JT 32

723 138 48
                                    

















*



Kondisi seharian itu relatif tenang seperti tampak pada hari-hari biasanya, yang membedakannya hanyalah kali ini Kim Taehyung dan Kim Seok Jin memiliki pasien eksklusif yang mana hanya mereka berdua yang bisa melakukannya. Bukan tidak ingin memberitahu pihak luar, hanya saja Taehyung ragu mengenai pendapat Jeon Jeongguk, pasalnya pria itu hanya memberi perintah untuk mengobati Ayahnya tanpa instruksi yang lain. Kim Taehyung maupun Kim Seok Jin hanya tidak ingin menyinggung hal hal pribadi yang mana membuat pihak tertentu sulit.

Baik Kim Taehyung maupun Kim Seok Jin saling bergantian dalam menjaga serta mengawasi Jeon Junghyun yang masih tidak sadarkan diri di tempat tidur Kim Taehyung itu sendiri, tidak berubah sejak semalam kecuali tempat tidur nya yang sudah lebih dulu di bersihkan oleh Seok Jin sebelumnya.

Kim Taehyung berjalan dengan perlahan melewati lorong-lorong sunyi di depannya, dia baru saja selesai dari kantin untuk mengisi perut, di tangannya kini juga terdapat bungkusan makanan juga minuman untuk Kim Seok Jin, mempercepat langkah nya ketika pintu kamarnya telah terlihat di depan mata, buka lalu masuk dengan gesit tidak lupa menutupnya cepat sampai sampai membuat Kim Seok Jin yang tadinya tengah memeriksa tabung infus harus menoleh dengan pandangan heran.

" Ada apa? "

Kim Taehyung meletakkan bungkusan makanan nya di atas meja lalu mengambil air mineral kemasan miliknya sebelumnya, menegaknya hingga tandas.

" Entahlah, tapi aku merasa seperti tengah di awasi oleh banyak orang. "

Mendengar hal tersebut, Kim Seok Jin lantas meletakkan catatan medisnya ke atas meja nakas, berbalik untuk mendekati Taehyung.

" Tidak hanya dirimu, tapi aku juga- bahkan apa kau tadi tahu kenapa aku- "

*BRAK!!!!

Percakapan Kim Seok Jin terpotong oleh dobrakan pintu kamar tersebut yang begitu keras hingga pintu terbuka dengan dentuman nyaring, pelakunya tidak lain adalah Park Jimin-

" LARI..!!!! "

Melihat raut wajah paniknya, Kim Taehyung untuk sesaat tidak bisa bereaksi begitupun dengan Kim Seok Jin tapi di detik berikutnya mereka justru di kejutkan dengan hal lain, dimana tubuh Park Jimin langsung limbung dan tumbang, jatuh menghantam keras pada permukaan lantai setelah kepalanya lebih dulu di hantam oleh senjata api oleh seseorang prajurit dengan wajah samaran, yang mana kini menodongkan senjata nya kepada kedua dokter tersebut.







*







Kim Taehyung sebisa mungkin terus bertindak tenang, meskipun jujur dia panik dengan insiden penyergapan tersebut, tapi dia tentunya tidak bisa untuk bertindak gegabah, apalagi yang menjadi tahanan tidak hanya dirinya saja saat ini. Di sisi kanannya, Kim Seok Jin terus menangis, air matanya terus meleleh di wajahnya yang sudah kusut, jika saja mulutnya tidak di lakban, mungkin dia sudah meraung keras, mengutuk orang orang yang telah berani memperlakukan nya seperti ini dengan kutukan seribu macam kutukan iblis. Di sisi kirinya ada Park Jimin yang masih tidak sadarkan diri, kepalanya di bagian belakang masih mengeluarkan darah, hal inilah yang membuat nya sejak tadi merasa gelisah meskipun dia mencoba untuk tetap tenang, jiwa dokter nya jelas menentang tindakan pengecutnya. Berdasarkan pengamatannya saat ini, seharusnya tengkorak bagian belakang Park Jimin retak dan jika tidak di tangani dalam waktu cepat, hal hal buruk bisa saja terjadi, misalnya geger otak, amnesia bahkan kematian mendadak akibat kekurangan darah terlalu banyak.

