Berita Buruk

571 33 5
                                    

Hael sedari tadi menunggu kepulangan Novalee, Harusnya Hael mengiyakan saat Novalee ingin bicara padanya. Sekarang malah ia yang gusar karena Novalee tak kunjung pulang.

Melihat tatapan Novalee yang terlihat begitu marah, semakin membuat Hael merasa khawatir. Ia sadar, perasaan marahnya itu akibat ia cemburu. Tapi Hael tidak bisa mengungkapkannya pada Novalee, karena Hael merasa tidak mungkin ia mencintai Novalee.

Tapi mengingat perlakuan dan perasaan Hael akhir akhir ini, ia sadar ia mulai jatuh hati dengan Novalee. Hael juga sadar, bahwa ia merindukan Novalee.

Tiba tiba telefon di mension berdering membuat Hael mengernyit Heran, biasanya telefon itu tidak pernah berbunyi.

Hael berlari kearah telefon yang terletak di dekat akuarium, dan langsung mengangkatnya.

"Halo? Dengan keluarga Novalee Ainsley?" Hael mengernyit mendengar suara pria yang sepertinya sudah berumur.

"Iya, Saya suaminya"

"Maaf mengganggu, saya ingin memberikan berita buruk.. Nyonya Ainsley sedang dalam keadaan sekarat di rumah sakit, kami membutuhkan persetujuan keluarga untuk menangani pemeriksaan"

"Di rumah sakit mana?" Hael bisa merasakan tangannya yang bergetar.

Setelah orang itu memberi tahukan alamatnya Hael langsung mematikan telfonnya, ia berlari ke kamar Gabriel, dan membawa Gabriel untuk pergi ke tempat Novalee berada.

Perasaanya sungguh tidak tenang, tangannya tidak berhenti saling meremas satu sama lain. Ia juga tidak berhenti untuk mengingatkan supir pribadi Ainsley itu untuk menaikkan kecepatan mobilnya.

Saat sampai di rumah sakit, Hael langsung berlari dengan Gabriel di gendongannya.

"Dimana? Dimana istri saya?"

"Tuan tenang dulu, Tuan harus mengisi beberapa berkas agar Nyonya Ainsley dapat di tangani" Ucap Polisi.

Hael dengan gusar dan gemetar mengisi beberapa formulir itu, dan memerintahkan untuk rumah sakit cepat bertindak. Kakinya tidak berhenti berguncang.

'Lee.. Please.. Jangan pergi' Hael menyatukan kedua tangannya, ia terus merapalkan doa dalam hatinya, berharap Novalee tidak kenapa napa.

Rasa gelisah dan gundah dalam hatinya tak bisa ia pungkiri, ia masih membutuhkan Novalee. Ia merutuki dirinya yang merasa sangat terlambat, coba saja dari awal ia mendengarkan Novalee. Ia menyandarkan kepalanya di sandaran kursi, menatap pelafon rumah sakit. Ia berharap Novalee masih sama kuatnya seperti yang selama ini ia kenal, ia harap Novalee akan bangun dan mengatakan dia masih di sini, di sisinya.

Waktu demi waktu berlalu, semakin larut menunggu Hael semakin merasa panik, kenapa Dokter itu lama sekali memeriksa Novalee?

"Bagaimana keadaannya, Dok?" Hael langsung menghampiri Dokter yang keluar dari ruang UGD tempat Novalee berada.

"Pasien dinyatakan.. Meninggal dunia" Air mata yang sedari tadi Hael tahan gugur begitu saja. Ia tidak percaya dengan kenyataan yang ada di depannya.

"Dokter bohongkan? Ga mungkin Istri saya.. Nggak.. Lee?!" Hael memaksa masuk ke dalam ruangan, menatap tubuh yang terbujur kaku itu di atas brankar rumah sakit itu

Hael berjalan menghampirinya,  menangis memeluk tubuh itu, meraung raung memanggili nama Novalee.

"Lee... Are you asking whether I still need you or not? I need you, Lee...!"

"Lee ... Kamu janji ga bakal ninggalin aku.. Kamu lupa?"

Hael merasa dunianya hancur melihat Novalee terbaring kaku tak bernyawa di depannya, ia melihat luka luka yang masih basah di tubuh Novalee.

Hael berdiri menatap tubuh yang sudah tidak bernyawa di depannya, ia keluar dari ruang UGD berjalan gontai menuju ke arah tangga, menghiraukan panggilan panggilan dari dokter dan juga polisi.

Ia menaiki satu persatu anak tangga, sampai menuju ruangan kosong paling atas yang sepertinya belum jadi. Ia menuju ujung lorong, ia bisa melihat cahaya yang bebas masuk dari ujung lorong itu, tanda bahwa tidak ada penghalang sama sekali.

Ia tidak memperdulikan suara langkah kaki yang mengejarnya di belakang, ia terus berjalan dan semakin cepat ketika akan sampai.

Hael meloncat, terjun bebas ke lantai dasar membuat semua orang yang mengejarnya terkejut dengan tindakan Hael.

Semua orang langsung berlarian berteriak kesana kemari, melihat tubuh Hael yang sudah tidak bernyawa di atas tanah itu.

Lee.. Kalau ga bisa hidup sama kamu, aku bisa ikut kamu kemanapun kalau aku matikan?

ending

OBSESSED WITH YOU [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang