AB-3

583 87 9
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

*
*
*

Mau tanya, kalian tim baca langsung apa nunggu banyak dulu babnya?

Tolong bantu tandain kalo ada typo

_°>,<°_


Aedir menatap tajam putrinya. Ia baru saja menemui guru BK untuk kesekian kalinya akibat ulah Agni yang selalu mengundang kemarahan bahkan kali ini menyangkut nyawa banyak orang.

"Kamu tidak bosan berbuat ulah setiap hari?!"

Agni masih sibuk meniup kuku jemarinya. Membersihkan debu yang menempel di sana. Sama sekali tak menggubris omelan ayahnya.

Aedir memijat pangkal hidungnya. "Sebenarnya mau kamu apa?"

Agni mengangkat pandangannya. "Anda baru bertanya sekarang? Kemana saja selama ini?"

"Agni!"

Bangkit berdiri, Agni menatap tajam pria bersetelan jas mahal itu. "Apa? Anda akan membuang saya lagi seperti di pasar malam itu?"

Pria itu membisu. Menatap putrinya dengan tatapan yang sulit di baca.

"Agni dengarkan Ayah--"

"Anda bukan Ayah saya?! Ayah saya sudah lama mati!"

"Agni jaga bicara kamu!"

"Kenapa? Memang benar 'kan? Anda hanya orang yang memiliki wajah ayah saya, tapi sikap kalian sangat bertolak belakang!"

"Ayah punya alasan."

"Apa? Alasan apa yang membenarkan seorang Ayah membuang anaknya yang masih berusia enam tahun di pasar malam! Lalu Anda kembali mengambil saya seolah-olah hal itu tak pernah terjadi."

Semua itu benar. Aedir menyadarinya. Putrinya yang lembut dan manis kini sudah lenyap, berganti sosok gadis berwatak keras dan menyimpan banyak luka di hatinya.

Keadaan sudah sangat berbeda. Aedir sangat memahami itu. "Pulang. Renungkan kesalahan kamu ini, ada beberapa meeting penting yang harus Ayah hadiri."

Sebelum ayahnya keluar ruangan, Agni menyela. "Bukan gue yang bajar. Entah Anda percaya atau tidak, itu tidak akan mengubah apa pun."

Gadis itu menyampirkan tas di satu bahunya, meninggalkan Aedir membeku di tempatnya.

_0o0_


Gus Birru menatap layar ponselnya yang tengah menampilkan video kiriman temannya, di sana terlihat barisan calon penegak hukum negara.

Barga:

Gimana? Gue ganteng 'kan?

Birru:

Masih gantengan ana🙄

Barga:

Nggak, ah. Masih gantengan pesona cowok yang pake seragam😛

Birru:

Ana bakalan ngakuin kalo ente udah berbalut kain kafan

Barga:

Wah, sekate-kate ente kalo ngomong!

Birru:

Ana nggak cuman ngetik, wleeee....

Barga:

Sama aja, lo doain gue?! Gus mejik!

AGBIRDonde viven las historias. Descúbrelo ahora