Perang di mulai?

1.3K 59 0
                                    

'Bangunkan bos sialanmu itu' Ucap wanita di sebrang telpon kepada Kaira, sekertaris Novalee.

"Baiklah, saya akan membangunkan beliau" Kaira menurut karena jika tidak mungkin 5 menit kemudian kepalanya bisa di lubangi jika ia membantah pada orang ini. Untungnya saat ini Novalee menginap di Kantor, jadi Kaira tidak perlu repot repot untuk ke mensionnya.

"Nyonya ... Anu nyonya, Hera Miizumi ingin bicara" Suara itu membuat Novalee terhenyak, ia membuka matanya perlahan dan mengadahkan tangannya tanda meminta handphone di tangan Kaira.

'Sudah bangun?'

"hm"

'How dare you touch mine?!'

"Who?" Novalee menjawab dengan malas, karena masih sangat mengantuk. Dengan mata yang masih terpejam ia berusaha mengingat.

'Marcello Adrinata, kau melupakannya? Kau baru saja menyentuhnya tadi malam' Novalee mendudukan dirinya perlahan, dan menghela nafas pelan.

"Aku tidak sengaja"

'You even paid him, like he was a fucking bitch?!'

"Calm down, Hera.. Lagipula dia tidak membawa uangnya"

'Of course not, dia bukan jalang'

"Okay, I'm sorry for touched yours, Hera"

'I don't need your forgiveness'

"So what?"

'Datang ke Dermaga secepatnya, agar aku bisa menghajarmu' Novalee mematikan telponanya, ia beranjak dari kasur dan memberikan handphone itu kepada Kaira.

"Siapkan bajuku, dan suruh Rocky menyiapkan mobilku"

"Apa perlu bodyguard nyonya?"

"Tidak" Novalee berjalan ke kamar mandi, dan mulai membersihkan dirinya disana.

Semilir angin Dermaga menerpa kulitnya dengan lembut, dia berjalan santai sambil menikmati cuaca pagi itu.

"You're acting too relaxed for someone who wants to be taught a lesson." Novalee menoleh, dan sudah ada Hera yang berjalan ke arahnya.

Novalee menunggu Hera sampai tepat si depannya, tapi ketika sampai satu gamparan keras melayang di pipinya. Tenaga Hera memang tidak main main, ia akui itu.

Ketika Novalee ingin menatap kembali Hera, tendangan keras di arahkan ke perutnya. Membuat Novalee yang belum siap, harus menerima itu mentah mentah.

Untung dia belum memakan apapun pagi ini, jika tidak dermaga akan penuh dengan muntahannya.

Novalee berdiri dengan tegap, dan mengarah ke arah Hera yang menatapnya datar.

"Sudah puas?"

"Belum sampai kau koma, tapi aku harus menyelesaikan perjanjian kitakan?" Ucap Hera dengan ekspresi lebih rileks dari sebelumnya.

"Jadi, kapan?"

"Mungkin siang ini beritanya akan meluncur, setelahnya di susul dengan beberapa bukti barang"

"Baik, pastikan semuanya aman"

"For sure, ini masalah kecil. Kau yakin memulainya? Ini akan membahayakan nasib keluargamukan?"

"This is my business, Kau ikuti saja sesuai perjanjian" Novalee mengeluarkan sebatang rokok, membakarnya dan mulai menyesapnya.

"Yakin? Ibumu? Dia adalah orang pertama yang merasa hancur dengan situasi ini"

"Ku bilang ini urusanku, aku pergi" Novalee beranjak dari sana.

"Jagalah dia, kau akan menyesal jika dia pergi" Novalee hanya diam, tapi dia merekam kata kata itu dalam otaknya.

Di dalam mobil Novalee hanya diam, mengingat mamahnya itu belum memaafkannya soal tempo lalu. Ia menatap jalanan dengan tatapan kosong, lalu menjalankan mobilnya menuju kantor

tbc ↓

OBSESSED WITH YOU [ENDING]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora