Gabriel

460 32 0
                                    

"Saya ingin meminta izin untuk membawa Gabriel nantinya" Ucap Novalee, hari ini Novalee akan membawa barang barang Hael ke mensionnya, begitu juga dengan Gabriel karena Hael yang akan tinggal di mensionnya.

Orang tua Hael saling menatap, lalu Ayah Hael angkat bicara "Yaudah, kami juga tidak bisa melarang melihat kedekatan Gabriel dan Hael. Saya titip amanah aja ke kamu, tolong jaga keduanya. Mereka harta kami yang tersisa, kami gamau kehilangan mereka seperti kehilangan anak kami yang sebelumnya" Ucap Ayah Hael kepada Novalee, Novalee hanya mengangguk.

Merekapun lekas berpamitan kepada orang tua Hael, Bunda Hael sempat menangis karena harus di tinggal anak dan cucunya lagi. Tapi ia pikir ini adalah jalan yang terbaik, Ayah Hael melepaskan pelukan istriny pada anaknya itu.

"Hati hati ya, jaga kesehatan" Pesan Ayah Hael sambil mengelus kepala Hael.

Merekapun akhirnya pergi meninggalkan laman rumah Hael, Hael merasa sedih melihat ibunya menangis. Ia berdiam selama perjalanan meninggalkan rumah, namun diamnya buyar ketika sebuah tangan mengelus lembut kepalanya.

"Jangan sedih.. Nanti kapan kapan kita main ke Solo, jenguk orang tua kamu" Ucap Novalee agar Hael merasa tenang. Hael pun mengangguk, ia melihat ke arah Gabriel yang sedang anteng dengan biskuit merk R*gal di tangannya.

Hael membersihkan remahan remahan di area mulut Gabriel, dan yang bejatuhan di bajunya. "Lee, bisa ga nanti mampir dulu ke minimarket. Aku lupa bawa minum, kasian Iyel gaada minumnya"

"Iya nanti di depan ada. Oh ya, nanti di Jakarta aku mau ajak mampir untuk keperluan Gabriel juga. Beli peralatan Gabriel untuk di mobil sama di rumah" Ucap Novalee, karena ia pikir mereka akan membutuhkannya. Melihat usia Gabriel yang masih belia, akan sulit untuk membawanya kemana mana. Novalee juga tidak ingin Hael terus menggendonginya, karena akan membuatnya lelah. Jadi ia berfikir untuk membeli stroller baby, juga gendongan bayi agar Hael tidak lelah.

"Emangnya ga papa?" Tanya Hael merasa tidak enak, pasti Novalee akan memaksa untuk membayar semuanya membuat Hael merasa membebani Novalee.

"Kenapa? Kamu bakal jadi suamiku, dan Gabriel bakal jadi anakku secara ga langsung karena dia anggep kamu ayahkan?" Ucapan Novalee membuat Hael merasa sedikit menghangat, karena Novalee menerima kehadian Gabriel. Ia pikir Novalee tidak akan suka jika mereka harus hidup bersama Gabriel.

"Stop mikir yang lain lain, aku ngelakuin ini buat kamu" Ucap Novalee sambil mengecup tangan kanan Hael.

Novalee memarkirkan mobilnya tepat di sebuah Toko Peralatan Bayi, Toko itu terlihat sangat besar dan memiliki barang barang yang begitu banyak.

Gabriel sudah tidur di pelukan Hael sedari tadi, Novalee turun dari mobil membukakan pintu Hael dan mengambil alih Gabriel yang berada di gendongan Hael. Tangan kanannya di tadahkan untuk Hael memegang tangannya.

Mereka masuk ke dalam dan berkeliling untuk mencari beberapa alat yang di butuhkan, stroller baby, pakaian, gendongan bayi, alat makan. Setelah puas berkeliling Hael mengajak untuk segera pulang karena ia sudah sedikit lelah.

Gabriel baru bangun di gendongan Novalee, ia sedikit merengek saat terbangun. Hael berusaha menghiburnya, namun rengekan Gabriel tak kunjung mereda.

Novalee pun membawa mereka ke tempat mainan, mungkin Gabriel akan terdiam saat melihat mainan. Novalee mengambil beberapa mainan dan memegangkannya pada Gabriel, dan benar saja anak itu langsung terdiam.

Novalee mengambil 7 macam mainan dan langsung memasukkan kedalam trolly belanjaan membuat Hael kesal.

"Gausah banyak banyak Lee, kamu kebiasaan ngambil sesuatu ga pake perhitungan" Ucap Hael saat Novalee memasukkan mainan mainan itu tanpa henti.

"Ga papa, diakan suka" Ucap Novalee dengan santai, tangannya di tahan Hael saat ingin memasukkan beberapa barang lagi. Hael menggeleng galak, memperingatkan Novalee untuk berhenti.

Novalee akhirnya behenti, dan menurut saat tangan Hael menarik keduanya untuk pergi ke kasir. Novalee memberikan kartunya pada Hael, membiarkan Hael membayar belanjaanya, sedangkan Novalee menunggu di pintu dekat kasir sembari momong Gabriel yang terlihat asik dengan mainan yang di bayar duluan dengan Novalee tadi.

Sesekali Novalee melirik ke arah Hael melihat apakah dia kesulitan, saat Hael sudah selesai membayar, Novalee langsung menghampiri dan mengambil alih beberapa belanjaan berat agar ia yang membawa. Orang orang menatap mereka gemas saat melihat Novalee yang begitu peduli dengan Hael, apalagi mereka terlihat seperti keluarga kecil yang harmonis.

"Kamu gendong Gabriel aja, biar aku yang bawa belanjaanya" Ucap Novalee

"Emang ga papa?" Novalee menggeleng sebagai jawaban, ia memberikan Gabriel ke gendongan Hael dan mengambil alih semua belanjaan.

Setelah itu mereka langsung lanjut berjalan menuju mension Novalee untuk menaruh barang barang mereka.

"Kamu tuh beli mainanya kebanyakan tau" Ucap Hael saat melihat struk belanja sambil meng-puk puk Gabriel yang berada di pangkuannya.

"Ga papa, biar nanti Gabriel ga merasa jenuh" Ucap Novalee yang malah mendapat lirikan maut dari Hael.

"Kamu jangan biasain gitu, nanti anaknya manja minta mainan terus gimana?"

"Ya tinggal beliin, uangku banyak sayang" Hael langsung memukul bahu Novalee pelan.

"Gaboleh terlalu manjain anak, kita harus kasih parenting yang baik. Biar Gabriel kedidik" Novalee mengangguk setuju.

"Iya sayang, maaf ya?" Ucap Novalee yang di hadiahi deheman dari Hael.

Novalee memarkirkan Mobilnya dengan sempurna di halaman mension, ia turun dan memberikan kunci kepada penjaga, dan menyuruh penjaga lainnya untuk membawa semua barang barang ke dalam Mension.

Setelah memerintahkan bawahannya, Novalee menarik lembut Hael yang sedang menggendong Gabriel ke dalam rumahnya. Sampai di dalam mension mereka semua di sambut hangat dengan para pelayan.

Mereka sangat senang melihat nyonyanya kembali, dan sedikit terkejut ketika melihat Hael menggendong seorang bayi.

"Kamar untuk bayinya, apa sudah siap?" Tanya Novalee kepada pelayan yang ada di depannya, mereka mengangguk mengiyakan jawaban Novalee.

"Ayo Hael" Novalee menarik pinggang Hael untuk berjalan menaiki tangga. mereka menuju kamar yang tepat berada di sebelah kamar Novalee, Hael sedikit merasa dejavu di tempat ini.

Saat kamar itu terbuka, Hael sedikit tekejut melihat dekoran kamarnya yang memang seperti di persiapkan untuk seorang bayi. Novalee mengajak Hael masuk untuk meletakkan Gabriel di tempat tidur yang memiliki pagar di setiap sisi agar Gabriel tidak jatuh.

Hael meletakkan Gabriel di box bayi itu, ia melihat keseliling memandang kagum kamar itu, ia yakin saat Gabriel bangun ia akan merasa sangat senang melihat kamarnya.

"Makasih" Ucap Hael kepada Novalee, sedangkan Novalee hanya tersenyum hangat.

"Kamu istirahat juga, nanti malam kita harus ke hotelkan untuk ngecek dekorasi? Jangan terlalu cape.. Lusa kita nikah" Ucap Novalee sambil mengecup singkat kening Hael, tangannya di lingkarkan nyaman di pinggang Hael.

"Iya, padahal kamu ga perlu seeffort ini.." Ucap Hael saat menyadari betapa berusaha Novalee untuk membuatnya bahagia kali ini.

"Anything for you, El.." Novalee mengelus rambut Hael lembut, menatap mata bambi yang selama ini ia kagum kagumi itu.

"Ayo istirahat" Novalee menggendong Hael untuk membawanya ke kamar, Hael hanya bisa diam di dalam gendongan Novalee. Rasanya sudah tidak aneh lagi, ketika Novalee menggendongnya.

tbc↓

OBSESSED WITH YOU [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang