang pribumi mulai berteduh guna menghindari air hujan.

Sesampainya dihalte, terlihat ada seorang laki-laki duduk dengan tenang. Alya bisa menebak jika kisaran umur laki-laki itu jarak antara 15/16. Seragam putih abu-abu sudah basah serta kacamata hitam bertengger dikedua mata indah laki-laki tersebut.

"Permisi, numpang duduk ya." izin Alya sembari mendudukkan tubuhnya yang sudah basah kuyup tepat disamping remaja laki-laki itu.

"Silahkan, gak perlu pakai izin segala, Mbak. Ini 'kan tempat umum." jawabnya dengan suara bergetar menahan dingin.

"Soalnya lo duduk di sini duluan, makanya gue izin dulu."

"Cewe ya? Atau bukan, sih?"

"Lo pikir gue transgender apa, gini-gini gue cewe asli tau."

"Suara lo berat soalnya dan maaf juga, gue gak bisa liat makanya nanya dulu." laki-laki itu menggaruk-garuk tengkuknya karena malu.

"Sorry gue gatau."

Percakapan keduanya terhenti sampai disitu, setelahnya tidak ada yang memulai topik pembicaraan lagi. Alya, sendiri masih sangat canggung apalagi orang disebelahnya tersebut adalah orang asing.

"Kok diem, Mbak?"

Pertanyaan itu keluar dari laki-laki bernama lengkap Baskara Ranjaya— atau kerap dipanggil dengan Kara.

DUNIA ALVIN: two different people [ON GOING]Where stories live. Discover now