vi. (I) SEE YOU

384 52 6
                                    

Deru napasnya telah berpacu kian cepatnya. Bermodalkan informasi tidak pasti dari sosok rekan seperjuangan yang sama-sama dalam misi menamatkan habis setiap seri anime yang akhir-akhir ini mereka geluti, Dohoon tanpa berpikir segera melaksanakan perintah dari Jihoon.

“Bentar ..., capek,” keluhnya menahan lelah sembari mengais pasokan oksigen melalui mulut yang terbuka lebar. Dia berhasil tiba ke mari, akan tetapi target pencariannya masih sulit untuk dikenali dari sini.

Kepalanya celingukan. Mencari-cari keberadaan figur yang sekiranya bisa ia kenali meski hanya dengan melihat sehelai anak rambutnya semata. Namun, diantara riuhnya pengunjung yang rata-rata berstatus sebagai pasangan yang sedang memadu kasih di malam minggu, satupun tak ditemukan olehnya presensi kepunyaan Shinyu.

“Ngibulin gue kayaknya nih wibu,” sungut Dohoon tanpa sadar ikut mengatai dirinya sendiri. “Awas aja. Besok gue bakal jejelin mulut lo pakai waluh kukus sampai muka lo jadi kuning!”

Sekali lagi; mungkin untuk yang terakhir kalinya, Dohoon usahakan untuk fokus demi mencari Shinyu di tengah lautan manusia tersebut. Titipan yang diminta oleh sang adik sementara ia asingkan. Rugi jika hanya demi keripik keju, justru Shinyu ia biarkan lepas tanpa berkata jika ia sempat merasakan ‘rindu’.

Dohoon berdecak. “Mana, sih?” gumamnya nyaris merasa frustasi hingga beralih menyalurkan stress dengan menyugar poninya ke atas.

Dia pikir akan sangat mudah mencari Shinyu berbekal pengetahuan minim tentang bagaimana fisik Shinyu yang tinggi badannya sama persis dengan dirinya. Nyatanya, sudah berpuluh-puluh menit dia berkeliling, Dohoon masih merasa nihil.

Pada akhirnya, Dohoon putuskan untuk menyudahi penyisirannya. Dengan putus asa, ia berjalan memasuki toko kelontong yang masih buka dijam sekarang. Sapaan si kasir juga diabaikan, Dohoon mendadak rasakan suasana hatinya semakin memburuk.

Tungkainya dibawa menuju rak berbagai jenis makanan tidak sehat yang sayangnya, disukai oleh Kyungmin itu. Tanpa menggunakan troli maupun keranjang kecil, Dohoon hanya mengapitnya tepat dilengan. Toh, belanjaannya tidak banyak karena Kyungmin hanya memberikan uang seadanya. Apa yang bisa dibeli dengan modal uang segini?

Pergerakan berjalan dengan malas itu terjeda kala Dohoon tanpa sengaja melirik ke arah raket nyamuk yang menggantung di salah satu rak. Haruskah dia beli itu untuk dipukulkan ke kepala Jihoon besok?

Sampai tak lama kemudian, ia langsung menggeleng singkat. “Nggak, nggak. Kayaknya lebih enak kalau gue jorokin dia ke kolam ikan aja.”

Meskipun demikian, nyatanya Dohoon masih tak mengalihkan pandangannya dari raket nyamuk tersebut. Sembari terus berjalan, ia tanpa sengaja menabrak sesuatu di bawahnya sehingga perlahan membuatnya jatuh begitu saja.

Mulutnya lantas mengeluarkan ringisan perih. “Monyet, dengkul gue sakit ...”

Dohoon spontan menghentikan mulut licinnya yang hampir mengeluarkan sumpah serapah kepada si pelaku yang sebelumnya tengah berjongkok sehingga membuatnya jatuh tadi. Matanya berkedip berulang kali. Berupaya memastikan jika apa yang tengah dilihatnya sekarang tidak salah. Dan benar yang ditangkap oleh retinanya kali ini.

‘WOY! INI BENERAN SHINYU?!’ jerit Dohoon dalam hati. Netranya tampak mengeluarkan binar antusiasmenya kembali. Begitu senang luar biasa karena akhirnya dipertemukan dengan sang pujaan hati.

Sementara itu, sosok yang dikenalinya sebagai Shinyu tersebut kini mulai membuka hoodie yang semula melindungi keseluruhan kepalanya. Masker hitam yang tadinya dipakai untuk menutup sebagian wajahnya pun ikut diturunkan sedikit.

Kirei* ...” gumam Dohoon teramat pelan dengan mata yang tiada bosannya menyoroti habis wajah Shinyu. “Lo ngapain di sini?” tanyanya berbasa-basi dengan gerak acaknya yang kentara menunjukkan reaksi salah tingkahnya sendiri.

Butuh waktu yang lama bagi Dohoon untuk mendapatkan jawaban, namun tak mengapa. Dia dengan sabar menanti apapun frasa yang akan dikeluarkan oleh Shinyu sebagai pembuka obrolan mereka.

Tidak sia-sia tadi ia kebut-kebutan di jalan sehingga hampir melayang di udara karena tak sadar telah menabrak polisi tidur. Bisa melihat Shinyu kembalu dalam jarak sedekat ini saja sudah berkah, apalagi jika mendengar tutur kata sopan nan lembut bak keturunan darah birunya itu?

Dohoon sudah sangat tidak sabar!

“Lo punya mata nggak, sih?”

.
[Tbc]
.

now playing:  tws - plot twist ;D

now playing:  tws - plot twist ;D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cloudburst +DoshinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang