Tiga.

22.2K 1.3K 23
                                    

3

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

3.| NASI GORENG.

Dira mengikuti langkah Elvano yang menuju ke kamar milik keduanya. Dilihatnya Elvano yang berjalan ke arah lemari untuk menyiapkan pakaiannya. Ya, Elvano akan mandi.

"Biar aku aja yang nyiapin pakaian kamu" ucap Dira menghentikan pergerakan Elvano. Elvano menoleh sekilas kemudian berlalu dari hadapan Dira.

Dira hanya mengangkat bahu acuh. Tak peduli dengan respon Elvano. "Lebih baik gue siapin bajunya aja" gumam Dira.

Dira sibuk mengamati baju-baju milik Elvano. Dia bingung. Rata rata baju Elvano hanya kaos berwarna hitam saja. Setelah beberapa lama sibuk mengutak-atik lemari milik Elvano, tatapannya jatuh pada hoodie berwarna Abu-abu. Dira lantas menarik Hoodie itu.

"Celananya training aja ga sih?" Batin Dira bingung. Kemudian menarik satu training asal.

Dira terkekeh pelan. "Hoodie dipadukan Training, cocok deh. Ini juga udah malam."

Tiba di bagian celana dalam, pipi Dira sontak memerah. Haruskah ia menyiapkan Pakaian dalam suami nya itu?

Dengan mata tertutup, Dira menarik celana dalam milik cowok yang merupakan suami nya. Eh, suami Indira maksudnya.

Setelah meletakkan pakaian Elvano ditepi kasur, Dira melangkah keluar berniat menyiapkan Makan malam.

~••~••~••~••~

Usai dengan ritual mandinya, Lantas mendekati Ranjang karena menemukan sepasang pakaian. Bibir Elvano tertarik membentuk senyum tipis saat menyadari sesuatu.

Tanpa berlama-lama, Elvano mengenakan pakaiannya. Setelah itu, ia bergegas menuju ke dapur untuk melaksanakan makan malam.

Lagi-lagi Elvano dibuat terkejut. Terlepas dari kejadian sebelum dia membenturkan kepala Dira ke ujung meja, kini Dira sangat berubah.

Walaupun bukan anak manja, Elvano tau kalau Dira tak bisa memasak. Tapi ini, dia terlihat sangat lincah saat mengaduk sesuatu di wajan.

Elvano mendadak salah fokus melihat leher jenjang Dira yang terekspos dikarenakan rambutnya yang digulung dan dijepit dengan jedai. Elvano lelaki normal, dan ini tidak baik untuk kesehatan dirinya.

"El, kamu udah lama?" Tanya Dira saat menyadari kehadiran seseorang dibelakangnya.

Elvano hanya berdehem menjawab.

Dira mengangguk menanggapi. "Maaf ya, makannya ketunda sebentar. Masakan aku belum matang" Menyengir pelan, Dira mendekat kearah Elvano.

"Cocok, ga salah pilih nih gue bajunya" gumam Dira pelan sambil mengamati pakaian Elvano.

"Apa?" Tanya Elvano heran. Dira menggeleng.

"Kamu tunggu di meja makan, aku mau nyiapin makan malam kita." Ujar Dira sembari berbalik meninggalkan Elvano.

Elvano pun terlihat sangat menurut. Elvano merasa ada yang berbeda dari dirinya.

Sembari menunggu Dira, Elvano memilih untuk memainkan ponselnya, sekaligus meminta maaf kepada Alana perkara tadi. Tadi dia hanya refleks saja.

Alana Bianca.
Anda: maaf untuk tadi, Ca. Aku reflek bentak kamu. 20.02

Setelah menyempatkan untuk mengirim Alana sebuah chat, Elvano langsung mematikan ponselnya saat merasakan pergerakan di sampingnya. Ternyata itu Dira yang meletakkan sepiring Nasi Goreng dengan toping Telur dan Timun.

"Em, kalau rasanya kurang, aku minta maaf ya El. ini juga pertama kali aku belajar masak." Jelas Dira yang merupakan kebohongan. Jelas, sebelum memasuki Raga Indira, Dira sudah sangat sering memasak dirumahnya. Orang tuanya yang jarang pulang, ditambah ART yang hanya membersihkan rumahnya hingga petang- membuat Dira menjadi sosok yang mandiri. Terlepas dari kemandiriannya, ia sangat bersyukur, karena kini ilmu yang dipelajarinya dulu sangat berguna disini.

Itu bukan berarti orang tua Dira tak menyayangi dirinya. Sebelum sukses seperti sekarang, Ayah Dira- Mahesa pernah difitnah membunuh seseorang. Itu membuat Ayahnya dikeluarkan dari pekerjaannya. Hidup mereka susah, Bunda nya- Celsie pun hanya seorang ibu rumahtangga. Tak ada penghasilan untuk membantu perekonomian keluarga mereka. Hingga akhirnya, Celsie ditawarkan bekerja dibutik seseorang hingga diangkat menjadi orang kepercayaan pemilik butik itu.

Saat sudah sukses pun, mereka masih memiliki musuh yang tak tahu apa masalah mereka. Mahesa tak membalas, dia hanya meminta kepada Celsie dan Dira untuk tidak menyebarkan kebencian membuat dendam seperti keluarga mereka.

Balik lagi kemeja makan, Elvano dengan sedikit keraguan, menyendok nasi goreng tersebut kemudian memakannya. Keningnya berkerut merasakan sesuatu.

"Ini kan masakan-" Elvano menggeleng. Kemudian menyuapkan Lagi sesendok nasi goreng. Rasanya tetap sama.

Elvano menatap Dira tajam. "Jujur, ini masakan Lo?"

Dira mengangguk. "Iya, kamu bisa tanya maid yang kebetulan ada disana saat aku masak"

Elvano menatap Dira lekat. Masakan Dira, persis seperti masakan mendiang ibunya.

Bersambung.

Anindira's New WorldWhere stories live. Discover now