Terimakasih sudah mengklik part ini.
Absen kamu baca part ini jam berapa?
Btw, kalian asal kotanya dari mana aja?
Wajib follow akunku sebelum baca.
Tandai typo ✅
_________
"Gue kenapa, anjir?
Gak mungkin gue cemburu
Gak mungkin!"
_________"Rivan!"
Mendengar suara yang memanggil namanya, Rivan perlahan menoleh ke belakang saat ia hampir sampai pada pintu masuk kelasnya. Dengan ransel yang digendong di sebelah bahu, ia tanpa sengaja menunjukkan sisi kerennya yang membuat kaum hawa yang ada di situ langsung speechless dibuatnya.
Rivan menoleh malas sedetik kesamping saat melihat siapa yang barusan memanggilnya. Herin dengan rambut yang dikuncir dua berlari-lari kecil menghampiri Rivan. Siswa yang dilewatinya memandangnya kagum karena penampilan Herin yang terlihat menggemaskan. Namun ada juga yang memandangnya iri karena Herin bisa sedekat itu dengan Rivan. Mereka terlalu takut untuk mendekati Rivan karna mendekati Rivan itu bisa berakhir dengan cari mati.
"Ada apaan, Rin?" tanya Rivan mencoba bersikap normal.
Herin tersenyum lebar. "Gimana, sama gaya rambut baru aku? Bagus, nggak?"
Rivan terdiam sebentar memandangi kuncir Herin.
'Norak, njir.' batinnya.
Untuk mempersingkat waktu, Rivan mengangguk saja. "Bagus."
Herin tersenyum puas mendengarnya. "Kamu suka?"
Rivan mengangguk, "hm."
"Bagus deh, kalo kamu suka. Aku pikir tadi norak, hehe, ternyata kamu malah suka."
"Gue masuk dulu kalo gitu. Atau ada yang mau lo bilang lagi sama gue?"
Herin menggeleng. "Nggak sih, cuman..." Ia menggantung kalimatnya sambil berpikir.
"Apa?"
"Hm, Van, itu tadi cewek yang bareng sama kamu siapa?"
"Cewek?"
Herin mengangguk. "Iya, cewek. Tadi kamu bonceng cewek, kan?"
Rivan terdiam sebentar. Ia langsung paham siapa yang sedang dipertanyakan Herin.
"Bukan siapa-siapa."
"Oh, gitu."
"Ada lagi?"
Herin menggeleng.
"Oke, gue masuk dulu, ya."
Herin hanya mengangguk saja walau jawaban yang Rivan berikan masih belum memuaskan perasaannya. Pasalnya tadi ia dan semua siswa yang berada di parkiran melihat Rivan datang dengan membonceng seorang cewek. Herin pernah melihat cewek itu berpapasan dengan dia dan Rivan sebelumnya. Herin yakin, pasti ada sesuatu antara Rivan dan siswi itu. Ia harus mencari tahu.
YOU ARE READING
RIVANDO
Teen Fiction"Takdir itu lucu. Dan dijodohkan sama lo itu adalah bagian dari takdir gue yang sama sekali tidak gue anggap lucu." Rivandoxa Zanendra dengan segala kenakalannya. Menjadi cowok populer membuatnya terlihat nyaris sempurna di kalangan para gadis di se...