Dua.

22.6K 1.3K 6
                                    

2

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

2.| RENCANA AWAL DIRA.

Kini matahari sudah mulai tenggelam. Hari pun mulai gelap. Dira turun dari kamarnya untuk melihat keadaan rumahnya dengan Elvano. Saat tiba dibawah, lalu-lalang maid terlihat memenuhi rumah.

Elvano memang keturunan keluarga kaya. Itu juga yang membuat Indira dijodohkan oleh Ayahnya, karena saat itu kondisi perusahan keluarganya sedang bermasalah. Dan hanya keluarga Elvano lah yang bersedia membantu mereka.

"Permisi, Elvano udah pulang, bik?" Tanya Dira pada seorang maid yang melintas didekatnya.

Maid tersebut menunduk. "Benar, Nona. Tuan Elvano sudah pulang sedari tadi"

Untuk panggilan maid kepada Dira, itu dia sendiri yang memintanya. Ia terlalu merasa tak panas dipanggil nyonya.

"Dimana dia Sekarang?"

Maid itu kembali menjawab. "Tuan Elvano berada di kolam renang belakang, Nona." Setelah itu, Maid tersebut pamit kembali melakukan pekerjaannya.

Dira mengangguk. Kemudian tersenyum tipis. Ini saatnya memulai misi pertama.

Seingatnya, sebentar lagi Alana akan kemari bersama Sekala, Abyan, Sonya, dan Violetta, sahabatnya. Mereka akan melaksanakan kerja kelompok. entahlah, bisa-bisanya semua tokoh penting di Novel disatukan dalam kelas yang sama.

Awalnya Dira ingin mencegah Alana dan yang lainnya datang. Tetapi itu terdengar mustahil, jadilah ia memutuskan untuk mencari rencana yang lain.

Sepertinya, Dira akan membuat kesan buruk pada Alana.

~••~••~••~••~

Disinilah mereka semua Sekarang. Duduk melingkar di atas karpet berbulu lembut dengan meja kaca ditengahnya. Sedari tadi Dira sudah memandang Alana sinis.

Di novel, nanti akan ada adegan dimana Elvano mencium pipi Alana. itu sebenarnya salah Sonya, yang dengan sengaja mendorong Alana, memisahkan Alana dari Sekala yang duduk berdampingan. Posisinya Alana ditengah, disamping kanan Sekala dan disamping kiri Elvano.

Jika di novel Indira hanya diam menahan api cemburu, maka Sekarang ia akan mencegah segala perilaku Sonya yang tentunya merugikan dirinya. Sepertinya ia juga akan mengibarkan bendera peperangan pada Sonya.

"Materi tugas kita udah Lo catat, Ta?" Tanya Abyan seraya mengeluarkan laptop nya.

Violetta mengangguk. "Udah, poin pentingnya juga udah gue rangkum."

"Ehm gais, gue ambil minum dulu, ya." Dira berucap disela-sela mereka yang sedang menyiapkan alat tulis. "Alana, bisa tolong gue, ga? Gue butuh Lo buat angkat camilan." Tambah Dira.

Alana yang sedang menundukkan kepalanya sontak terkejut. Di novel Alana memang digambarkan sebagai gadis lugu yang berfikiran polos dan berada dari keluarga kelas rendah.

"A-aku?" Tanya Alana memastikan. Dira mengangguk.

Alana memilin jarinya. "E-mm e-mm.."

"Udah gapapa, kamu bantu Dira, ya. Dira tuan rumah, kita harusnya bantu dia, bukan ngerepotin dia." Kata Sekala setelah mengusap kepala Alana. Alana mengangguk.

Dira dan Alana sudah berada di dapur. Sedari tadi, Alana mencuri pandang kepada Dira. Gadis itu merasa heran, aura tak sedap terasa saat berada di dekat Dira.

"A-aku bawa apa, Ra?" Tanya Alana saat melihat Nampan berisi gelas dan Minuman. Juga Nampan yang berisi camilan serta buah-buahan segar yang sudah dipotong.

Dira menoleh sekilas. "Lo bawa minuman!" Jawab Dira ketus.

Alana mengangguk. Kemudian mengangkat nampan tersebut. Alana berjalan duluan, diikuti Dira dibelakangnya.

Saat hendak melewati Elvano, Dira dengan sengaja menyenggol sebelah tangan Alana. Alhasil, gelas-gelas tersebut jatuh mengenai pundak Elvano. Jangan lupakan minuman tersebut tumpah membasahi Rambut Elvano.

"Oh astaga.." seru Violetta kaget. "Masa ngangkat gitu aja Lo ga becus!"

Elvano memejamkan matanya. "Alana?" Gumamnya lirih.

Elvano itu tempramental, ia susah sekali mengendalikan emosinya. Dira tersenyum tipis. Berhasil.

Alana menatap Dira tak percaya. "I-indira? Kamu k-kok dorong aku?"

Dira meletakkan nampan yang dibawanya. "Lo fitnah gue? Lo aja yang ga hati-hati bawa nampan nya"

"Enggak! Aku tahu kamu yang dorong lengan aku!" Alana menatap Dira tak percaya.

"Heh, Lo ga usah fitnah teman gue, deh. Ngaku aja kalo Lo memang ga becus ngangkat begituan!" Violetta berujar sinis. Sebagai teman, ia tak terima Alana menyalahkan Dira.

Sedangkan Sekala hanya terdiam. Ia tak tahu harus membuat apa sekarang. Ia pun masih tak percaya Alana menumpahkan Minuman ke kepala Elvano. Oh jangan lupakan Gelas yang pecah membentur lantai.

Sonya pun tampak tak peduli. Dia malah merasa senang karena bisa lebih lama duduk disebelah Sekala. Tadi dia pindah saat Alana pergi ke dapur.

"Kalian semua, PERGI DARI RUMAH GUE SEKARANG!" bentak Elvano, ini sebuah penghinaan baginya. Sekalipun dia mencintai Alana.

Alana menatap Elvano takut. "El, A-aku.."

"PERGI!"

Sekala langsung menarik Alana meninggalkan rumah Elvano. Dia merasakan sebentar lagi Elvano akan marah besar. Langkah Sekala diikuti oleh Abyan, Sonya dan Violetta.

Dira tersenyum. Dia berhasil!

Bersambung.

Anindira's New WorldWhere stories live. Discover now