AB-7

572 69 14
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

*
*
*

Vote sama komennya di kencengin, biar aku semangat update nya.

Follow juga akun tiktok ku: Sofiah_Kim
Ig: Sofiah_story

_°>,<°_

Lelaki berseragam polisi itu mengangkat sebelah alisnya. "Tapi gimana, ya. Kamu udah terpenjara dalam hati saya soalnya."

Agni membulatkan matanya, terkejut. Tak menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu dari seorang polisi.

Tunggu dulu, polisi? Apa benar lelaki ini polisi? Sejak kapan ada polisi modelan slengean begini saat bertugas?

"Heh! Ngaku, lo polisi gadungan kan?!" Agni menatap galak lelaki di depannya itu.

Lelaki itu menggeleng, matanya pun agak menyipit di balik masker yang ia kenakan. Merasa lucu dengan tuduhan yang di layangkan gadis itu.

"Di sini yang bersalah kamu, kenapa melayangkan tuduhan pada saya." Lelaki itu gegas memasangkan borgol di kedua tangan Agni.

Tanpa mengulur waktu lagi, lelaki berseragam polisi yang di dampingi dua rekannya segera menyeret Agni. Membuat gadis itu semakin brutal meronta untuk di lepaskan.

"Nggak adil ini, kenapa cuman gue yang lo tangkep! Padahal yang balapan liar bukan cuman gue doang, ya?!"

Agni masih mencak-mencak tak terima dengan kesialan yang menimpanya malam ini.

Lelaki itu hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Kedua tangannya sibuk mengemudi, tak ingin membuang waktu sekadar meladeni ocehan gadis urakan yang hobi balapan liar. Sementara kedua rekannya, tetap duduk dalam posisi tegap.

"Heh, lo berdua manusia apa patung?" Agni gantian menoleh pada dua orang yang duduk di kanan-kirinya itu.

"Manusia," jawab keduanya, datar.

"Manusia tuh di kasih yang namanya hati, jadi kalian berdua nggak kasihan liat gue menderita gini. Gue masih anak di bawah umur loh."

Keduanya menoleh sekilas, lalu salah satunya menyahut. "Untuk itu kami mengamankan adek, supaya kelak adek nggak salah jalan."

"Rese ya, lo pada! Bikin setan dalam diri gue meronta-ronta pengen tumbalin kalian!" Agni menginjak kaki kedua polisi di sebelahnya.

Namun yang di dapat bukannya kekesalan atau makian akibat tindakannya tadi, justru mereka kompak beristigfar.

Mobil itu berhenti, Agni yang semula tantrum sedemikian rupa langsung menajamkan pandangan ke arah depan. Mengamati apakah benar ia di bawa ke kantor polisi?

"Turun!" perintah itu datang sebelum Agni dengan jelas mengamati tempat yang mereka jejaki itu.

Hingga keterkejutan yang di dapatnya ketika keluar mobil. Mengetahui jika ia kembali ke tempat yang jelas sangat di bencinya itu.

"Nah, ini penjara buat kamu yang hatinya masih gersang. Belajar yang baik dan jangan kabur-kaburan terus. Bisa jadi suatu saat nanti kamu merindukan tempat ini."

"Nggak akan!" bantah Agni bersungut, marah.

Menggelengkan kepalanya sekali lagi, polisi itu benar-benar merasa lucu melihat tingkah gadis bar-bar yang baru saja di bebaskannya.

Setelah lepas, Agni kembali berhadapan dengan Gus Ghaazi juga keamanan pesantren. Sampai masuk ke dalam pondok, Agni masih saja menatap polisi itu lekat. Nampak sekali dendam yang ia tunjukkan dalam pancaran matanya itu.

AGBIRWhere stories live. Discover now