J

156 31 13
                                    

"Sehun?"

Jongin terlihat bingung ketika mendapati pemuda albino itu berdiri menghalangi jalannya. Keheningan terjadi ketika tidak ada yang membuka suara dan keduanya masih berdiri seperti patung di tempat masing-masing.

"Sehu-ugh!"

Kalimat Jongin terhenti ketika pemuda di depannya berjalan mendekatinya dan dengan mengejutkan mendorongnya ke dinding di belakangnya. Jongin menatap Sehun horor dengan aksi pemuda albino itu. Belum sempat ia membuka suaranya lagi, pemuda itu kembali membuatnya bungkam dengan menunduk untuk mensejajarkan wajah mereka. Benda lunak milik pemuda itu menempel erat pada bibir Jongin membuat pemuda tan itu kelimpungan.

Segera ia mencoba mendorong Sehun namun lagi-lagi belum sempat tangannya bergerak, kendali tubuhnya itu ditahan oleh pemuda albino itu. Bahkan dengan ganasnya, Sehun semakin memperdalam ciuman mereka. Menekan Jongin semakin dalam dan menginvasi mulut Jongin, membuat pemuda tan itu kelimpungan. Bahkan kakinya sudah hampir seperti jelly dan hampir jatuh ke bawah sebelum di tahan dengan kuat oleh Sehun. Mereka bertahan seperti itu selama 2 menit lebih.

"Hah... Se-hun, uhh... hah..."

"Jangan memulai pertengkaran." Seru Sehun di sela nafas mereka yang memburu.

Pemuda albino itu masih menatap Jongin yang sudah berwajah merah padam dan suhu tubuh pemuda tan itu menjadi naik tiba-tiba. Tanpa bisa menahannya lagi, Sehun sekali lagi menarik wajah Jongin dan kembali menciumnya. Bahkan ketika ia tak bisa menahan beban tubuh Jongin dan pemuda tan itu jatuh kebawah, ciuman mereka belum juga berakhir.

"Se... Se-hun, mmn!" Suara serak Jongin masih tak berguna untuk menghentikan aksi gila pemuda albino itu.

"Jangan berbicara dan biarkan aku menuntaskannya." Bisik pemuda itu lagi ketika ciuman mereka terlepas.

"Sehun, ja-hmmpt!"

Sehun seperti kerasukan setan dan kembali mencium Jongin dengan semakin berani. Menekan pemuda itu di aspal dingin itu dan membuat Jongin kembali menerima serangan mendadak itu.

"Bagus kau bajingan kecil. Menculik adikku dan melakukan pelecehan padanya!"

Suara berat itu mengehentikan kegiatan kedua insan itu dan segera si albino menatap ke atas. Tepatnya pada pria dewasa dengan tatapan tajam dan dingin itu.

"Menjauh darinya, brengsek!" Maki Minho mendorong Sehun dan menarik adiknya yang masih belum sadar untuk bangun dan berdiri di sampingnya.

"....."

"Hyeong?" Seru Jongin dengan wajag kebingungan, pemuda itu belum sadar dari efek ciuman mereka.

"Lihatlah dirimu, apa kau sadar bahwa anak bodoh itu sedang melecehkanmu?!" Marah Minho menatap adiknya yang masih saja berwajah kebingungan.

"Hyeong? Kau disini? Hyeong..." Jongin masih diliputi kebingungan dan wajah polosnya membuat sang kakak hampir menamparnya agar sadar.

Namun, Minho dengan sabar menahan gejolak amarahnya dan mendorong adiknya itu sedikit menjauh. Pria itu berbalik dan menatap Sehun yang masih berdiri disana. Pun pemuda albino itu menatap keduanya dengan tatapan tak berdosanya, seperti tidak pernah melakukan kesalahan apapun sebelumnya.

"Aku sudah curiga pada kalian dan aku akhirnya tahu maksudmu mendekati adikku. Hei, iblis kecil menjauh dari adikku dan jangan menyeretnya menjadi homo seperti kelompokmu." Tunjuk Minho penuh kekesalan pada Sehun.

"Aku sedang baik untuk tidak memukul wajah bodohmu itu. Menjauh darinya." Marah Minho lagi mendorong tubuh Sehun sampai pemuda itu mundur beberapa langkah.

My Little Escapeजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें