09

96 13 25
                                    

"Kalau ini bisa buat jantung kamu berdebar. Lain kali, aku akan lakukan lebih supaya kamu cepat cinta sama aku. Terus kita pacaran dan akhirnya menikah."

***

"Lavelyn!"sapa Ansel sambil melambaikan tangan ke udara.

Lavelyn menghentikan langkah dan menarik seutas senyum. "Hai. Kenapa, Sel?"

"Nggak papa. Oh ya lo mau ke kantin kan?"tanya Ansel di angguki oleh Lavelyn.

Seakan tahu apa yang di pikirkan oleh lawan bicaranya. Sontak saja Lavelyn berucap. "Ayo bareng."

"Eh, lo yakin? Nanti kalau dilihat sama Asta gimana? Emangnya lo nggak takut dia cemburu?"Ansel sengaja memancing Lavelyn agar mengetahui respon perempuan di hadapannya ini.

Lavelyn menghela nafas. "Untuk apa? Dia aja belum suka sama gue. Jadi nggak ada hak buat cemburu. Lagian gue cuma ajakin lo ke kantin bareng. Kalaupun Astalian nggak suka, lain kali kita bertiga bisa pergi bersama ke kantin. Pertanyaan lo ribet tahu nggak."

"Astaga tuh cewek santai nan menusuk jawabnya."Ansel mengusap dada bidangnya.

Lavelyn sudah lebih dulu berjalan meninggalkan Ansel yang terus menggelengkan kepala. Tidak habis pikir dengan jawaban super santai yang keluar dari mulut Lavelyn. Ia kira gadis itu akan khawatir jika ke gap berjalan berdua menuju kantin dengannya.

"Asta sama Lavelyn bagai langit dan bumi. Si cowok sensi amat gue deket sama Lavelyn. Lah si cewek malah santai banget. Ini gimana cara semesta nyatuin mereka ya? Bingung gue."Ansel mengusap wajahnya.

"Ansel ayo makan!"teriak Lavelyn dari kejauhan dan langsung saja ia berlari.

.

.

Astalian menatap sengit ke arah Ansel. Sejak makan siang mereka datang hingga akhirnya selesai. Lelaki itu tidak berhenti menatap tajam pada Ansel. Lawannya yang di tatap seperti itu hanya bisa menghela nafas berulang kali.

"Akhirnya selesai juga."Lavelyn bernafas lega sambil mengusap perutnya tanda kenyang.

Nayara menyikut lengan gadis itu seraya berbisik. "Ada Asta. Jangan bikin malu."

"Manusiawi kali, Nay. Gue juga suka begitu kalau kenyang,"ungkap Astalian.

Lavelyn tersenyum tipis. "Tuh dengerin."

"Oh ya. Tadi lo ke kantin bareng Ansel diajakin sama dia?"tanya Astalian terus menatap pada Ansel.

Lavelyn menggeleng. "Aku yang ajakin kok. Kenapa? Kamu mau aku ajakin juga? Yaudah besok aku ajakin."

What?

Begitu sederhananya respon Lavelyn. Astalian jadi miris sendiri. Ia pikir gadis yang suka padanya ini akan menjelaskan panjang lebar. Tetapi, jawabannya sangat singkat. Benar-benar diluar dugaan. Eh, ngomong-ngomong kenapa Lavelyn harus menjelaskan padanya? Kan, belum punya hubungan pasti.

"Iya ajakin aja besok. Kasian nggak pernah diajakin makan siang,"celetuk Ansel dengan gelak tawanya.

Astalian langsung saja menginjak kaki Ansel membuat lelaki itu meringis. "Ansel ngomong suka ngaco."

Cinta Cowok Idaman!Where stories live. Discover now