7

89 10 0
                                    

Mereka semua sudah sangat lama di kediaman melvino dan heidan, waktu juga sudah menunjukan pukul 15.00 ini tandanya hari sudah mulai sore, mereka mungkin akan pamit untuk pulang sekarang, terutama reyhan.

Reyhan sudah memiliki feeling jika sampai rumah nanti pasti sang bunda akan memarahinya habis²an karena hari ini dirinya sudah berani meninggalkan kelas.

"Bang, gue pulang duku yaa, udah sore, takut bunda marahh". Ucap reyhan lada melvino yang saat itu sedang duduk di samping heidan.

"Mau pulang sekarang??, mau gue anterin??". Tanya melvin.

"Gausah bang gue sendiri ajaa, lagian kan ga terlalu jauh, kalo lo nganterin gue terus adek gue sama siapaa???". Ucap reyhan lalu melvin hanya mengangguk.

Percuma saja jika ingin membantah reyhan karena pada dasarnya anak ini sangat keras kepala dan mudah sekali tersulut emosi.

"Kakak hati-hati yaa??, nanti kalo udah nyampe rumah kabarin idan". Ucap heidan.

"Iyaa nanti kakak kabarin sekarang kamu istirahat kamu harus sembuh". Ucap reyhan pada idan.

"Iyaaa idan pasti sembuh, kakak pulangnya hati-hati yaa???". Ucap idan kembali.

Reyhan hanya mengangguk dan tak lama dirinya pergi dari rumah besar ituu, sedangkan yang lain masih disana terutama arka dan jemian yang sama sekali tidak mau pulang.

"Lo ga pulang kaa??". Tanya gala kepada arka.

"Engga, ngapain pulang??". Ucap arka.

"Dihh, yakan di rumah ada bunda lo". Jawab gala.

"Ga adaaa, nyokap gue selalu lembur dan ga pernah inget rumah". Jawab enteng arka, lalu gala diam.

"Mending lo suruh nih anak mama pulang". Ucap arka menunjuk jemian.

"Kok jadi gue sih bang??". Ucap jemian spontan.

"Yaa karena lo anak mamaa, paling bentar lagi di telfon". Ucap arka.

Dan benar sajaa tak lama setelah arka mengucapkan kalimat itu, suara telfon terdengar dan itu dari arah jemian.

"Nah kan apa gue bilang??? Udah sono angkat terus balik". Ucap arka pada adik tirinya itu.

Dengan cepat jemian segera mengangkat telfon masuk dari sang ibu, dan dengan jelas sang ibu menanyakan dimana dia sekarang dan menyuruhnya untuk segera pulang, karena sudah dari pagi hingga sore jemian tidak pulang.

Setelah mengangkat telfon itu, jemian segera berpamitan dan akhirnya ia pulang di ikuti dengan Cakra yang ia juga takut jika nanti ayah nya marah jika ia tidak pulang segera.

"Gue pamit pulang dulu yaa bang, idann kakak pulang dulu". Ucap jemian.

"Iya kak hati-hati jangan ngebut". Ujar heidan dengan senyum manisnya.

"Gue ikut jem, gue takut nanti bokap gue marah kalo gue ga pulang". Ucap Cakra lalu jemian mengangguk.

"Kalian berdua hati-hati jangan ngebut". Ucap gala pada Cakra dan jemian.

Mereka berdua hanya mengangguk paham dan segera keluar dari rumah melvino dan juga heidan, kini hanya tinggal 4 orang dan siapa setelah ini yang akan pulang dari ke 2 orang yang masih ada disanaaa??

"Kak, siniii biar idan obatin luka kakakk, idan udah mendingan kok". Ucap heidan pada gala.

"Luka kakak juga udah mendingan gapapa idan istirahat ajaa yaa??". Jawab gala.

Dan bukan heidan namanya jika tidak keras kepala, ia pasti akan tetap memaksa jenggala agar ia mau diobati oleh nya, dan kemudian jenggala pun mau, karena ia tidak munafik, ia juga butuh obat sekarang, walapun sebenarnya yang di maksud obat bukanlah kapas dan alkohol melainkan kasih sayang adik nya inii.

Dengan perlahan jenggala mendekat pada heidan yang ada di atas kasur, arka dan melvino hanya diam membiarkan heidan membersihkan luka jenggala, karena mereka juga merasa kasihan pada sahabatnya ini.

"Kalo sakit bilang yaa kak?". Ucap heidan.

"Engga akan sakit". Jawab jenggala.

"Ga mungkin ga sakit, kiat deh luka kakak, darahnya udah kering, disini juga warna nya udah ungu ke hitam pasti sakit". Ucap heidan.

"Kan kakak udah janji sama idan kalo mau ketemu sama idan jangan ada luka kaya ginii, kenapa kakak bandel banget sihh??". Imbuhnya.

"Maaf yaa sayang, kakak belum bisa penuhi janji kakak ke kamuu". Ucap jenggala menatap sayu ke arah heidan yang kini sedang mengobati luka nya di bagian pipi.

"Iyaaa, idan tau kakakk, tapi jangan sebanyak iniii, pasti sakitt, kakak kan tau kalo idan gasuka liat kakak sakit". Ujar heidan.

"Kakak usahain yaaa nanti". Ujar galaa.

Heidan hanya mengangguk paham lalu ia kembali fokus pada luka jenggala yang berada di lengan tangan kanannya, memarnya sudah berwarna biru, pasti ini sakit, karena heidan pernah terbentur meja sampai warnanya seperti ini dan ini rasanya sakit.

Dengan pelan dan telaten heidan mengelus lengan kekar yang banyak sekali lebam disanaa, mengoleskan salep yang biasa ia pakaikan pada jenggala untuk membantu menyembuhkan lukanya.

Jenggala hanya diam, dan terus menatap intens mata heidan, dapat ia lihat dari mata sayu milik adiknya ini jika ia sedih melihat jenggala seperti ini, rasanya ia tak pernah berhenti berdoa kepada tuhan untuk selalu menjaga orang-orang yang ia sayang, namun kenapa doanya tidak di kabulkan oleh tuhan???

Acara mengobati kini sudah selesai, kini jenggala kembali duduk di sofaa dan arka yang kini mulai mendekat ke arah heidan, lalu dengan pelan ia memeluk tubuh kurus nan ringkih itu dengan penuh kasih sayangg

Pelukan hangat itu bisa di rasakan melvino padahal ia hanya melihatnya, banyak sekali yang menyayangi heidan, bahkan menganggap heidan adalah adik kandungnya sendirii.

"Cepet sembuh biar kita bisa ngampus lagi". Ujar arka.

"Idan udah sembuh kakak, idan besok udah ke kampus, kalo idan ga kemampuan idan takut papa nanti marahh". Ucap heidan.

"Gausah takut kan ada kakak, kakak bakal bilang sama papa kalo kamu sakit". Ujar melvino.

"Tapi walaupun aku sakit itu ga menutup kemungkinan kalo papa ga bakal marah kan kak??". Jawab heidan.

Benar semua yang dikatakan nya itu benar, walapun dirinya sakit itu tidak menutup kemungkinan jika sang ayah tidak akan memarahinyaa, justru jika ia beralasan sakit itu akan membuat orang tuanya memiliki banyak celah untuk mengatai heidan.

"Udah, sekarang jangan pikirin ituu, lebih baik kamu istirahat lagii yaa??". Ujar gala.

"Idan mau istirahat tapi kalian jangan pulang, idan mau ditemani kalian". Ujarnya.

Arka dan juga gala mengangguk mengiyakan keinginan si bungsu agar sang adik ini merasasenang, walaupun mungkin jika keadaan darurat jenggala harus terpaksa pulang.

"Tapi nanti kalo kaka pulang idan jangan marah yaa?? Berarti kakak ada urusan". Ujar lembut jenggala.

"Emmm, iyaa idan tau, idan gaakan marah kok". Ujarnya dengan senyum yang sangat manis.

Kini heidan mulai membaringkan tubuhnya kembali ke kasur di bantu dengan sang kakak yaitu melvino yang selalu sigap jika masalah heidan, karena hanya heidan yang ia punya, walapun punya orang tua tapi rasanya lebih baik jika ia tidak udah memiliki orang tua.

Jenggala dan arka yang masih ada disana akhirnya memainkan ps milik melvino sampai larut malam dan orang tua melvino pulang. Namun arka tidak pulang begitu juga dengan gala, karena ia ingin menemani si kecil ituuu.





















































Kerasa capek banget gasihh?

See you next part yaaaa

Babayyyyyy

7 people with 1 dream (END)Where stories live. Discover now