bab 13 shela

5 6 0
                                    

Mereka semua sudah mempersiapkan diri karna besok adalah hari anniversary sekolah. Ada banyak lomba-lomba dan hiburan yang tersedia. Husni dan Lea mengajukan diri untuk bernyanyi di panggung nanti. Mereka sekarang sedang berlatih bernyanyi bersama. Husni bagian memainkan gitar dan Lea bernyanyi. Banyak orang-orang yang menikmati lagu yang di bawakan mereka. Bahkan sampai ada yang berteriak sambil mengatakan ‘Pasangan cocok’  pada Husni dan Lea, namun keduanya hanya fokus pada latihan karna besok sudah hari H nya.

Sedangkan Shela, ia hanya menjadi penikmat acara saja. Si kembar Alvin dan Alvino mereka bernyanyi dan bermain piano. Kebetulan Alvin yang anaknya agak absurd tetapi dia lihai dalam bermain piano. Alvin harus membuktikan bakatnya besok malam.

Kalau Farhan... jangan ditanya bagaimana sibuknya osis ketika mendekati hari acaranya. Farhan hampir tiga hari ini tidak masuk dalam kelas karna saking sibuknya mempersiapkan acara.

“Le, lo udah ada dressnya buat besok?” tanya Shela. “Udah dong! Lo gimana?” tanya Lea balik. “Udah Le. Gue exited banget besok! Soalnya gue bakal pake dress yang mamah gue bikin!”

“Wahh senangnya pake buatan mamah! Pengen juga dibikinin baju sama mamah” ucap Lea dengan nada murungnya. “Minta aja mumpung mamah kamu masih ada Le, kalo gue udah ga bisa makannya gue se-exited ini!” Lea tak tahu jika ibunya Shela sudah tidak ada. Lea menyesal telah mengatakan seperti itu. “Sorry Shel gue gatau.” Lirih Lea pelan. “Santai aja, lagi pula apa salahnya meninggal Le? Setiap orang juga pasti akan mengalami hal itu.” Ucap Shela dengan tenang. Tak lama kemudian datang Husni yang menjemput Lea untuk pulang. “Eh Shel, gue duluan ya!” pamit Lea. “Iya Le, hati-hati!”

“Eh Hus, aku hari ini baru tau kalo Shela ternyata anak piatu... aku ga sengaja ngomong ga enak.” Ucap sedih Lea. “Emang kamu ngomong apa ke Shela nya?” tanya Husni penasaran. “Aku minta di buatin baju sama mamah karena aku kepengen denger cerita Shela yang katanya dibuatin dress sama mamah nya. Terus Shela bilang ‘buat aja selagi mamah kamu masih ada’ jujur sedih banget dengernya.”

“Wajar Shela bilang begitu. Oh ya jangan lupa, aku juga mau minta Mamah Ranti buatin baju buat aku ya? Kita harus punya baju samaan sih!”

“Loh loh loh? Kenapa ngga minta sama Mamah kamu aja?” tanya heran Lea. “Ya gamau? Ga boleh ya?” tanya Husni sambil memasang muka memelas. Lea tertawa melihatnya, “Hahaha nanti aku tanya dulu ya sama mamah aku. Kalo dia mau nanti aku kabari deh!” Husni menghembuskan nafas lega, ia takut jika tak boleh.

•••

Shela gadis beribu mood yang kini baru saja sampai di rumahnya. Shela langsung berlari masuk ke dalam rumahnya yang nampak seperti di acak-acak dengan seseorang. Siapa lagi kalau bukan Ayahnya?.

“Shela! Keluar kamu! Dimana kamu nyembunyiin duit nya!” teriak Hasan, ayah Shela. Hasan adalah ayah kandung Shela yang tak peduli dengan anaknya yang hidup sendiri. Shela yang diam-diam mengambil kerja sampingan untuk biaya hidupnya, malah Hasan dengan sesuka hatinya mengambil duit jernih payah kerja Shela.

Shela tak pernah bercerita dengan teman-temannya tentang hancurnya keluarganya. Semuanya ia simpan sendiri, ia bekerja paruh waktu pun tak ada yang tahu. Shela tak ingin ada yang mengetahui, Shela malu dengan hidupnya yang hancur.

“Ngapain dateng lagi? Kehabisan duit?” ucap Shela dengan tenggorokan yang tercekat. Shela tak ingin jadi anak durhaka, namun Shela lelah jika terus seperti ini. Shela harus melawan agar ayahnya pergi.

“Kurang ajar kamu! Berani-beraninya kamu bilang begitu sama ayah!” bentak Hasan pada anak satu-satunya. “Kenapa? Ayah butuh hormat dari saya? Ga bisa yah.” Ucap Shela dengan akhir kalimat yang ditekankan.

Satu tamparan melayang tepat di pipi halus Shela. Rasa pedas dan sakit menjalar di pipi halus Shela. Ia menahan nangisnya, berani nya seorang ayah menampar anaknya sendiri.
“Kamu harusnya bersyukur bisa hidup didunia ini! Ngga kayak mamah kamu yang lemah!”

LeandraWhere stories live. Discover now