F

150 33 4
                                    

Hari itu terasa seperti hari yang damai bagi Jongin. Ia pergi ke sekolah seperti biasanya dan menyimak pelajaran hari itu. Dan pada waktunya istirahat, pemuda itu bahkan dapat menikmati makan siangnya tanpa gangguan sama sekali. Byun Baekhyun yang selalu ditemani teman-temannya itu kebetulan tidak hadir. Jongin bahkan mengucap syukur dalam hatinya karena hari itu menjadi salah satu dari hari tenangnya.

Namun, dewi fortuna sepertinya tidak memberi hari damai untuk Jongin sepulang sekolah. Kali ini Jongin menatap pantulan dirinya yang sangat berantakan. Wajahnya penuh lebam dan napasnya memburuh akibat baru saja dipukuli. Bukannya Jongin mau dipukuli tapi satu lawan 5 orang itu sungguh ironis. Beruntung dia masih bisa selamat meski babak belur.

Jongin mengerang kesakitan dan terjatuh begitu saja setelah melihat pantulan dirinya. Ia sudah tak memiliki tenaga untuk berdiri, kakinya juga sangat lemas akibat pukulan yang diberikan oleh Samuel pada tulang keringnya tadi.

Jongin baru saja kembali ke sekolah tadi pagi dan sorenya ia digiring oleh teman-teman Baekhyun dan di pukuli habis-habisan lagi. Sekarang dirinya tergeletak tak bertenaga di toilet tak terpakai di lantai 3 sekolahnya.

Jam pulang sekolah sudah berakhir setengah jam yang lalu dan Jongin sudah tak tahu bagaimana ia dapat meminta bantuan. Nafasnya semakin pendek dan ia kembali memuntahkan isi perutnya lagi. Sepertinya mereka memukulnya terlalu keras sampai-sampai Jongin memuntahkan kembali sarapan paginya.

"Hah... hah... ugh..." Ringis Jongin menyentuh perutnya. Tubuhnya menggigil habis disirami air di seluruh tubuhnya tadi.

Jongin berniat merangkak ke arah tasnya untuk mencoba mencari ponselnya, namun apa daya tubuhnya menolak bekerja sama. Sehingga ia membutuhnya waktu yang lama untuk sampai ke tempat tasnya tadi di buang.

"Hah... halloh...?" Suara Jongin dengan nafas yang berantakan.

"Brengsek dimana kau sekarang?!!" Teriak orang diseberang teleponnya.

"Hye...ong... to-long ak...ku, ugh..."

"Berhenti membuat ulah, pulang sekarang juga! Ayah sedang tidak di rumah dan aku lapar, Bodoh!!" Teriak kakak Jonging dari seberang dan segera mematikan panggilannya sepihak.

Jongin yang mendengarnya membuang nafas kesakitannya, dadanya terasa sakit bukan hanya karena luka-luka pada tubuhnya namun juga karena sikap kakaknya. Dengan tangan yang gemetar menahan sakit, Jongin mencoba menghubungi teman kerjanya.

"Yohan-ah, bi-bisakah k-kau da-tang ke se..kolahku, ugh... lantai 3... to-ilet sebe-lah kirihh..." Ujar Jongin lirih sebelum jatuh pingsan.

"Hallo? Jongin? Hei! Kau kenapa? Hei, Jongin? JONGIN?!" Seru Yohan dari seberang telepon. Mendapat firasat buruk, segera Yohan menuju ke tempat yang di minta Jongin.

--------

"Kalian dari mana saja?" Tanya Baekhyun pada teman-temannya penasaran. Mereka janjian untuk bertemu dan bermain game bersama namun teman-temannya malah datang terlambat.

"Ada urusan mendesak tadi." Seru Hoshi duduk disamping samuel yang baru saja membuka kaleng soda.

"Oh, jadi kita-"

"Baek?" Panggil Chanyeol memotong obrolan mereka. Pemuda Park itu segera mendekati kekasihnya dan menatap teman-teman Baekhyun.

"Maaf sepertinya kalian akan bermain sendiri, aku membutuhkan Baekhyun." Seru Chanyeol dengan senyum pura-puranya.

"Baiklah-baiklah. Terserah tuan muda Park saja." Seru Haruto tertawa setelah mengambil salah satu stick PS4 untuk dimainkan mereka bersama.

"Okay. Bye guys." Seru Chanyeol dan membawa Baekhyun yang belum juga menyerukan protesnya.

My Little EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang