bab 2 "husni,remember me?"

7 6 0
                                    

Husni? Apa itu kamu?" ucap gadis itu pelan. Ya, gadis yang sedari tadi berada di roftoop adalah Leandra. Murid baru yang menggemparkan kelas Husni pagi tadi adalah Lea.

Gadis itu penasaran dengan pria yang menutup pintu tadi. Lea segera berlari keluar melihat siapa pria tadi namun ternyata nihil. Tidak ada siapapun disana, hanya dirinya. Lea melangkah menghembuskan nafasnya berat, padahal ia sudah berharap bertemu dengan orang yang amat ia rindukan. Rindu?? Tidak, Lea segera menarik perasaan itu. Bukan rindu, melainkan marah dan ingin mencabik-cabiknya saat bertemu!

"Aku kira itu kamu panda ... Ya tuhan, kalaupun aku berjodoh sama dia, aku pasti dipertemukan kok sama kamu sebelum waktu aku habis..." lirih Lea sambil menatap langit yang mulai menggelap karna mendung. Namun dilain tempat ada seseorang yang mendengarnya.

Lea memutuskan untuk kembali ke kelasnya. "Eh Le, lo darimana?" tanya Shela teman baru sekaligus teman sebangku Lea. "Gue dari roftoop." Balas Lea langsung duduk disampingnya.

"Salut sih gue sama lo, Le. Ini baru hari pertama lo kesini tapi lo kemana-mana ngga minta ditemenin." Ucap Shela sambil bertepuk tangan membuat Lea terkekeh pelan. Ya walaupun Lea dan Shela baru saja kenal, Lea bisa merasa kalau Shela adalah teman yang baik, teman yang asik. Lea beruntung bisa duduk bersama dengannya. Beda dengan siswi yang duduk dipaling ddpan pojok. Ia tidak ingin berkenalan dengan Lea, bisa dibilang sombong(?).

Lea sebenarnya tidak masalah jika gadis itu tidak ingin berteman dengannya, namun apa salahnya jika untuk berkenalan? Pikir Lea kita semua teman sekelas bisa bareng-bareng, ternyata tidak. Gadis itu yang tidak menyambut Lea adalah Velisa. Gadis pintar namun sombong dan menyebalkan. Ia dikenal dengan kepintaran dan wajah yang cantik, bakat yang bagus. Namun tidak dengan sikap yang sombong dan memilih-milih teman.

Lea membuat posisi tangan menjadi bantal untuk tumpuan kepalanya. Ia ingin tidur sejenak menghilangkan rasa grogi dia. Tidak butuh waktu lama Lea pun terlelap pada tidurnya. Ini sudah menjadi kebiasaan Lea disekolah lamanya.

•••

Jam istirahat siang pun berbunyi. Banyak siswa dan siswi yang berhamburan dari kelasnya. Ada yang menuju kantin, ada yang menuju musholla untuk menunaikan ibadah, ada yang mulai memainkan basket di lapangan. Shela langsung menggeret Lea menuju kantin karna perut Shela sudah berisik sejak tadi.

"Le, lo harus cobain deh bakso Mang Budi soalnya enak banget!! Baso paling enak sejagat raya nya SMA Arwana hahaha" jelas Shela dengan wajah exitednya. Entah exited untuk promosi bakso atau exited untuk makan baksonya. "Yaudah gue mau deh satu. Tapi jangan kasih sayur ya, gue gak suka soalnya." Shela hanya memberi reaksi jempol lalu segera mengantri makanan nya.

Lain sisi Lea yang mencari tempat duduk kosong untuk mereka makan disana. Tak butuh waktu lama, Shela sudah membawakan dua mangkok baso yang super duper aroma nya enak banget bagi Lea yang baru mencium aromanya.

Saat hendak makan baksonya tiba-tiba ada segerombolan anak laki-laki yang bercanda melewati Lea dan Shela. Mereka mengambil posisi duduk di sebrang meja Lea. Lea melihat wajah-wajah baru satu persatu, Lea kaget bukan kepalang melihat ada teman semasa kecilnya disini.

"Benar! Itu benar Husni!" batin Lea berteriak.

"Shel, mereka siapa?" tanya Lea basa-basi. "Oh mereka dari kelas MIPA 1, kenapa emangnya?" tanya Shela balik menanya. Lea menunjuk pada pria yang paling tinggi. "Oh itu namanya Husni. Dia pintar, cuman sayangnya jarang interaksi sama orang-orang. Dibilang cuek sih ngga, cuman dia kayak ngebatasin aja gitu. Terus dia tergolong orang-orang pintar disini." Jelas Shela mengenalkan Husni.

