E

147 33 6
                                    

Sekali lagi. Si pemuda tan itu datang dengan tubuh yang tidak baik-baik saja.

Koridor itu terlihat sunyi bukan karena tak ada penghuninya. Namun, banyaknya siswa-siswi yang terdiam menatap bagaimana Kim Jongin datang ke sekolah membawa hal baru.

Pemuda tan itu datang dengan wajah penuh lukanya. Berjalan di koridor itu dengan tenang dan masuk ke kelasnya tanpa peduli dengan tatapan-tatapan itu.

Disana, ia menatap sang ketua kelas sebentar lalu dengan wajah bosannya, si tan itu duduk di bangkunya. Yang di tatap olehnya juga menghela nafasnya dan duduk pada tempatnya.

Byun Baekhyun baru saja tiba dan menatap penuh minat saat melihat bangku yang pernah kosong itu sudah terisi oleh pemiliknya.

"Kau akhirnya kembali." Serunya membuat semua orang di dalam kelas itu menatapnya.

"Ya, seperti yang kau lihat." Jongin menatap Baekhyun sebentar dan kembali mengalihkan perhatiannya. Ia sedang sibuk menatap keluar jendela. Tepatnya pada hamparan langit biru nan cerah di luar sana.

"Apa kau ingin bergabung denganku nanti untuk makan siang bersama?" Baekhyun menarik kursi di samping Jongin dan duduk disana.

"Tidak."

"Kenapa?"

"Kita tidak dalam hubungan yang baik." Jawaban itu seketika mengingatkan Baekhyun akan hubungan buruk mereka.

"Aku minta maaf dan aku ingin kita berteman."

Kalimat Baekhyun itu hanya mengundang semua perhatian kelas tertuju pada mereka berdua. Bagaimana pemuda Byun itu dengan gampangnya meminta maaf. Bagaimana bisa seorang yang memiliki kasta di atas Kim Jongin menundukkan kepalanya dan meminta maaf pada pemuda tan itu.

"Aku tak pernah membencimu. Dan aku tak juga harus mendapatkan maafmu itu." Bisik Jongin yang hanya dapat di dengar oleh Byun Baekhyun.

Baru saja Baekhyun akan bersuara lagi, seorang guru telah masuk ke kelas mereka. Membuatnya menahan niatnya untuk berbicara dengan Jongin.

*****

"Kim Jongin!" Pekik Baekhyun yang melihat Jongin yang tak juga merespon panggilannya dari tadi.

"Ayo makan siang bersamaku." Pinta si mungil. Namun sekali lagi, Jongin tak juga berkutik dan tetap pada posisinya, menatap langit diluar sana.

"Baekki-ya." Panggil seorang diluar kelas.

Si mungil melihatnya dan tahu bahwa yang memanggilnya adalah sang kekasih. Dan disana juga ada Oh Sehun, sepupunya.

Kedua pemuda yang baru datang itu masuk dan melihat bagaimana Baekhyun yang sedang berdiri di depan Jongin. Pemuda tan itu hanya menatap mereka sekilas kemudian kembali pada kesibukannya.

"Kau kenapa?" Pertanyaan si albino itu ditujukan oleh Jongin. Tangannya teremat kuat disisi tubuhnya.

Tak ada jawaban dan hal itu hanya membuatnya semakin geram.

"Kim Jongin." Yang dipanggil terduduk kaku di tempatnya. Untuk pertama kalinya ia mendengar suara itu memanggilnya dengan nada seperti itu.

Chanyeol segera menarik lengan kekasihnya dan sedikit menjauh. Ia tahu mereka membutuhkan sedikit waktu untuk saling membuka diri.

"Kenapa? Aku tidak apa-apa."

"Lalu apa kau bisa jelaskan bagaimana wajah itu bisa penuh dengan luka, hm?" Jongin membisu. Wajah tan itu memaling malu karena sekali lagi ia harus menampilkan wajah penuh kasihannya pada mereka.

"Kau tidak perlu khawatir. Ini bukan apa-apa." Sehun menahan nafasnya. Pemuda itu hampir menggeram marah kalau tidak ingat ia sekarang ada dimana.

"Kau bilang ini bukan apa-apa. Hei Kim Jongin, apa kau seorang masokist?"

Jongin menatap tidak suka pada Oh Sehun. Perkataan pemuda itu sungguh membuatnya tidak nyaman. Segera ia bangkit dari tempat duduknya dan berdiri tepat di depan Sehun.

"Ini bukan hal yang dapat tuan muda sepertimu ikut campur." Ujarnya dan berlalu meninggalkan mereka.

