Part 30

691 81 7
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA KEBETULAN SEMATA, DAN MURNI DARI IMAJINASI PENULIS.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN.

"Apa?"

Ale mengangkat dagunya menantang pada Mike yang sejak tadi memandanginya.

Pria itu mengulum senyum dan menggeleng, berkutat lagi dengan ponselnya dan membiarkan Ale makan.

Sejujurnya Ale ingin cepat pergi dari tempat ini, dan menjauh dari Mike. Tapi apa daya, tenaganya sudah terkuras habis dan ia sangat kelaparan. Jadi ia menelan rasa malunya dan masih tetap berada disini.

Ale masih ingat jelas apa yang telab terjadi padanya dengan Mike semalam. Jika bukan karena pengendalian diri yang kuat, Mike pasti bisa melihat bagaimana wajah Ale memanas saat ini. Ale bahkan masih bisa merasakan sesuatu dibawah sana, atau bagaimana rasanya ketika Mike memasukinya semalam.

Keras dan kuat.

Brengsek!

Ale mau mati saja rasanya.

Ia bahkan baru bisa bangun pukul sebelas siang, dimana Mike yang tidak berhenti membangunkannya, bahkan menggendong tubuhnya untuk berendam. Menemaninya mandi dan... sialan mereka bercinta lagi disana.

Semalam dan pagi ini memang hari penuh percintaan bagi Ale dan Mike, sampai-sampai Mike juga membantu Ale untuk berpakaian.

Ale lah yang menolak untuk disuapi makan, dan karena itulah Mike jadi punya alasan kuat untuk menatapnya. Membuat Ale risih, dan ketika ia sudah merasa kuat, ia balas melotot pada pria itu.

Satu hal lagi yang mencoba Ale abaikan sejak tadi, yaitu tentang perubahan Mike. Pria ini bukan lagi pria hangat yang ia kenal biasanya. Bukannya Ale tidak suka dengan perubahan ini, Ale hanya belum terbiasa saja.

Mike yang ini masih sama dengan Mike yang biasa ia kenal kok, baik dan perhatian. Hanya lebih banyak diam saja, serta menatap dalam padanya.

Ale tahu semua ini karena Mike cemburu pada Julius, tapi rasanya aneh. Dan semakin membuat Ale berdebar.

"Sudah selesai? "

Pertanyaan yang Mike ajukan membuat Ale tersadar dari lamunannya dan segera menghabiskan waffle nya siang itu. Sarapan yang sangat terlambat membuat Ale menghabiskan semuanya tanpa terkecuali.

"Kau belum mengatakan kenapa kau bisa ada disini semalam." ujar Ale saat Mike membereskan piringnya.

"Apa aku harus bilang?" balas Mike.

"Kau masih marah rupanya."

"Menurutmu aku harus diam saja saat kekasihku makan malam dengan pria lain?"

Ale mendongak karena Mike berdiri tepat di dekatnya, dan ingin meralat perkataan pria itu. Mereka belum resmi menjadi sepasang kekasih, tetapi kalimat protes Ale kembali tertelan saat melihat seperti apa tajamnya tatapan Mike padanya.

"Aku tidak bisa begitu Ale." Bisik Mike saat membungkuk didepannya, merangkum rahang kanan Ale agar hidung mereka bisa bersentuhan.

"Aku menolak perjodohan itu, lagipula ini bukan pertama kalinya oma Vale menyodorkan laki-laki padaku."

"Tapi aku tetap marah, karena aku melihatnya langsung di depan mataku sendiri."

Setelah bicara seperti itu bibir Mike langsung mencari bibir Ale dan memagutnya mesra. Lembut dan juga panas. Membuat Ale langsung terengah dalam detik pertama.

IN & OUT [END]Where stories live. Discover now