18 | Khawatir

1.1K 230 43
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Bukan menjawab pertanyaan Jungkook, Taehyung menarik tubuh kekasihnya itu dalam dekapannya erat. Sebenarnya, Jungkook pun tahu bahwa Taehyung tidak akan melakukan apapun lebih dari itu, ciuman, sebelum mereka menikah. Dan Jungkook paham, maka ia pun belum dan tidak akan menuntut lebih dari itu. Justru Jungkook berterima kasih karena lelaki tampan itu sangat menjaganya.

"Hy-hyung...."

"Uhm..." Taehyung mengeratkan pelukannya. "Maaf, atas tindakanku sebelumnya, Jungie...maaf..." bisiknya lembut lalu mencium pucuk kepala Jungkook.

Taehyung merasakan gelengan Jungkook pelan. Ia pun bisa merasakan Jungkook yang mengeratkan pelukan padanya.

"Hyung, bagaimana bisa kau dekat dengannya?" Jungkook kini sedikit mendongak, menatap lelaki tampan yang juga tengah menatapnya. "Jihoon ssi..."

"Kami bertemu saat kuliah. Kata ayah, Jihoon adalah putra rekan bisnisnya. Orang tuanya sudah meninggal, jadi ayah yang membantunya. Termasuk masuk dalam agensi tempatnya bernaung sekarang. Ayah yang membantunya."

"Baiklah...aku tidak akan bertanya banyak. Sudah cukup bagiku kau tidak berhubungan lagi dengannya." Jungkook kembali menatap Taehyung. "Maaf, bukan aku bahagia saat kau kecelakaan, hyungie...tapi karena itu aku bisa bertemu denganmu. Juga..."

Jungkook menghentikan sejenak ucapannya, ia mendekati bibir Taehyung lalu mengecupnya lembut. Setelah itu, Taehyung mengusap pipi Jungkook seraya tersenyum.

"Terima kasih sudah dengan sabar merawat dan menjagaku, Jungie...."

Keduanya saling pandang kemudian tersenyum satu sama lainnya. Hingga tak lama, Jungkook tidur lebih dulu. Pasalnya, memang sebelumnya Jungkook sudah tertidur. Dan tak berselang lama, Taehyung pun tidur dengan Jungkook dalam dekapannya.

***

Keesokan paginya, di mansion Kim, seseorang tampak mengendap saat keluar dari salah satu kamar utama di sana. Saat keluar, ia pun menutup pintu kamar itu dengan sangat pelan seraya merapikan kemejanya. Lalu ia tampak berjalan menuju sebuah ruangan. Ruang kerja tuan besar Kim.

Mungkin karena masih terlalu pagi, jadi banyak diantara mereka yang masih terlelap. Kalau pun ada seseorang, sepertinya ia pun ketiduran. Sosok itu akhirnya berhasil masuk ke dalam ruang kerja tuan besar Kim. Setelah memeta sekitar, akhirnya ia menemukan sebuah brankas yang pernah Jihoon bicarakan. Dan untuk kode pin, tentu saja ia telah mengetahuinya.

Dengan sangat hati-hati dan setelah mengetikkan kode pin dengan benar, brankas itu pun terbuka. Dan benar dengan apa yang Jihoon katakan malam itu, ada banyak dokumen rahasia di sana. Tidak ingin berlama-lama di sana, akhirnya sosok itu pun mengambil beberapa dokumen yang dirasa penting. Selain dokumen, ia bahkan bisa melihat beberapa bongkah emas di dalam brankas itu, dan benar, brankas itu sebuah harta karun.

FORGET ME NOTWhere stories live. Discover now