[ 9 ] ❤

31.2K 2.3K 259
                                    


Max dengan lembut membawa istrinya untuk duduk di kursi. sekarang mereka berada di Mansion, padahal Max sempat mengajak istrinya pergi untuk makan di sebuah Restoran tapi Azura menolak lebih memilih pulang.

Azura masih terbayang dengan mata obsidian hijau pria itu yang menatapnya tajam jelas terlihat ada amarah di sana yang sama sekali tidak di mengerti.

Tapi di sisi lain ia merasa beruntung datang di waktu yang tepat, jangan sampai suaminya Maxmilian terlibat masalah dengan orang itu.

Apa lagi perempuan yang menyandang sebagai sekretaris dari pria itu terlihat sekali tujuannya menggoda suaminya.

Memilih menyandarkan kepalanya pada meja, Azura termasuk orang introvert. Setiap pergi keluar entah mengapa membuatnya badannya cepat sekali lelah atau hilang tenaga.

Di dunia ini ia harus menyesuaikan diri untuk bertemu orang orang.

Max duduk di samping istrinya dengan tangan membawa coklat yang di gemari istrinya itu.

Sebelumnya Max Meninggalkan istrinya dan berinisiatif memgambil stok coklat yang ia sediakan sehari setelah pernikahannya.

Max menyodorkan coklat di atas meja tepat di depan Mata Azura, seulas senyum terulas di bibir Max ketika Azura dengan riang membuka bungkus coklat."kamu memang yang terbaik!"riangnya memasukkan coklat ke dalam mulutnya.

tak lama bibir Azura mencebik kesal menatap suaminya jengkel, Max yang di tatap seperti itu jelas heran."Apa rasa coklatnya tidak enak Dear?"tanya Max tak enak lantas lansung mengambil coklat bekas gigitan istrinya dari tangan Azura.

Azura mengerjapkan matanya terkejut apa yang sedang di lakukan suaminya, padahal masih ada satu kotak coklat baru mengapa harus memilih bekas gigitannya.

Tak ada yang aneh dengan rasa coklatnya membuatnya lega" rasanya enak tidak ada yang aneh Dear"

"i-iya memang rasanya enak aku hanya kesal dengan penampilan wanita tadi, dia mencoba menggodamu. Dasar wanita penggoda apa apan bajunya tadi! "kesalnya dengan pipi menggembung dan itu terlihat lucu di mata Max terlihat seperti tupai.

Jadi apakah istri kecilnya ini sedang mode cemburu Max dengan gemas mengangkat tubuh Azura yang terasa ringan untuk duduk di pangkuannya.

Jelas hal yang di lakukan Max membuat Azura kaget"istri kecilku cemburu saat ini rupanya" ucap Max di seratai kekehannya.

Azura mengganguk tanpa ragu" jelaslah kamukan suami aku. punya aku. ya milik aku, enak aja dia gatel banget sama kamu"

"pokoknya aku kesel jangan ketawa" dengan hidung kembang kempis meluapkan emosinya.

Max jelas senang dengan ungkapan istrinya apa lagi sudah menandai kepemilikan untuknya, Max dengan gemas mengecup pipi Azura.

Cup

Cup

Cup

"keinginanku memilkimu semakin besar Azura" batin Max.


Azura menahan wajah suaminya di sertai tawa, dengan gemas mengacak rambut suaminya membalas," ya ampun ganteng banget sih suami aku" kagumnya, bukan terlihat berantakan malah terlihat semakin tampan.

Max tentu saja membiarkan Azura memgacak rambutnya kegiatan ini sungguh menyenangkan untuknya tak tiggal diam tangannya memeluk pinggang ramping istrinya posesif.

                            *****

Sementara di lain tempat,"t-uan Maaf saya berbuat kesalahan"ucap wanita itu menunduk dalam, di sertai rasa takut di sebuah ruangan mewah.

Sean dengan wajah dinginnya mengepalkan tangan dengan gigi bergemeletuk membelakangi" kau, ku Maafkan hal tadi bukanlah tugas bagimu Lia" ucapnya.

"tinggalkan saya sendiri dan benahi cara berpakaianmu yang menjijikan itu di hadapanku sekarang"ucapnya melepar Vas bunga.

Prank

Tanpa babibu wanita itu langsung meninggalkan tempatnya. Lari terburu buru.

"laki laki yang tunduk pada seoramg wanita hanyala lelaki yang bodoh"ucapnya di sertai seringaian.

"Maxmillian kukira kau rekan yang pintar tapi ternyata tebakkanku meleset"

                            *****

Max mengusap pelan surai istrinya yang masih setia duduk di pangkuannya."jangan usap usap nanti aku mengantuk Lian"ucap Azura dengan mata sayunya besandar pada dada bidang suaminya, Max menunduk mudah sekali menidurkan istrinya ini. Max memang sengaja ingin menghabiskan waktu berdua dengan memeluk Azura sepuasnya di tempat tidur. Hanya itu saja tidak lebih.

"tidurlah tidak akan ada yang menggagumu sayang"dan Azura menolak" gak masih sore nanti pusing, gimana kalo kita Main Game"

Ucap Azura membenarkan posisi duduknya di pangkuan suaminya pegal dan tentu gerakan Azura yang sepontan membuat Wajah Max memerah menahan sesuatu" Dear, bisakah kamu diam" ucap Max tentunya Azura menatapnya tanpa dosa." ya udah aku pegal mau turun" merasa sesuatu tak nyaman.

Azura sepontan turun dari pangkuan suaminya, dan Max membiarkan itu menahan sesuatu yang sudah bangun karena ulah Azura.

"Ayo kita main game?"tanyanya sekali lagi, teringat di sudut ruangan Max menyimpan PS dari pada diamkan lebih baik menghabiskan waktu dengan bermain bersama.

Lagipun Azura sudah kehabisan kata untuk di jadikan topik bersama Max.

"baiklah kita bermain tapi ada syaratnya..."mata Azura berbinar senang" Apa syaratnya cepat katakan Lian?"Max tersenyum lembut "bagaimana jika pemenang harus meminta sesutu pada yang kalah ?" ucap Max berniat membalas istri polosnya.

Azura menyukai tantangan tentu saja mengangguk antusias bukankah akan jauh lebih seru.

"boleh. kita main Ps jauh lebih seru kemarin aku ingat saat kita berjalan jalan mengelingi Mansion"

"dengarkan dulu Dear, permintaan apapun kamu tidak boleh menolaknya"Azura terlanjur senang tanpa berpikir panjang menarik tangan Max" Iya aku sudah menerimanya jadi ayo jangan duduk mulu~" terdengar memelas di telinga Max.

"kamu berat loh" ucap Azura, ketika Max tak bergerak sedikitpum dengan tarikannya.

"kasih aku tenaga dulu untuk berjalan, di sini" tunjuk Max pada pipinya.

Azura mengulas senyum" Gak mau kamu harus kalahin aku dulu di game"

Ternyata istrinya kecilnya ini perhitungan" baiklah sesuai apa yang kamu katakan Dear jangan menyesal"

                            *****

Dua orang pria berumuran saling rebut memencet bell terlebih dulu.

"Biarkan saya saja Antonio sebagai besan yang bai---"

"tinggal pencet bell nya Mas!" geram kedua wanita yang tak lain istri dari keduanya.

"iyah kapan masuknya ini bapak, bapak" menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal melihat kehebohan kedua pria yang tak lain Dario Ayahnya.

Masalahnya ia pegal memegang dua tas yang cukup besar sebagai hadiah untuk Azura dan Maxmillian.

Antonio, Adelio saling melirik tersenyum pada istrinya masing masing.

"lama tinggal pencet bell" ujar Elizabet membuat kedua pria itu mau tak mau menyingkir.

"Alah gak usah pencet bell tinggal masuk ini kan rumah adek bund" ceplos Devan yang tentunya mendapat pukulan dari sang Ayah.

••••••••

Spam nexnya √√√

Akhir akhir ini, Day sibuk sama kerjaan harap maklum karena lebih memilih jaga kesehatan apa lagi posisi ngeratau☺.

400 vote + spam nexnya 100 semangat lanjut.


Votenya❤
See you nex time

 My Husband Is Possessive [novel]  ~ ENDWhere stories live. Discover now