Part 10 : Moon shine

16 3 0
                                    

Suasana rumah Kylan saat ini berbeda seperti biasa, terlihat sebuah mobil berwarna hitam mengkilap merek porsche terparkir digarasi rumahnya. Tidak heran jika mobil itu hanya sebulan sekali berada disana.

Kylan segera memarkirkan motornya dan beranjak masuk kedalam rumahnya.

"Dari mana?" tanya seorang lelaki yang tak lain adalah ayah Kylan.

Kylan menjatuhkan badannya ke kursi panjang, ia menghela nafas. "Rumah temen" matanya kini memandang langit-langit ruang tamunya yang berwarna cream itu.

"Tumben pulang? ada apa?" tanya Kylan terdengar nyolot pasalnya ia sudah terbiasa hidup sendiri, ia menganggap dirinya sudah mandiri. Justru, ia merasa aneh jika ayahnya tiba-tiba pulang.

Ayah Kylan sudah tidak heran dengan karakter anaknya itu, "Lan, ayah datang buat nengokin kamu lah, jangan bandel" ucapnya dengan nada pelan berharap bisa meluluhkan hatinya Kylan yang terkadang dingin seperti es.

Kylan tidak bergerak sama sekali dari posisinya, "Mau nengokin aku? or..." Kalimat Kylan terdengar menggantung.

Lelaki itu merubah posisinya menjadi duduk, sebuah rokok bermerek ia keluarkan dari saku celananya dan melanjutkan kalimatnya.

"Mau ketemu pacar baru?" Kylan terdengar menyindir.

Sebab susah bukan hal yang baru lagi jika ayahnya sering kali bergonta-ganti pasangan. Ia berharap lelaki itu bisa menemukan sosok seperti mamanya tapi Kylan tahu itu tidak akan pernah bisa terjadi.

Segumpal asap rokok ia keluarkan dari mulutnya, ayah Kylan kini beralih fokus membaca koran yang saat ini berada digenggaman tangannya.

"Tante lisa?" Tebak Ayahnya saat mendengar kalimat yang Kylan lontarkan.

Tante lisa adalah satu-satunya saudara perempuan ayahnya, belakangan ini tantenya selalu bercerita perihal perempuan baru yang menjadi pasangan ayahnya itu, menurut informasi yang didapatkan oleh Kylan perempuan itu tinggal sekota dengannya itulah mungkin sebabnya akhir-akhir ini ayahnya sering pulang.

Sejujurnya Kylan tidak pernah merasa marah jika ayahnya berkencan dengan siapa saja, itu bukan urusannya. Bagian yang tidak disukai oleh Kylan adalah momen dimana ia harus berkenalan dan ikut dinner bersama mereka. Ia kerap melakukan agenda seperti itu setiap kali mau mengenalkan Kylan dengan pasangan barunya.

"Bentar lagi paling ada agenda dinner lagi" Sindir Kylan mengambil jaketnya dan melenggang menuju kamarnya untuk beristirahat.

Sebuah pertanyaan seketika menghentikan langkah kaki Kylan, "Lola gimana kabarnya? sehat kan?"

Lelaki itu membalikkan badannya, "She's fine" Kylan tersenyum tipis mendengar nama itu disebut.

Ayahnya mengganguk, tatapannya kembali ke sebuah koran. "Meskipun itu bukan kesalahan kamu, tetap treat dengan baik ya. Kasian lan, cuma itu pesan ayah. Kapan-kapan ajak main kesini."

"Iya" Kylan berlalu dari hadapannya.

Tangannya memegang gagang pintu dan membuka kamarnya, suhu AC yang begitu dingin seakan menusuk kulitnya membuatnya tersadar sedarj tadi ia tidak mematikan pendingin ruangan di kamarnya.

AltaluneWhere stories live. Discover now