"Shit!!" Maki Sehun. Pemuda itu sudah tak bisa mengendalikan emosinya lagi.

Namun, belum juga ia bergerak untuk mengejar Jongin yang baru saja keluar Chanyeol sudah menahannya. Pria albino itu menatap temannya yang menggelengkan kepala tanda tak usah mengikuti Jongin.

"Kau dengar sendiri kata-katanya, Hun." Ujar Chanyeol mengingatkan lagi.

*****

Baekhyun terlihat menunggu kedatangan Jongin. Pemuda itu setelah perdebatannya dengan Sehun tadi, ia tak pernah lagi muncul. Bahkan saat kelas kembali diisi dengan pelajaran dari guru, Kim Jongin tak juga kembali ke kelas. Dan sekarang saat semua teman-teman beranjak pulang, Kim Jongin juga belum menampakkan dirinya.

Baekhyun sudah akan bangkit dari tempatnya dan bergerak mengambil tas Jongin, ketika ia mendengar suara pintu kelas yang dibuka. Disana terlihat sosok yang ditunggunya.

"Apa kau ingin membuang tasku?" Tanya Jongin berpikir Baekhyun ingin mengerjaijya lagi.

"Tidak. Itu-"

"Tidak apa-apa." Potong Jongin bergerak mendekati mejanya dan mengambil tas sekolahnya.

"Terima kasih untuk tidak mengerjaiku hari ini." Serunya dan meninggalkan kelas itu.

Baekhyun tersentak mendengar perkataan Jongin. Rupanya Jongin menganggap dirinya masih ingin mengerjai dan membully pemuda tan itu.

Segera Baekhyun mengambil tas sekolahnya juga dan berlari mengejar Jongin. Dilihatnya Jongin yang sudah hampir keluar dari gedung sekolah. Dan segera saja ia mempercepat langkahnya, bahkan panggilan yang didengarnya dihiraukan Baekhyun. Ia ingin berbicara dengan Jongin.

"Yack, Kim Jongin!!" Teriak Baekhyun marah karena tak juga mendapat respon dari pemuda tan itu.

"JONGIN!"

"Ada apa?" Tanya Jongin malas, berbalik dan menatap Baekhyun dengan tatapan datarnya.

"Kau mengabaikan aku." Ujar Baekhyun tidak terima.

"Lalu? Aku sedang terburu-buru." Jawab Jongin terlihat sangat tidak suka ada yang mengganggunya. Ia sedang terburu-buru karena mendapat pesan dari Yohan untuk menggantikan pemuda itu di minimarket tempatnya bekerja.

"Aku tidak suka." Ujar Baekhyun lagi.

"Byun Baekhyun-ssi, aku sedang sibuk ingin pergi bekerja paruh waktu. Aku bukan orang kaya yang bisa meluangkan waktunya untuk bermain-main seperti ini. Aku minta maaf, tapi kita akan berbicara lagi nanti. Dan ketika waktu itu tiba, terserah padamu mau melakukan apapun aku tidak peduli. Sekarang aku harus pergi." Jongin berbicara dengan satu kali tarikan nafas dan berlalu begitu saja setelah mengucapkan kata-kata panjangnya itu.

"Aku tidak suka ini. Aku tidak suka!" Kesal Baekhyun melihat Jongin yang sudah pergi.

Chanyeol dan Sehun akhirnya mendekati si mungil Byun itu. Mereka tak membuka suara mereka karena tak tahu harus berkata apa.

"Jadi, apa kita bisa pulang sekarang?" Tanya Sehun masa bodoh.

"Brengsek kau, apa perkataanku waktu itu kurang jelas. Aku menyuruhmu mendekati Jongin, kenapa sampai sekarang belum kau dekati!" Marah Baekhyun membuat Sehun jadi orang bodoh.

"Heh?"

"Apa? Kenapa kau menatapku seperti orang bodoh? Kau kejam!" Baekhyun langsung pergi meninggalkan dua orang itu yang saling tatap, kebingungan.

"Jadi aku yang salah begitu?" Tanya Sehun tidak terima.

"Kau memang tidak peka, Oh Sehun." Seru Chanyeol menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa kasihan dengan sepupu kekasihnya itu.

"Hah?"

---------
Tbc


Ps. Sorry banget telat updet, minggu ini sibuk banget ampe gak bisa buka wattpad.. smoga kalian gak kangen ama cerita ini karena ceritanya makin kesini makin kesana, wkwkwkw... enjoy with this chapie guys...


With love,
Khey NocQend

My Little EscapeWhere stories live. Discover now