bab 16 the last chapter

14 4 0
                                    

Pagi itu suasana pemakaman tampak sejuk, tak sepanas hari biasanya. Langit kelabu yang menemani proses pemakaman seorang Husni Pratama berjalan lancar. Banyak orang yang bersedih di sana. Lea, Farhan, Alvin dan teman-teman Husni ikut mengantar ke tempat peristirahatan terakhir Husni. Semuanya kini harus belajar mengikhlaskan kepergian seseorang yang begitu baik pada mereka.

“Lea, Alvin ayo pulang. Mendung, sebentar lagi hujan.” Ajak Shela melihat Lea yang masih menangis sedari tadi. Sedangkan Alvin, ia sedari tadi banyak diam, tak seperti biasanya. Ia sesekali meracau mengatakan ‘Harusnya gue ada disaat terakhirnya dia’ memang, pada malam itu Alvin tak mengikuti acara sekolah.

Gadis dengan pakaian serba hitam kini mendongak menatap Shela, “Duluan Shel, gue masih mau disini nemenin Husni.” Lirih Lea dengan suara yang sudah serak. “Pulang dulu yuk? Besok kita kesini lagi jengukin Husni.” Bujuk Shela dengan lembut. Lea masih tak berkutik sama sekali, ia masih enggan untuk bangun dari sana sampai-sampai ada sebuah tangan yang menyodori kedepan dirinya. Lea melihat milik siapa tangan itu ternyata milik Vino, kembaran Alvin.

“Jangan di tangisin terus, dia pasti sedih liat lo nangis begini Le.” Ucap Vino dengan terhenyak. Pasalnya Vino juga bisa dibilang teman dekat Husni saat masih hidup. “Lea, pulang yuk? Kasian tubuh lo udah ngga vit dari kemarin. Sekarang istirahat dulu ya? Husni bakal seneng liat kamu baik-baik aja.” Jujur saja Lea juga sudah lelah dengan tubuh nya yang menangis terus, namun ia masih enggan untuk meninggali tempat ini. Rintik kan air hujan mulai turun ke bumi, satu persatu orang telah pergi meninggalkan pemakaman. Sekarang tinggal tersisa Lea sendiri. Sebelum hujan mulai deras Lea ingin berpamitan.

Lea memegang papan yang bertuliskan nama Husni Pratama, ia mengusap lembut nama itu. Air matanya jatuh pada gundukan yang sudah di penuhi bunga-bunga yang harum. “Hus, Lea pamit ya? Lea seneng bisa kenal Husni. Adanya Husni disini Lea bisa ngerasain cinta pertama dari sahabat sendiri. Terima kasih Husni you are my first love.”

Gadis itu perlahan mulai beranjak pergi dari sana, di satu sisi ada sosok yg sedari tadi melihat Lea sedang mendatangi rumah nya. Sosok itupun tersenyum menatap punggung Lea yang semakin menjauh dari rumah nya ini.

'Terimakasih Leandra, aku selalu menyayangi mu sampai kapan pun itu, you are a special person in my life'

•••

Diary Lea

Buku ini hampir usang, aku selalu tak sempat menceritakan kehidupanku yang sekarang. Rasanya sudah seperti biasa saja, tak banyak yang inginku ceritakan lagi. Hidup tak se-menarik dulu. Tak ada yang ingin kucari lagi, semuanya sudah kutemukan meski harus hilang lagi.

Satu hadiah yang membuatku harus tetap bertahan untuk hidup adalah sekotak hitam yang Husni berikan untukku. Mau tahu apa isinya? Selembar kertas dengan harapan yang belum Husni capai. Aku akan mengabulkan satu persatu keinginan Husni yang belum sempat tercapai. Sudah menjadi tugasku disini untuk membalas kebaikan Husni.

Husni, aku ingin bercerita. Sekarang aku sedang kuliah, aku janji aku akan lulus dengan nilai yang baik lalu wisuda! Aku tifak akan menyiakan kesempatan ini. Oh iya bagaimana kabarmu Husni? Apakah baik-baik saja di sana? Aku sangat  merindukanmu, sangat amat merindukan! Jika ada waktu senggang, aku akan mengunjungimu sesekali.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LeandraWhere stories live. Discover now