Ruangan kosong itu cukup besar untuk menampung setidaknya lebih dari seratus orang termasuk dirinya, diam diam mengamati sekitarnya tanpa harus menimbulkan kecurigaan. Yang menjadi tahanan tidak hanya mereka bertiga melainkan bersama beberapa prajurit tentara yang anehnya kenapa juga harus di tangkap oleh mereka. Inilah yang membuat Taehyung semakin penasaran, bukankah seharusnya mereka semua rekan dan berada di kubu yang sama? Lalu, kenapa sekarang justru terlihat seperti ada dua kubu disini yang saling mendoakan pistol di kening satu sama lain? Namun, sejauh yang dia ketahui saat ini, yang menjadi tahanan tidak ada satupun prajurit yang memiliki pangkat lebih tinggi dari sersan Choi Soobin, sedangkan rekan dekatnya sersan Choi Yeon Jun justru tidak, apakah itu karena dia belum tertangkap atau justru di kubu yang berbeda? Dan selebihnya adalah prajurit biasa.

Pihak penyandera di ruangan tersebut ada sekitar sepuluh orang, dan tidak ada satupun dari mereka yang bergerak, tetap dalam posisi masing-masing dengan senjata api menodong lurus ke arah sandera.

Diluar sana, suara gaduh dari teriakan makian bahkan shara letusan senjata api seperti tengah sahut menyahut satu sama lain, para perawat yang mendengar nya tidak bisa untuk tidak bergidik ketakutan bahkan banyak dari mereka telah menangis secara diam-diam.

Kim Taehyung menunduk, setelah insiden penyergapan nya sebelumnya, dia dan Kim Seok Jin berserta Park Jimin di seret ke tempat ini, yang menjadi pikiran nya saat ini adalah, bagaimana dengan kondisi Letnan Jendral Jeon Junghyun-? Apakah dia juga di sandera? Tapi kenapa dia tidak bisa menemukan nya di tempat ini? Ataukah di tempat lain? Atau........

Kim Taehyung menggeleng pelan, mencoba menghalau pikiran-pikiran buruk yang baru saja mencoba meneror nya itu. Tidak mungkin.!







*








Di tempat lain, Kondisi Jeon Jeongguk tidak bisa di katakan bagus, dia telah tidak tidur hampir satu Minggu, bergerak kesana kesini demi melancarkan siasat, dan sekarang di hadapkan dengan kondisi dimana dia harus bertaruh tanpa lawan yang imbang, bukankah itu sangat menyebalkan?

Jeon Jeongguk bulan robot, dia juga manusia, tidak perduli dengan pangkatnya yang tinggi- Mayor Jendral, tetap saja, ada kalanya dia hampir mencapai batas limit kekuatan tubuh.

Wajahnya beberapa tempat mendapat luka akibat perkelahian tidak seimbang itu, namun dia sejauh ini masih bisa tersenyum miring, apalagi ketika dia sekali lagi berhasil menumbangkan lawan terakhirnya ke lantai.

" See? Aku tidak lemah seperti yang kau pikirkan pak tua- "

Jeon In menggertak giginya, melotot marah pada Jeon Jeongguk- sebenarnya ini sangat tidak adil, Jeon In jelas memiliki banyak bawahan di bawah tangannya, jadi dia bisa dengan mudah menggerakkan mereka untuk menghadapi Jeon Jeongguk selagi membuat anak muda itu melemah dalam beberapa waktu ke depan. Sudah ada dua puluh prajurit yang tumbang di tangan Jeon Jeongguk, Jeon In sudah sangat murka, namun begitu dia juga ada terselip rasa bangga, karena dia seperti bisa melihat sekali lagi sosok Jeon Jonghyun- putranya yang telah lama mati di tangannya sendiri. Putra kebanggaan sekaligus putra yang berhasil menorehkan rasa terkhianati di hatinya.

" Ku akui kau memang hebat, bahkan aku seperti bisa melihat jiwa Jeon Jonghyun kembali hidup di dalam dirimu. Tapi sayangnya kalian berdua sama sama bodoh akan satu hal. Coba lihat ini? "

Jeon In memutar laptop nya, yang kini tengah menampilkan sebuah gambar dimana ada dua cuplikan disana, satu adalah berisi gambar dimana Jeon JungKook dan Jeon Mido bahkan beserta kedua orangtuanya Kim Taehyung, sedangkan di gambar lainnya adalah sekelompok tawanan dimana salah satunya terlihat jelas adalah Kim Taehyung itu sendiri, menatap kosong pada layar kamera.

Rahang Jeon Jeongguk mengetat, dia tahu Jeon In tidak akan semudah itu untuk di taklukkan, untuk ukuran seekor ikan, dia telah berada di puncak dewa, bagaimana bisa Jeon Jeongguk menganggap nya remeh?

" Waktu mu tidak banyak. Kau hanya bisa membuat satu pilihan, tunduk di bawah kaki ku seperti seekor anjing atau lihat dengan perlahan bagaimana tubuh orang orang disana hancur oleh Bom yang telah ku pasangkan pada tubuhnya. ? "








TBC!!!

ᴊᴇᴏɴ ᴛᴡɪɴsWhere stories live. Discover now