JT 22

729 157 15
                                    














*

Keberangkatan yang tiba-tiba benar benar membuat Taehyung pergi tanpa persiapan yang matang, bahkan dia tidak membawa hal apapun selain pakaian yang dia kenakan saat ini. Helikopter nya baru saja mendarat dan Kim Taehyung segera di sambut oleh angin gurun yang mana membuatnya langsung menggigil hebat. Dia tidak menyangka bahwa suhu disini akan berada jauh di bawah temperatur suhu normal. Choi Yeon Jun yang bertugas untuk menjemputnya datang dengan sebuah jaket di tangannya.

" Dokter Kim- "

Kim Taehyung tidak ragu untuk menerimanya, yang dia pikirkan saat ini adalah kesehatan nya sendiri, dia sangat mudah terserang sakit flu, Irene selalu mengingatkan nya untuk tidak terlalu lama berada di udara malam, tapi saat ini mungkin akan menjadi pengecualian. Entah jaket siapa itu, Kim Taehyung hanya diam, memeluk dirinya sendiri dengan erat, di belakangnya ada kabut pasir membentuk tornado yang unik. Namun, ketika dia merasa jalanan yang mereka tempuh cukup asing, Kim Taehyung lantas menggertak giginya dan bertanya,

" Apakah kita tidak salah jalan? "

Choi Yeon Jun menatapnya sejenak sebelum kembali fokus ke depan.

" Tidak. Lagipula kita tidak ke kamp, melainkan kita akan langsung ke lokasi."

Lokasi yang di maksudkan disini Kim Taehyung jelas tahu apa itu, dan dia tidak tahan untuk tidak mencubit paha nya sendiri. Sial, apakah dia sebentar lagi akan melihat adegan peperangan yang sesungguhnya?

" Dokter Kim Seok Jin? "

" Yang lain sudah di lokasi, dokter Kim dapat beristirahat, perjalanan kita masih jauh. "

Ujar Choi Yeon Jun final, tidak ada lagi pembicaraan di atas mobil tersebut, bahkan mobil itupun bergerak dengan cahaya yang tampaknya sengaja di buat redup guna menyamakan diri. Tapi dari gelagat sopir, tampaknya mereka sudah sangat ahli atau mungkin biasa dengan kondisi seperti ini.

Jika ada yang bertanya kenapa tidak menggunakan helikopter tadi saja jika masih jauh? Jawabannya jelas, baling-baling helikopter yang berderit kencang hanya akan membuat pergerakan kita di ketahui oleh musuh.

Cukup lama, bahkan Kim Taehyung hampir saja jatuh dari posisi duduknya karena mengantuk plus kedinginan. Dari jaraknya yang kurang dari seratus meter, Kim Taehyung samar-samar bisa melihat pagar kawat berduri membentang luas di atas gurun, sangat jelas bahwa mereka telah memasuki daerah perbatasan. Mobil berhenti pada lapangan yang luas, turun lalu mengikuti langkah para prajurit itu, tapi posisinya dengan sengaja di letakkan tepat di tengah-tengah mereka, guna melindunginya dari serangan musuh.

Ada beberapa posko tenda, ini mengingatkan nya akan sebuah drama militer yang sempat dia tonton bersama Ibunya di malam hari selepas makan. Tapi bedanya, adegan darah dan luka luka yang dia lihat kali ini benar-benar nyata. Kim Taehyung tidak lagi ragu untuk melangkah, berlari mendekati para prajurit yang terluka, lalu sebelum dia bisa berbicara seorang tentara wanita datang untuk menyerahkan sebuah rompi anti peluru. Kim Taehyung dengan patuh langsung mengenakan nya, barulah dia bisa mulai bekerja.

Pencahayaan tidak cukup jelas, jadi dia harus di bantu dengan penerangan tambahan, senter kepala, mengambil beberapa alat medis yang telah di sediakan, lalu mulai bekerja dengan fokus.

Tak jauh dari sisinya, Kim Seok Jin sempat melihat adegan barusan, dan tidak dapat menahan helaan nafas lelah, entah mengapa dia merasa cukup bersalah pada junior nya itu. Padahal baru tadi pagi mereka berpisah, bahkan untuk di katakan libur juga belum masuk hitungan ketika dia di paksa kembali oleh keadaan seperti ini. Sebenarnya tidak ada yang menginginkan hal seperti ini terjadi di antara mereka, namun sore tadi keadaan mendadak kacau ketika kabar Daerah perbatasan mereka kembali di serang tanpa peringatan, ini seperti bom waktu yang tidak tahu kapan akan meledak, oleh akibatnya banyak dari mereka- tentara yang terluka dan tak sedikit pula yang tewas di tempat, itu berarti jarak mereka dari pusat ledakan sangatlah dekat.

" Aku belum pernah melihat mu, apakah itu kamu- dokter dari kota? "

Kim Taehyung tanpa mengangkat kepalanya lantas mengangguk, dia sibuk membersihkan area luka yang di derita prajurit pria di depannya, jejak luka bakar yang di deritanya cukup parah, terutama bagian punggung hingga tulang rusuk, bahkan seragam yang dia gunakan sudah hangus terbakar, jadi mau tidak mau untuk mengobati nya, pakaian harus di gunting guna membersihkannya secara menyeluruh. Tepat ketika tetesan alkohol mengenai permukaan kulit yang melepuh, pria itu lantas mendesis, tapi hebatnya dia tidak merengek ataupun menjerit seperti prajurit lainnya yang telah di tangani sebelumnya.

" Namaku Park Jimin, bagaimana dengan mu? "

Pria itu menyebutkan namanya seolah tanpa beban, yang mana membuat Taehyung akhirnya tertarik untuk melihatnya sejenak, menemukan fitur wajah pria manis berpipi chubby membuatnya merasa lucu. Dia baru tahu bahwa setidaknya ada satu prajurit yang bermodel seperti pria di depannya ini.

" Kim Taehyung. "

Park Jimin mengangguk, ikut menyaksikan bagaimana Kim Taehyung dengan lihai mulai mengupas kulitnya yang meleleh lalu menaburi nya dengan bubuk obat yang entah apa namanya namun berbau cukup menyengat.

" Apakah itu terlihat parah? " Gumamnya entah harus di tanggapi atau tidak, tapi Taehyung tetap ingin menjawabnya.

" Awalnya, tapi jika kau rutin membersihkan lalu mengobatinya dengan rutin, kulit mu akan terbentuk seperti semula. "

Park Jimin mengangguk tapi sesaat kemudian dia justru terlihat panik, dengan gugup memegang tangan Taehyung yang tadinya hendak menyuntik nya, Taehyung pikir dia mungkin takut akan suntikan.

" Ada apa, jangan takut, sakitnya- "

" Tidak! Rekan ku dalam bahaya! Kau harus selamatkan dia terlebih dahulu! "

" Eung? Tenang, ada banyak pihak medis disini, rekan mu pasti- "

" Kau tidak mengerti! "

Tidak hanya Kim Taehyung yang terlonjak kaget, tapi juga beberapa orang di sekitar mereka, bahkan kini memperhatikan mereka dengan penasaran. Park Jimin masih terlihat panik, dan Kim Taehyung tidak bisa menjalankan tugasnya jika terus seperti ini.

" Hei.... Tenanglah, jangan panik- "

" Dokter, rekan ku sangat sulit di dekati, dia sangat tertutup, ada kemungkinan dia lebih baik mati dalam diam daripada berbicara meminta bantuan? "

Kim Taehyung mengerutkan keningnya tidak paham, sangat mustahil ada orang yang seperti itu di dunia ini, jika memang begitu, lalu untuk apa dia memasuki dunia militer jika motto hidup nya saja begitu pasrah akan keadaan?

" Baiklah, baiklah, lalu dimana dia? "

" Aku tidak melihatnya secara pasti, kami terpisah tadi, tapi seharusnya dia berada di suatu tempat yang hening? Dokter, tolong selamatkan dia? "

" Oke Oke, aku akan menyelamatkan nya, tapi izinkan aku untuk memasang cairan infus padamu terlebih dahulu, baru setelah nya aku akan mencari rekan mu itu, baik? "






TBC!!!

ᴊᴇᴏɴ ᴛᴡɪɴsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang