Sembilan.

17.3K 922 171
                                    

9.| INSIDEN DI KANTIN (2)

Sepanjang pelajaran Dira hanya diam menatap dalam guru yang sedang menjelaskan di depan. Gadis itu bahkan tidak mengindahkan kedua sahabatnya yang sedang bergibah di belakang. Yang dibahas mereka pun tentang Alana yang katanya dibawa ke rumah sakit karena tubuhnya sangat lemas. Cihh.

Dira sungguh jengkel luar biasa dengan gadis lemah itu. Perkara tadi pagi membuat dia harus di bawa ke rumah sakit? Apa kabar dia yang terjatuh berkali kali. Fyuhh, lemah.

Sonya menyenggol lengan Dira berniat mengajaknya ikut bergibah dengan mereka. Gadis itu menoleh sekilas menanggapi Sonya. Dia tidak tertarik sedikitpun dengan perbincangan mereka.

"Psttt, Raa.. gabung dong," bisik Violetta yang duduk sendiri di belakang mereka.

"Iya, Ra. Lo diam-diam bae dari tadi." Tambah Sonya.

Dira mendengus. Baru hendak ikut bergabung, suara mengintruksikan dari guru di depan membuat ketiga gadis itu membeku sejenak.

"Hei! Kalian sedang apa di belakang?" Sergak Pak Malvan selaku guru Ekonomi.

Sonya dan Violetta menyengir lebar. Dira menatap ngeri Violetta yang memandang pak Malvan penuh binar. Pak Malvan memang guru termuda dan tertampan di sekolah ini. Eh?

"Hehe. enggak, kok pak," jawab Violetta tanpa melunturkan senyumnya sedikitpun.

Entah kemana keberaniannya tadi, kini gadis itu tersenyum tidak enak melihat Pak Malvan menghampiri meja mereka. Violetta buru-buru merapatkan tubuhnya ke laci meja agar pak Malvan tidak melihat isi laci miliknya.

"Apa yang kamu sembunyikan, Violetta?" Guru muda itu menatap Violetta penuh selidik.

"Hehe," Violetta terkekeh garing. "Aman kok pak. Lebih baik bapak jelasin aja lagi materinya. Em sampai mana tadi guys?" Seru Violetta membuat teman sekelas buru-buru mencibir gadis itu.

"Jadi kamu tadi tidak mendengar penjelasan saya?" Guru berkemeja batik itu bertanya dengan nada tinggi. Hal itu berhasil membuat penghuni kelas terlonjak kaget. Pasalnya, guru muda itu jarang sekali meninggikan suaranya.

"Kalian bertiga tidak mendengarkan saya tadi?" Ulang pak Malvan.

Dira hendak membantah, sebelum Sonya lebih dulu mengeluarkan suaranya. Detik itu juga Dira rasanya ingin mengetukkan kepala Sonya dengan tas ransel miliknya.

"Kalian bertiga, HORMAT BENDERA SEKARANG!"

Suara tinggi pak Malvan membuat ketiga gadis itu berlari terbirit-birit. Seseorang diantara mereka yang tak lain adalah Dira hanya pasrah saat diseret Sonya hingga nyaris tersungkur.

Alih alih menjalankan perintah pak Malvan, Sonya malah menarik Dira ke arah kantin. Setelah memilih meja, Sonya dan Violetta malah meninggalkan Dira seorang diri yang kini sedang menggerutu menyumpahi keduanya.

"Kita bertemu lagi,"

Dira menatap seseorang yang baru saja duduk disampingnya. Gadis itu mendapati Nathan yang sedang menatap dirinya intes.

"Lo yang datengin gue." Celetuk Dira menanggapi.

Nathan mengangguk seperti menyetujui perkataan gadis itu. "Hm, mungkin."

Dira tidak menjawab lagi. Mood gadis itu mendadak anjlok melihat Elvano yang sedang menatap dirinya penuh selidik dan penuh permusuhan. Seolah dirinya sedang melakukan dosa besar. Apalagi dia sedang kedatangan tamu bulanan, itu membuat dia tambah merasa jengkel.

Tapi agaknya Nathan menyadari kesalnya gadis itu. Cetusan pemuda itu membuat kening Dira sukses berkerut bingung.

"Pasti lagi datang bulan, ya?"

"Kok lo tau?" Tanya Dira menggebu-gebu. "Lo nguntitin gue, ya? Lo stalker, ya?"

Mendapati hujaman pertanyaan itu membuat Nathan gelagapan seketika. Nathan berdehem menetralkan suaranya.

"Oh, gue asal nebak aja, sih." Jawab Nathan sambil mencoba tenang.

Dira akhirnya memilih mengangguk meskipun dia masih tidak percaya. Sepertinya Nathan ini perlu di selidiki lebih lanjut. Gadis itu masih cukup penasaran dengan sosok Nathan sebab di novel seorang Nathan tidak pernah ada. Entah karena ini melalui sudut pandang Dira, jadi tidak terlalu dijelaskan karena dia hanya seorang figuran.

Brak

"Jauh-jauh dari istri gua."

Setelah menggebrak meja, Elvano langsung menarik Lengan Dira secara tiba-tiba. Violetta yang kala itu sedang mengangkat nampan bakso panas langsung tersungkur membuat bakso itu berserakan di lantai. Apalagi kuahnya yang masih panas itu langsung tumpah mengenai Dira dan Violetta.

"Akh,"

"Ssh,"

Ringisan kedua gadis itu membuat Elvano maupun Nathan teralihkan. Nathan menatap Dira penuh khawatir, apalagi Sonya yang baru saja sampai. Sonya menatap mereka kaget dan heran sekaligus.

Karena Dira sudah di bopong oleh Nathan, Sonya buru-buru menatap sekeliling yang sekiranya bisa dimintai tolong. Netra gadis itu terpaku pada Pak Malvan yang baru saja memasuki area kantin. Dengan cepat gadis itu berseru meminta tolong.

"Pak Malvan, tolongin teman saya!"

Pak Malvan mengedarkan pandangannya. Dia mengayunkan tungkai kakinya menuju kearah Sonya yang sedang melambai-lambai kan tangannya. Jangan lupakan Violetta yang masih tersungkur dengan sebelah tangannya yang mulai melepuh.

"Ada apa ini?" Tanyanya datar, namun jelas menunjukkan ketegasan.

Sonya menggeleng cepat tanda tidak ingin membahas lebih dulu. Dirinya kepalang khawatir apalagi saat melihat pipi Violetta yang sudah dibanjiri air mata. Jelas saja, kuah bakso itu masih sangat panas tadi.

"Jangan bahas Sekarang, pak. Tolongin Vio dulu," pinta Sonya.

Pada akhirnya pak Malvan benar-benar menggendong Violetta ala bridal style. Violetta menyembunyikan wajahnya pada dada guru tampan itu. Sonya berdecih setelah mengusap kedua pipinya, dasar modus. Bisa-bisanya Violetta mengambil kesempatan dalam kesempitan, apalagi keadaan sedang kacau begini.

Sonya mengalihkan pandangannya kearah Elvano yang masih diam di tempatnya. Gadis berkucir kuda itu menarik napasnya dalam, sebelum akhirnya mengayunkan kedua tangannya menampar keras pipi laki-laki jangkung itu. Sonya tidak mempedulikan lagi jika Elvano akan membalasnya.

Kepala laki-laki itu tertoleh. dia mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan bercak darah. Jelas pukulan Sonya kuat, dulu dia sudah sangat sering menampar orang, ekm.

Kepalan tangan Elvano hampir membalas perlakuan Sonya pada pipi kanannya. Dengan disaksikan oleh seluruh siswa yang sedang berada di kantin, Seseorang menahan kepalan tangan Elvano.

Sonya membuka matanya. Sontak saja dia langsung bertatapan dengan Sekala yang menatapnya rumit.

"Lo?!" Elvano menatap Sekala menyalang. "Lepasin gue!"

Sekala tidak mempedulikan seruan Elvano. Sekala malah salah fokus pada Sonya yang menghindari tatapannya. Apa yang terjadi dengan gadis itu?

dia lakuin ini karena kasihan aja, kan?

Bersambung.

Pelan pelann uyy komennya. Baru ditinggal sehari uda tembus aja 130 komennya. Syok akutuh 😭😣.

Next nya 170 komen dongg. Oh iya, sekalian koreksi dialog atau Narasi tulisan ku yang salah, biar bisa diperbaiki, okeyy.

dahhh, segitu dulu. See u prennnn👋👋

Anindira's New WorldOù les histoires vivent. Découvrez maintenant