Part 28

508 100 20
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA KEBETULAN SEMATA, DAN MURNI DARI IMAJINASI PENULIS.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN.

"Waah... miss Bloodstone." Sapaan itulah yang menyambut kedatangan Ale ketika memasuki ruangan yang cukup sempit tersebut.

Ada empat orang disana. Andrew, dan sudah pasti sisanya adalah anggota CIA, termasuk Julius yang memang bekerja untuk badan intelijen negara tersebut.

"Saya tidak menyangka bahwa anda akan terlibat kali ini. Tapi jujur saja saya senang, karena sudah lama sekali kami tidak bersinggungan dengan Red Blood."

Ale berdiri di belakang Andrew yang sedang duduk. Tidak ingin diintimidasi sama sekali oleh dua orang anggota CIA yang usianya lebih tua dari Ale.

Sejak dulu Red Blood memang tidak pernah akur dengan CIA maupun FBI. Meski terkadang mereka bahu membahu membagi informasi. Tapi Ale yakin dua orang yang ada disini saat ini tidak menyukai Red Blood, sama seperti sebagian anggota CIA yang lain.

Julius sendiri orang yang netral dan hanya diam saja saat melihat Ale masuk dan berdiri di belakang Andrew seolah ingin melindunginya.

Cih... Julius benci laki-laki yang meminta bantuan pada wanita. Tapi kali ini ia menelan komentar tersebut, sebab berkat pria ini ia jadi bisa bertemu dengan Ale.

Well... bukan rahasia lagi jika Ale adalah anggota Red Blood yang paling banyak dikagumi oleh anggota CIA, baik laki-laki maupun perempuan. Ale cantik dan wajah dinginnya mempunyai daya pikat tersendiri.

Julius bahkan yakin dua rekannya ini sebenarnya mengagumi Ale, mereka hanya menutupi hal itu dengan sikap ketus mereka saja.

"Dia salah satu orang terdekat ku. Aku harap kalian memiliki alasan kuat untuk menangkapnya." Ujar Ale menatap tajam dua lawan bicaranya.

"Kami hanya meminta keterangan darinya maam." Jawab Harry, teman Julius yang rambutnya memutih disana sini. Namun fisik kuatnya membuat Ale berpikir seribu kali jika ingin bertarung fisik dengan pria ini.

Tapi itu tidak mungkin terjadi, jika anggota CIA memukul anggota Red Blood sudah pasti perang besar tidak mungkin terhindarkan.

"Ada satu tahanan kami yang terluka parah dan sedang koma disekitar lantai sebelas gedung rumah sakit ini." Jelas pria itu. Membuat Ale berpikir jika Miranda juga sedang dirawat di lantai yang sama.

"Tapi pagi tadi tahanan ini berhasil mengelabui kami dan melarikan diri. Saat kami melihat rekaman cctv, kami sempat melihat kenalan anda membantu tahanan kami untuk berdiri."

Harry menuding Andrew yang hanya diam saja.

Andrew yang sedang ketakutan mulai mendongak pada Ale. Ia takut kasus kali ini membuat Ale akan mengirimnya lagi ke Cesare dan berpisah dengan Miranda. Padahal Andrew sudah berjanji akan bersikap baik selama ada disini. Mana tahu jika ia harus berurusan dengan CIA.

"Boleh aku libat rekaman nya." Ujar Ale.

"Silahkan."

Sebuah laptop diputar menghadap Ale. Membuat wanita itu membungkuk disamping Andrew agar bisa melihat rekaman itu dengan jelas dan seksama.

"Ceritakan apa yang terjadi saat itu Andrew." Kata Ale pada Andrew.

Sambil sedikit terbata Andrew pun menceritakan kejadian yang terekam tadi pada mereka. Karena ia tidak bisa mengelak, memang dialah orang yang ada di dalam rekaman cctv tersebut.

"Pagi tadi sekitar pukul tujuh, Miranda meminta ku mengantar pakaian kotor sekaligus membeli beberapa buah stroberi. Saat aku hendak berbelok aku tidak sengaja menabraknya hingga jatuh. Jadi aku membantunya berdiri."

IN & OUT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang