01 | BACKINGAN

4.1K 151 9
                                    

— HAPPY READING —


"Mama, tadi aca buatin javier nasi goreng, nanti tolong di kasih ke javiernya ya ma. Tapi Jangan bilang dari aca." Aca menyodorkan sebuah kotak bekal pada seorang wanita paruh baya yang barusan di sebutnya 'mama'.

"Aman ca. Javier gak akan tau ini dari kamu."

Airin, ibunda kandung dari javier itu melayangkan jari jempolnya dan menerima kotak bekal yang dibawakan aca.

"Rajin banget sih anak gadis, pagi-pagi udah masak aja." Puji airin tiba-tiba membuat aca malu.

"Demi javier ma." Bisiknya kemudian terkekeh geli bersama dengan airin.

"Kamu berangkat sekolah sama siapa pagi ini? Mau di antar papa aja gak?"

Airin meletakkan bekal dari aca di atas meja makan, tangannya beralih ke dasi sekolah aca dan merapikannya.

Aca terdiam sejenak, raut wajahnya terlihat seperti tengah berpikir.

"Aca naik bus aja deh ma."

"Yakin sayang?" Tanya Airin setelah selesai merapikan dasi aca.

"Yakin 45 ma." Jawab aca.

Airin tersenyum tipis dan mengusap pundak aca.

"Masih pagi, udah dirumah orang aja."

Keduanya serempak menoleh ke tangga ketika mendengar suara yang tak asing.

Itu javier. Maniknya menghunus tajam pada aca.

"Tatapan kamu itu javier! Masih pagi wajah udah kaya gitu aja. Gimana gak cepat tua coba." Tegur airin dan menarik aca untuk duduk di kursi meja makan.

Javier memejamkan matanya, malas dengan mama nya yang selalu memprioritaskan aca.

Kaki jenjang javier terus melangkah menuju tempat mamanya berada.

Javier mengambil segelas susu yang telah di siapkan airin kemudian meneguknya hingga tandas.

Sesekali maniknya melirik aca yang tengah makan di meja makan.

"Itu, bekal siapa?" Tanya javier menatap airin.

Airin tersenyum. "Buat kamu, mama masakin spesial."

Javier kembali melirik kotak bekal tersebut dan mengangguk.

"Mama ngasih bekalnya sekali sebulan ya." Ujar javier membuat airin terkekeh.

Sebenarnya bukan airin yang memberikannya bekal. Selalu aca yang dengan siap memberikan dan memasakkan nya bekal.

Dan entah mengapa pula, aca hanya membuatkan javier bekal sekali sebulan.

Saat di tanya alasannya, aca beralasan bahwa javier pasti akan bosan jika membawa bekal setiap saat, terlebih lagi javier lebih banyak menghabiskan waktu di kantin bersama teman-teman nya, jadi jajannya pasti lebih banyak daripada memakan bekal.

"Javier, kamu gak serapan dulu?" Tanya airin ketika javier berlalu pergi begitu saja setelah membawa bekal nya.

"Kalau ada dia, javier malas." Jawab nya tanpa menoleh ke belakang.

JAVIECASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang