⁕ Nyonya Sinting dan Belasan Anak Pembunuh ⁕

43 14 10
                                    


Musim panas sudah tiba. Waktunya liburan keluarga, walau Nolan masih percaya dirinya sebatang kara.

Itu karena Nolan tumbuh di panti asuhan sejak bayi sehingga dia terbiasa dengan cap tersebut. Namun, tiga belas tahun yang lalu saat ia masih berusia sepuluh, Nolan diundang oleh artis senior kebanggaan negeri—Francesca Mori. Ia dikumpulkan bersama 19 anak lainnya dari berbagai belahan negeri. Nyonya Francesca mengaku sebagai ibu kandung mereka—yang membuang mereka acap kali selesai melahirkan, karena tak mau terendus media. Barulah setelah Nyonya Francesca menginjak usia tujuh puluh tahun dan menderita radang sendi sehingga tak bisa berkarir lagi, ia memutuskan untuk mengumpulkan semua anaknya setiap tahun.

Namun Nyonya Francesca adalah ibu yang kurang ajar.

"Hei, Nolan? Apa kau sudah tiba?" suara salah satu saudarinya mengalir ke telinga saat Nolan menjepit ponsel pada bahu. Ia sedang mencari kartu langganan bis. Si sopir mulai meliriknya dengan jengkel melalui kaca pengemudi.

"Ya, ya. Sebentar." Nolan lega saat jarinya berhasil meraba bentuk kartu yang familiar. Ia mengacungkan pada si sopir dengan bangga, memindainya, dan buru-buru turun dari bis.

"Aku di depan pagar," tambahnya, dan mengumpat kecil saat sepatu ketsnya menginjak genangan, menciprati juluran jins yang belum sempat digulung. Terdengar pertanyaan apakah ia tidak apa-apa dan Nolan menampiknya.

Lagi-lagi hujan baru selesai turun.

Kendati ibu kandungnya mengerikan, Nolan menyukai suasana di sini. Semua menyebutnya Bukit Basah—bahkan papan hijau penanda nama wilayah yang baru dipasang itu juga mengganti nama resminya menjadi Bukit Basah. Ini karena curah hujan di sini tinggi—tiada musim tanpa hujan. Musim panas di sini dingin, licin, dan pucat, seperti musim semi gagal yang berkepanjangan.

Tak lama kemudian roda pagar bergulir terbuka. Di baliknya, muncul saudari yang tadi menelepon.

"Jenna!" Nolan melambaikan tangan. Senang sekali melihat kehadiran saudari yang hanya beda 9 bulan. Konon Nyonya Francesca kebobolan saat mengandung Nolan. Di antara 20 saudara (termasuk yang sudah meninggal), ia mendapat predikat 'Anak Lelaki Penyerobot'. Yang lain menyebutnya 'Anak Lelaki yang Tidak Diharapkan'.

Namun, entah kenapa Nolan bersyukur dengan keberuntungannya yang bisa hidup selama tiga belas musim panas traumatis.

Semoga tahun ini juga.

"Sebagian besar sudah datang," kata Jenna. "Tumben. Tapi mereka sepertinya agak antusias karena beberapa mulai membuat rencana."

Senyum Nolan lenyap. Itu tidak terdengar menyenangkan. "Kau terlibat?"

"Aku ragu. Apa lebih baik kita bersama-sama saja, Nolan?"

Pemuda berambut ikal itu mendesah. "Sebaiknya begitu."

Jenna mengangguk. Mereka bersama-sama menutup gerbang sekarang. "Aku khawatir kelompok-kelompok ini akan menjatuhkan lebih banyak korban."

Yah, ini memang bukan liburan keluarga biasa.

Tidak ada yang tahu alasan sesungguhnya mengapa liburan keluarga selalu menjadi hal yang ditakuti dua puluh anak Francesca Mori. Nolan pikir—begitu pula mayoritas saudara—mentang-mentang Nyonya Francesca adalah seorang aktris spesialis film horor, maka ia mendambakan keseruan yang sama pada hari-hari tuanya yang membosankan.

Setiap liburan keluarga, anak-anak yang berkumpul diharuskan saling membunuh.

"Dan ... hei, bagaimana kabarmu? Terakhir kita bertemu saat tahun baru kemarin, kan? Bagaimana, apa kau jadi menginvestasikan hadiah tahun lalu di tetanggamu?"

"Tidak." Nolan mendengus. "Ternyata dia anggota MLM. Untung saja aku berhasil membuatnya jujur saat kami minum-minum bersama."

"Duh, kau mesti berhati-hati. Kau masih bekerja di agensi desain itu kan?"

"Ah, itu ... tidak juga."

Mereka berhenti melangkah menyusuri jalan setapak. Kedua mata kelabu Jenna mengiba padanya. "Aku benar-benar bersyukur kau nggak terjebak tetanggamu itu."

"Yah. Lagi pula, bagaimanapun juga hadiah warisan Nyonya lebih besar daripada gajiku setahun."

Tentu saja acara liburan saling membunuh itu diiming-imingi hadiah. Dengan embel-embel 'warisan yang terbatas', Nyonya Francesca bilang akan membagikan warisan sedikit demi sedikit kepada setiap anak yang mampu bertahan setiap tahun. Ia yang sanggup bertahan hingga akhir maka akan mendapat porsi warisan terbesar—itu pun jika Nyonya Francesca belum meninggal sampai waktu itu tiba.

"Oh, tapi kalian kan bisa menolak!"

Semestinya begitu, andai Nyonya Francesca tidak mengoleksi semua data pribadi mereka dan memiliki kemampuan membekukan tabungan dan segala macam itu.

Ya, kira-kira begitulah gambaran liburan keluarga Nolan setiap musim panas.

Dan sekarang, saat Jenna mendorong pintu utama untuknya, Nolan tahu bahwa sudah waktunya untuk terjun ke medan perang lagi. Hanya saja, kali ini cukup berbeda. Konsep berkelompok itu baru terjadi tahun ini. Sangat meresahkan.

Apalagi saat muncul seseorang dari balik pintu, menodongkan senapan tepat di kepalanya.



⁕⁕⁕⁕⁕⁕⁕⁕

Tema: Liburan bersama keluarga.

REVERIEWhere stories live. Discover now