Part 8

656 118 3
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA KEBETULAN SEMATA, DAN MURNI DARI IMAJINASI PENULIS.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN.

Dia pasti sedang bermimpi. Atau berhalusinasi. Atau apapun itu yang pasti semua ini bukanlah kenyataan.

Tapi ini nyata. Bibir lembut yang mencium lengannya itu nyata. Atau bibir lembut yang mencium sekujur tubuhnya itu sudah pasti nyata.

Dia tidak sedang bermimpi.

Dia baru saja melakukan hal yang tidak pernah ia pikirkan bisa ia lakukan.

Dia baru saja bercinta. Memberikan keperawanannya kepada Michael Facinelli.

Kalau bisa mengerang, Ale pasti sudah mengerang saat ini. Tapi sekujur tubuhnya terasa sakit. Dari ujung kepala hingga ujung kaki. Mike benar-benar tidak memberinya ampun sama sekali.

Seluruh sudut kamar dan kamar mandi telah mereka jamah. Bahkan semua posisi dari yang paling nyaman sampai yang cukup ekstrim sekalipun.

Mike yang gila atau bagaimana?

Dan lagi, bisa-bisanya Ale meladeni Mike. Bukannya menendang dan membunuhnya.

Tapi Ale tidak mungkin bisa membunuh Mike meski pria itu baru saja bercinta dengannya. Ale terlalu terlena, terlalu dalam menyukai Mike hingga mau melakukan apa saja. Termasuk diam saat Mike merayunya.

Oh sial. Ini pertama kalinya Ale kehilangan kendali. Tubuhnya seolah bergerak sendiri. Mengatakan iya dan tidak dalam waktu yang bersamaan, terutama saat Mike menyentuhnya.

Brengsek.

Seandainya Ale tidak sesakit ini, dia pasti sudah bangun untuk menghajar pria itu.

Tapi semua sangatlah tidak adil. Mike lah yang bekerja keras memimpin percintaan mereka tadi, tapi Mike juga yang masih segar bugar sampai saat ini.

Lihat saja bagaimana pria itu turun dari atas ranjang, mencium kepala Ale sejenak sebelum pergi untuk menerima telepon.

Pakaian mereka yang berserakan di lantai bawah telah Mike bawa menuju kamar, begitu juga dengan ponsel mereka masing-masing. Menyisakan macbook mereka disana.

Dan beberapa detik lalu ponsel Mike terus berbunyi, sama seperti beberapa jam yang lalu. Sepertinya Carlo lah yang menghubungi Mike, membicarakan tentang urusan mereka dengan Cuervo.

Ale baru ingat jika malam ini Ace akan terbang ke Luksemburg untuk mengawasi Barnard Blancho, sudah pasti Ace mengajak Cesare untuk ikut serta.

Lalu apa Mike akan ikut juga?

Bagaimana dengannya? Apa Ale akan ditinggal begitu saja?

"Lakukan saja apa yang kau yakini baik dan benar.

Terdengar suara Mike yang sedang berbicara.

"Aku tidak bisa ikut kesana." Tambah Mike membuat Ale bernafas dengan lega karena ia tidak ditinggalkan begitu saja.

"Kita akan bahas nanti jika sudah selesai. Sampai jumpa di Roma."

Dan keheningan panjang mulai menyeruak disana. Membuat Ale berdebar, takut jika Mike tahu bahwa ia sudah sadar sepenuhnya dan sedang berpura-pura tidur.

Ale belum siap untuk berhadapan dengan Mike, ia juga belum memiliki kekuatan untuk menghajar pria itu.

Ale yakin Mike telah memberikan sesuatu sehingga ia seperti wanita murahan beberapa waktu lalu. Melolong dan menjerit..

IN & OUT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang