20:01

9 2 0
                                    

...

Hari ini aku membuka lembar berikutnya dari kisah tentang aku, dan rupanya masih saja ada kamu.

Kemarin, di tengah hujan deras dan padatnya lalu lintas, aku mencari sosokmu dalam riuhnya hujan dan kepalaku. Tak kutemukan keberadaanmu. Mungkinkah kamu sedang berteduh pada nyaman yang lebih memberi jaminan? Atau mungkin kamu sebetulnya tengah bersembunyi agar netraku tak dapat memanahmu?

Padahal sudah kubuang berlembar-lembar kertas kusut yang tersemat namamu dan segala harapan yang nyatanya hanya semu. Sudah kukubur dalam-dalam segala tentang hadirmu. Kutenggelamkan semua ingatan yang pernah aku simpan dengan penuh rasa. Lalu kenapa?

Saat ragamu bahkan tak mampu lagi aku cari, saat mulutku tak lagi sanggup memanggil namamu bahkan dalam mimpi, mengapa retakan hatiku yang berserakan masih saja merintihkan namamu dalam pilu?

Mungkin memang benar, aku ini pandai sekali melukai diri. Kusayatkan ribuan luka pada diriku sendiri hanya agar aku tak menyakiti dirimu. Memangnya siapa kamu? Sepantas itukah kamu kupertahankan dalam kegetiran? Aku terus saja bertanya pada apapun yang aku temui.

Guntur menggelegar, melarangku mengharap dirimu lagi. Hujan datang membantuku agar segala tentangmu dapat hanyut ke laut saja. Namun aku bisa apa?

Entah kemarin, hari ini ataupun esok, kamu masih saja diam-diam aku sebut dalam sanubari. Fiksi yang kuciptakan sendiri dalam sepi.

--renjanalara
...

15/02/24

[ Maafkan aku, mungkin bait-bait berikutnya pun, masih saja tentang kamu. Karena hanya dalam larik yang kuramu, aku dapat memelukmu. ]

to my blue, from me--kelabu.

Renjana Lara [ Slow Update ]Where stories live. Discover now