"Orang pintar tuh kayak semacam dukun ya?" ucap Lea nyeleneh. "Gak gitu juga maksudnya Leaaa. Orang yang terpilih ikut olimpiade disekolah ini. Ada tiga anak, Husni salah satu nya."
"Dua lagi nya siapa?" tanya Lea kepo sambil memakan baksonya. "Velis sama Alvino. Kalo si Alvino punya kembaran dia, cuman emang jarang bareng aja. Tuh lo liat orang yang duduk samping Husni itu kembarannya Alvino, nama nya Alvin. Muka mereka mirip tapi ngga dengan badannya hahaha..."

"Lo jangan berharap kalo Alvino badannya gemuk begitu. Ngga cuy dia lebih cakep! Bukannya gue mau body shamming ya, tapi emang kenyataan nya begitu. Mereka kadang dijailin, untung si Alvin anak nya kaga baperan jadi dia kaga marah. Tapi dua-duanya cakep semua sih menurut gue" Ucap Shela panjang lebar. "Lo naksir ya?" Shela hanya tersenyum, lalu ia mendekatkan dirinya ke telinga Lea sambil berbisik, "Alvino udah gue keep ya!" kedua nya tertawa tidak memperdulikan sekelilingnya.

Saat Lea dan Shela asik tertawa, Alvin menotice suara tertawa kedua gadis di seberangnya. Alvin langsung heboh ketika melihat Lea. "WOI ITU MURID BARU NYA!" tunjuk Alvin ke Lea dengan suara lantang. Lea yang merasa dirinya sekarang jadi pusat perhatian ia langsung pura-pura acuh tak mendengarnya.

"Astaga Alvin, bikin malu aja!" Gerutu Lea dalam Hati.

"Woi cewe berkepang dua! Lo kan murid barunya??? Kenalan boleh dong" goda Alvin yang membuat kantin ricuh bersiul-siulan. "Eh gentong! Lo gak usah kepedean ya! Temen gua kaga mau ya kenalan sama lo!" ucap Shela sadis. "Eh biting minus! Gausah sok tau lo!" balas sengit Alvin.

"Eh lu berdua bisa nggak sih kalo ketemu gausah marah-marah begini? Plot twist lo berdua jodoh deh kayak nya." Ucap asal Farhan yang membuat mereka menertawakan Alvin dan Shela.

"Najis gue suka nya sama abangnya bukan sama adeknya njir!" gerutu Shela pelan. "Udah yuk Le, gue males disini" Ucap Shela dengan muka badmood nya. Mereka berdua kini beranjak pergi meninggalkan kantin. Shela langsung menggeret temannya agar cepat pergi dari sini. Namun saat melewati meja Husni, Lea sempat berhenti membuat Shela ikut berhenti menatap Lea penuh tanda tanya.

"Husni, remember me?" tanpa terduga Lea mengucapkan seperti itu. Yang lain langsung bersorak menyomblangi Husni. Husni sendiri kaget dengan gadis di depan nya ini. Namun Husni ya Husni, pria datar tanpa ekspresi. Husni tampak terlihat tenang di sana, namun banyak pertanyaan dibenaknya.

"Waduh Huss kayaknya ada satu cewe lagi nih yang bakal otw deketin lu haha!" ejek Farhan. "Yang satu belum kelar masih jadi beban sehari-harinya Husni eh dateng satu lagi. Kocak banget hidup lo Hus" sambung Alvin. "Velisa punya saingan euy sekarang. Setelah sekian lama akhirnya ada yang naksir Husni terang-terangan begini." Robbi berdesis.

"Gue cuman tanya dia" "Gue gak kenal lo." Ucap Lea dan Husni bersamaan. Lea menatap Husni tidak percaya, apakah Lea dilupakan oleh Husni? Apa hanya cuman 11 tahun tidak bertemu Lea langsung dilupakan seperti itu.
Tapi sepertinya benar, Husni benar-benar lupa dengannya. Buktinya Husni menatap Lea biasa saja seperti orang jengah. Lea sedikit kecewa, ia merasa malu dengan jawaban Husni. Terlebih lagi disini banyak teman-teman Husni yang menatap Lea. Gadis itu segera pergi meninggalkan tempat.

"Gan, dia kenal lo. Lo bener ga kenal dia?" tanya Alvin dengan ragu. "Gue bener ngga kenal dia." Ucap Husni final.

•••








LeandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang