Lima belas [O]

78 12 1
                                    

𝘑𝘯𝘨𝘯 𝘭𝘶𝘱𝘢 𝘷𝘰𝘵𝘦 𝘺𝘢𝘢!
𝘉𝘪𝘢𝘳 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘪𝘨𝘢 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘣𝘰𝘰𝘬 𝘯𝘺𝘢𝘢!¡ ✩

              ✴

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠!¿ 💤

.

.

.

.

.

.

.

"Huh, btw gmn lu bisa kepisah sama sori? Dan yg lain nya? " tanya frost, mereka berdua masi beristirahat di tempat dimana kematian gempa. Dan jujur mayat gempa masih berada disitu.

"Em, tadi kita ngedenger ada suara musik piano gitu, akhirnya kita samperin arah dari bunyi musik nya. Tapi kita lupa sama sori yg masih di belakang.. Ini memang kesalahan kita maaf frost, dan tadi gue nyari sori dan malah kepisah sama yg lain nya, eh aku malah nemuin.. Ya tau lah..." jelas panjang lebar oleh sopan.

"Hem.. Gapapa itu bukan sepenuhnya salah kalian" balas frost sambil sesekali melirik mayat gempa.

"Apa kita tidak ada niatan untuk mencari mereka? " ucap sopan

Frost berpikir sejenak, ia pikir² tempat ini cukup berbahaya untuk mereka. Jadi frost memutuskan untuk mencari mereka semua. "Yaudah, ayo cari mereka. Eh, Sebentar" ia mengeluarkan sebuah kain putih yg lumayan panjang, tanpa basa basi ia menutupi mayat gempa dengan menggunakan kain tersebut.

"Ayoo" ucap frost

"Ya ayo frost" balas sopan dengan senyuman nya.

.

.

.

.

Taufan terus berjalan menghampiri sumber suara piano tersebut sampai tidak sadar jika 2 orang yaitu, sori and sopan sudah tidak berada di belakang nya.

Gentar juga masih berada di belakang Taufan. Ia melihat sebuah piano yg cukup besar. "Gak ada orang.. " ucap nya lirih

"Yeah.. Huh, perasaan ku gak enak" ucap taufan cemas. Ia melihat ke belakang dan benar saja dugaan dia karena sedari tadi tidak ada suara dari mereka berdua.

"Sopan sama sori mana?! " Taufan sangat panik karena ia sudah di tugas kan oleh frost untuk menjaga sori. Ia yakin frost akan marah pada nya jika tidak cepat menemukan sori.

Gentar juga ikutan panik dikarenakan sopan yg ikutan menghilang. "Huh?! Perasaan mereka tadi ada di belakang gue! Tapi sekarang gak ada anjir" ucap nya sepanik panik nya.

Taufan berusaha tenang karena jika mereka panik tidak akan menghasilkan sesuatu. "Huh, ayo gen kita cari mereka. " ucap Taufan serius, yg sudah tidak peduli dengan suara piano tadi.

Gentar menganggukkan kepala nya. "Ya, ayo" akhirnya mereka berdua kembali ke tempat tadi.

Tetapi yg anehnya ada sebuah tembok  yg besar yg menghalangi jalan mereka. "Lah? Perasaan tadi kita ngelewatin jalan ini deh pan" gentar di buat bingung dengan situasi ini.

Taufan ikutan bingung, memang benar tadi mereka melewati jalan tersebut. Tetapi sekarang ada sebuah tembok besar yg menghalangi nya.
"Ini aneh.. " lirih nya.

.

.

'Secret Psychopath - IST'Where stories live. Discover now