H

165 32 12
                                    

Kim Minho berdiri gusar pada tempatnya, hatinya tidak tenang. Kenangan masa lalu seperti menghantuinya. Kenangan masa lalu yang membuat kehidupan keluarga kecil mereka berubah.

Tawa bocah nakal yang berubah menjadi kenangan berdarah. Senyum yang menghilang secara bertahap dari wajah pucat itu.

"Mama tidak akan kembali lagi."

"Mama pasti benci dengan Jongin... mama pasti kesusahan mengurus Jongin... mama pergi pasti karena Jongin..."

"Hyeong, sakit.... uh, rasanya sa-sakit, ugh...."

"Ayah? Jongin sakit apa?"

"Ayah, rasanya sesak disini... Jongin susah nafasnya...."

"Hyeong, darah? Uhuk.... uhuk...."

"Mama... hiks... Jongin mau lihat mama, hiks... hyeong... mama masih marah sama Jongin, yah? Hiks.... mama..."

"Hyeong...."

"...ong... Hyeong... Minho Hyeong?!"

Panggilan itu mengagetkan Kim Minho dan membuatnya kembali sadar bahwa sekarang ia sedang berdiri di depan ruang IGD.

"Oh, kau sudah datang." Suaranya mengusap wajahnya mencoba menghilangkan perasaan tidak enak itu.

"Jongin kenapa lagi, hyeong? Bukankah sudah baik-baik saja sore tadi?" Tanya Yohan tak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya.

"Dia batuk-batuk dan... Yohan, apa yang terjadi saat kau menyelamatkannya?"

"Apa? Ah, Jongin sudah tak sadarkan diri saat aku tiba disana. Tubuhnya penuh luka, waktu dokter memeriksa tubuhnya... ah, hyeong aku ingat dan lupa memberitahumu tadi. Dokter mengatakan bahwa luka lama Jongin kambuh. Memangnya luka apa itu? Aku tidak ingat Jongin memiliki luka." Ingat Yohan saat sore tadi ia lupa memberitahu Minho apa yang terjadi Jongin karena tiga orang yang datang tak terduga waktu itu.

"Hah... jongin batuk darah. Luka lama yang dikatakan dokter adalah luka akibat kecelakaan semasa kecilnya."

"Kecelakaan?! Jongin pernah mengalami kecelakaan? Kenapa aku tidak tahu."

"Itu sudah lama terjadi sebelum kami pindah kesini." Jawab Minho mengingat kembali kejadian masa lampau tersebut.

"Apa lukanya sangat parah?"

"Apa? Ah... itu-"

Ting!

Pintu UGD terbuka dan dokter yang tadi membawa Jongin keluar dari ruangan tersebut. Pria berkacamata itu menatap kedua pemuda di depannya sebelum membuka suaranya.

"Siapa wali pasien di dalam, ikut saya."

"Saya dokter." Jawab Minho dan segera mengikuti sang dokter.

---------

"Penyakit lamanya kambuh lagi. Meski tidak terlalu serius tapi saya berharap keluarga dapat memperhatikannya lebih ketat lagi. Usahakan pasien beristirahat dan jangan biarkan pasien melakukan aktivitas berat. Saya sarankan untuk sementara pasien dilarang keluar rumah dan melakukan kontak lebih dengan lingkungan sekitarnya. Resep obatnya akan diberikan oleh perawat saya dan anda dapat menebusnya di apotek terdekat. Sekian."

"Dokter, apa adik saya baik-baik saja? Maksud saya dia sampai mengeluarkan darah. Apa lukanya sangat parah?"

"Ada robekan pada selaput paru-paru sebelah kirinya. Kemungkinan pasien akan sulit bernafas kedepannya. Namun jika anda dan keluarga menyanggupi perkataan saya tadi, saya pastikan keadaannya akan membaik."

My Little EscapeOnde histórias criam vida. Descubra agora