9

2.9K 203 0
                                    


Cklek!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cklek!

Pembicaraan kedua orang di ruangan itu terhenti sejenak setelah melihat pintu ruangan yang tiba-tiba terbuka. Seorang pemuda menerobos masuk ke dalam ruangan dengan emosi yang menggebu-gebu. Matanya menatap tajam kedua pria dewasa yang sedang duduk berhadapan di depannya.

"Maksud ayah apa?" Pemuda itu bersuara sembari menatap tajam ke arah pria dewasa yang tampak tenang.

Pria itu mengambil gelas berisi air lalu meneguk habis isinya. "Ini namanya bisnis, kamu harus banyak belajar dari ayah."

Pemuda itu tertawa, seolah mengejek perkataan pria dewasa yang berstatus sebagai ayahnya tersebut. "Bisnis? Oh, aku kira setelah kakek meninggal satu tahun lalu dan semua asetnya ayah ambil alih, semuanya bakal berubah jadi lebih baik."

"Ternyata ayah sama aja, sama-sama penjahat seperti kakek!" Lanjut pemuda itu penuh penekanan.

"Tutup mulut kamu!"

Tangan pemuda itu mulai mengepal kuat. "Ayah sebut ini bisnis? Bisnis yang merugikan orang lain demi keuntungan media milik ayah semata maksudnya?"

"Hei, santai, boy. Kenapa kamu bisa emosi seperti ini?" Pria itu mulai berdiri lalu menghampiri pemuda di depannya.

"Oh, apa karena gadis itu adik dari teman dekat kamu?" Lanjut pria itu yang membuat pemuda di depannya bungkam, tak berniat membalas perkataan itu.

"Kenapa diam? Apa karena kamu mulai tertarik sama gadis itu?" Pria itu kembali bersuara seraya menepuk pundak pemuda di depannya menggunakan tangannya.

"Ayah nggak ngerti, ini bukan soal itu tapi soal kebebasan hidup setiap orang dan ayah udah ngelanggar privacy orang itu!"

"Jangan omong kosong kamu!"

"Aku nggak peduli ayah mau ngomong apa, tapi aku nggak bakal ngebiarin rencana ayah begitu aja!" Pemuda itu bersuara sekali lagi sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruangan itu dengan emosi yang masih membara.

Pria tersebut memandang kepergian pemuda itu dengan tatapan tajam. "Anak itu sudah berani rupanya."

"Sepertinya tuan muda ingin menggagalkan rencana kita, bos."

Tatapan pria itu beralih kepada jendela di sampingnya, matanya menyiratkan aura kelicikan yang besar. "Tenang saja, saya sudah punya rencana agar anak itu nantinya berpihak kepada kita."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Athena: Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang