bab 4 ribut

6 5 0
                                    

Hari ini hari kedua Lea bersekolah di SMA Arwana. Pagi ini Lea hendak berangkat ke sekolah. Ia berniat untuk menunggu ayahnya di luar gerbang rumahnya. Namun dari jauh nampak seseorang yang familiar dimata Lea. Benar! Itu adalah Husni.

“Husni!” teriak Lea yang menghentikan pria dengan helm hitam dan motor ninja merah yang besar. Husni sempat menepi ke pinggir jalan, tepatnya dihadapan Lea. “Mau bareng?” tawar Husni pada Lea. Lea sempat kikuk, ia bertanya-tanya apakah ini benar Husni atau bukan. “Eh.. emang nya boleh? Kan aku cuman-“ belum sempat menyelesaikan ucapannya Husni mulai mengegas motornya hendak jalan. “EH IYAA AKU IKUT!” ucap final Lea.

“AYAH LEA BERANGKAT SAMA HUSNI YA! BYE AYAH TERSAYANG.” Teriak Lea dari luar sana. Husni sedikit menyunggingkan senyumnya dari sebalik helm. Untung saja Husni menggunakan helm, jika saja sudah banyak orang yang melihat senyum manisnya.

Dalam perjalanan mereka saling diam, tidak ada yang membuka percakapan. Tapi Lea tidak suka keheningan alhasil ia memberanikan diri untuk berbicara dengan Husni.

“Husni beneran lupa sama aku?” Ucap Lea membuka obrolan. Husni mendengarnya namun Husni tak menjawab pertanyaannya. Bagi Husni sekalinya di tanggap nanti akan berlebihan seperti Velisa.

“Hus kenapa ngga jawab? Kamu bisu ya?” Husni menambah kecepatan motornya. Membuat Lea semakin erat memegang seragam Husni. “Kamu mau mati bareng sama aku ya naik motor balap-balap begini?” sewot Lea.

Pagi ini Lea berangkat bersama dengan Husni, membuat seisi sekolah gempar. Bagaimana tidak gempar, seorang Husni Pratama membonceng seorang gadis. Berita itu terdengar sampai telinga ke Velisa dan teman-teman sekelas Husni. Mereka baru saja sampai parkiran, Husni melepaskan helm yang ia kenakan lalu merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan karena helm. Lea menatap Husni terpana atas ketampanan sobat kecilnya.

“Ngapain lo masih disini?” suara Husni mengagetkan Lea. “Em...anu..” “Cepat masuk, mau bel.” Setelah mengatakan itu, Husni melewati Lea yang masih berdiri disana. “Aku ngga mau ngemis-ngemis minta kamu buat kenal aku, aku ngga maksa kamu harus kenal aku. Tapi yang aku mau cuman kamu harus ingat kalau aku teman semasa kecil kamu.” Entah nyali sebesar apa Lea berkata seperti itu pada Husni. Pria itu hanya bisa diam berhenti mendengarnya tanpa membalas sama sekali. Lea berlari mendahului Husni ia rasa dunia akan segera kiamat.

•••

“Bilang sama gue kalo lo berangkat bareng sama tuh murid baru??” Baru saja Husni duduk di tempatnya sudah disuguhi pertanyaan oleh Alvin si kepo akut. Lantas Husni hanya menganggukkan kepalanya. Alvin dengan sikap alay nya malah pura-pura kaget sampai menutup mulut nya yang menganga.

“Gausah lebay.” Ucap Husni datar. Tanpa ba-bi-bu Alvin langsung menggebrak meja Husni membuat seisi kelas terkejut kaget. Rentetan kata kata mutiara keluar dari anak-anak kelas untuk Alvin sekarang. Orang yang melakuinya hanya fokus pada Husni sekarang.

“Ceritakan!” Alvin memasang wajah serius. Husni hanya menghembus nafasnya pelan, malas menghiraukan temannya yang satu ini. “Lo kayak cewe banget, apa-apa pengen tau terus.” Desis Husni menatap Alvin kejam. “Ya lo gak biasanya gitu??? Apalagi ini murid baru. Apa jangan-jangan lo kenal sama dia???” Rentetan pertanyaan mulai keluar dari bibir Alvin. “Udah gue bilang, gue gak kenal sama itu cewe.” Balas Husni meluruskan “Tapi kenapa lo berangkat bareng??” jawab Alvin tak kalah sengit.

“Gue-“ belum sempat menyelesaikan ucapannya tiba-tiba guru masuk. Husni bernafas lega karna Bu Endang menyelamatkan nyawanya dari psycho seperti Alvin ini.

Disatu sisi Lea yang baru sampai kelas sudah ada yang mengajak ribut. Siapa lagi kalau bukan Velisa?. Velisa mengetahuinya jadi tanpa ba-bi-bu Velisa langsung memperingati Lea.

“Dasar gatel!” ucap Velisa dengan muka jijik menatap Lea. “Heh cewe pickme lo itu bukan siapa-siapanya Husni, jadi gausah ngatur-ngatur Lea!” ucap Shela dengan lantang. Yang ditargetkan Lea, yang marah Shela itulah dendam pribadi. Shela memang tidak suka dengan Velisa, makannya ia berani melawan. “Lo gausah ikutan. Gue gada urusan sama lo.” Balas Velisa sengit. “Eh ya biarin?? Urusan Lea urusan gue juga. Lagipula lo gausah sok-sokan ngaku jadi pacar Husni deh. Si Husni aja kaga suka sama lo!”

Wanita dengan rambut di gerai itu hanya tersenyum sungging mendengarkan ocehan Shela. “Kalo ngomong ngaca ya mbak, emang si Vino juga sama lo? Paling kembarannya yang suka sama lo haha...” Shela melotot mendengarkannya, mengapa sihir yang satu ini mengetahuinya?

“Gausah sok tau bisa?” balas Shela sengit. “Apa? Bener kan? Mau gue bantu dapetin Vino? Atau.... Alvin?” ejek Velisa dengan muka menyebalkan. Shela yang tidak banyak orang yang tahu tentang kebenarannya, ia buru-buru menarik Velisa keluar kelas.
“Lo jangan sebar omongan gitu dong? Kalo orang-orang pada percaya sama omongan lo gimana? Nanti kalo Alvino tau bisa berabe gue! Mau taro dimana muka gue.” Runtutan kecemasan Shela keluar begitu saja. Bodohnya dia langsung panik, kenapa tidak diam saja? Diam seperti tidak terjadi apa-apa bukannya lebih baik?

“Gue gak salah bilang kan? Semua itu fakta. Makannya lo jangan nyenggol gue duluan dong!” dorong Velisa pada Shela, gadis itu tidak terima karena Shela menariknya. Begitupun Shela yang juga tidak terima karna tiba-tiba didorong oleh Velisa berakhir dengan keributan.

“Lo jangan maen dorong-dorongan dong!” seru Shela dengan lantang “Ya lo kenapa tiba-tiba narik gue!” tak kalah keras suara Velisa membuat seisi kelas sadar adanya keributan diluar sana. Lea pun langsung bergefas menjumpai temannya dan benar saja, dihadapan dia sudah terjadi aksi saling jambak menjambak. Lea langsung melerai, namun hal ini membuat dia menjadi korban jambakan Velisa juga.

“Dasar lo parasit hubungan gue! Jauh jauh lo sama Husni!” teriaknya sambil menjambak Lea dengan kencang. Lea juga tak mau kalah iya balik menjambak Shela dengan sengit.
Teman dekat Velisa, sebut saja dengan Liona. Ia bukannya memanggil guru malah dia membuka ponsel dan mengabari seseorang.

‘Pacar lo lagi berantem nih sama murid baru’

•••




LeandraWhere stories live. Discover now