01. Pergi

261 27 1
                                    

Karakter tokoh di cerita ini tidak ada sangkut-pautnya dengan kehidupan Visual di real life.

Harap bijak dalam membaca!

Karakter Zery, aku ubah sepenuhnya.


Bacanya pelan-pelan aja, biar nge-fell.

***

___°°___

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

___°°___


"BREAKING NEWS!!, pada pukul 17.05 WIB hari ini, telah terjadi kecelakaan beruntun di jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur. Sebuah bus yang di duga mengalami rem blong menabrak 3 mobil di depannya hingga salah satunya terbakar dan meledak. Beruntung, sebelum ledakan terjadi, para warga dengan cepat menolong orang yang berada di dalam mobil, dan di ketahui ternyata korban merupakan salah satu musisi terkenal, Jayandra Taksa Svarga bersama istrinya. Saat ini mereka sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat. Korban di ketahui berjumlah 30 orang, 20 orang terluka parah, dan 10 orang meninggal ditempat. Menurut penuturan warga--"

"Zer?"

Zery tidak mendengarkan lagi, fokusnya teralihkan, dia segera berlari ke parkiran dimana motornya berada. Meninggalkan teman-temannya yang masih nongkrong di warung dekat kampus.

Dia melajukan motornya dengan kencang, jantungnya bedegup sangat kencang. Pikiran-pikiran negatif mulai bersarang di kepalanya. Dia dapat melihat dengan jelas di televisi tadi, setelah kedua orang yang berada di dalam mobil di keluarkan, dan menjauh dari tempat kejadian. Selang beberapa detik, mobil itu meledak dan terbakar hebat.

Zery menghembuskan nafasnya kasar, dia berusaha fokus untuk bisa segera sampai ke rumah. Sesampainya di depan rumah, dia melihat kedua orang tuanya yang terlihat sangat cemas, bahkan Ibunya sudah sangat lemas di pelukan Bapak.

Dia segera membawa masuk motornya ke garasi, dan mengambil kunci mobil di dalam rumah dengan tergesa. Kemudian menyuruh kedua orang tuanya untuk segera naik, sore ini juga mereka akan berangkat dari Bandung ke Jakarta.

***

Di sisi lain, dua anak kecil berusia 10 tahunan berdiri bersampingan di depan ruangan IGD, tempat kedua orang tua mereka berada. Di dampingi oleh manager Band Papa mereka, Gilang. Tapi, tadi Gilang keluar rumah sakit sembari menelepon, mereka tidak tahu Gilang menelepon siapa, karena sampai kini dia belum kembali.

Keduanya memang masih kecil, tapi tidak dengan pikiran mereka yang sudah mengerti situasi seperti apa yang terjadi saat ini.

Mereka sama-sama paham, kalau saat ini kedua orang tua mereka sedang berjuang untuk hidup. Sehan menggenggam tangan kembarannya dengan sedikit erat, dia berusaha menghalau tremor ditangan sang adik.

Svarga's FamilyWhere stories live. Discover now