03. Problem

186 25 9
                                    

Tokoh akan bertambah seiring kebutuhan chapter, ada yang bakal sering muncul, ada yang hanya beberapa kali saja.

Ayo ramaikan komentar, kalian komen 'next' aja udah bikin aku semangat🤧

***

___

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

___

"Tolol, bego!"

Di hadapannya saat ini, Zery terus mengatai Jay yang benar-benar membuatnya gemas mengahadapi kebodohannya.

"Lo nyadar gak sih, Bang? Lo itu di tipu sama nyokap lo!"

"Dia pengen misahin lo dari Sehan sama Jehan. Bego kok di pelihara, hadeuh pusing gue." lanjut Zery mengacak-acak rambutnya frustasi.

Jay terdiam memikirkan ucapan yang di lontarkan oleh Zery, beberapa detik kemudian dia meraup wajahnya kasar. Ya ampun, kenapa dia bisa se-bodoh ini, sih?

"Udah nyadar?" tanya Zery.

Jay mengangguk, dia tertawa miris, menertawakan dirinya yang bisa-bisanya di bodohi oleh Mamahnya sendiri. Padahal dulu saat sekolah, dia itu anak paling cerdas seangkatannya. Apakah, kasih sayang pada seorang Ibu bisa membuatnya menjadi bodoh?

"Jadi, gue harus apa? gak mungkin juga kan, kalau gue nikah sama Tasya? yang ada anak-anak bakal marah."

"Gue tanya sama lo, lo masih cinta sama kak Adara?"

Jay mengerutkan dahinya, "Pake nanya, ya iya lah. Bahkan cinta gue udah habis di dia, kalau kata Virgoun 'Karena telah ku habiskan sisa cintaku hanya untukmu Adara' gitu."

"Yeu, bucin lo. Tapi bagus sih, kalau lo setia sama Kakak gue. Kalau lo gak diskusi dulu sama gue, pasti lo bakal ikutin ide gila sahabat lo, terus langsung berangkat ke Amerika, kan?" tanya Zery sembari meminum es teh ditangannya.

Saat ini mereka berada di cafe 'tak jauh dari sekolah si kembar, Jay sengaja memilih tempat ini untuk berdiskusi dengan adik iparnya. Selepas berbicara dengan Sherin, dia langsung pergi ke sini untuk mendinginkan kepalanya yang terasa panas saat berdebat dengan Mamahnya.

Sehan dan Jehan berada jauh dari meja mereka, sengaja agar memudahkan keduanya untuk mengobrol secara leluasa.

"Kayaknya sih, iya." jawab Jay dengan ringisan malu.

Zery memutar bola matanya, "Untung otak ponakan gue gak nurun dari lo, tapi nurun dari Kak Adara."

Jay yang kesal, langsung melemparkan permen yang semula ingin dia makan ke muka Zery.

Svarga's FamilyWhere stories live. Discover now