Rencanaku dan Rencanamu

843 57 1
                                    

"Siapkan acara pernikahanku Kai, tidak usah mengundang banyak orang. Cukup beberapa kolega, dan keluarga dekat. Dan aku mau perketat sistem keamanan, pernikahan harus bisa diadakan dalam seminggu lagi, agar aku bisa memenangkan tantangannya" Ucap Novalee sambil menyesap kopinya, dan memilih dekorasi melalui Tab di tangannya.

"Tapi Nyonya.. Soal tuan Hael, apakah tidak masalah kita mengadakan acara pernikahan ini sepihak? Sementara beliau tidak mengetahuinya?" Novalee terdiam, dia meletakkan gelasnya di meja. Ia menatap ke arah luar jendela sebentar, lalu kembali menatap Tabnya.

"Biar itu jadi urusanku, segera laporkan jika ada tempat yang cocok, aku akan melakukan survei tempat hari ini dan besok" Ucap Novalee, Kaira hanya bisa mengangguk mematuhi perintah dari bosnya.

Setelah muak memilih dekoran dan belum juga menemukannya, ia beralih ke laptopnya. Ia merasa pusing karena tidak pernah melakukan ini sebelumnya.

Disisi lain, Hael yang sedang menatap awan awan kamarnya dengan bosan. Tubuhnya lumayan membaik, perawatan yang di berikan Zara memang sangat ampuh pikirnya.

Sedari tadi ia sedang memikirkan, rencana apa yang harus ia lakukan untuk lari, karena selama 3 hari ini ia selalu ketauan. Dan di tambah sekarang Novalee menambah penjagaan di setiap rumah saat dirinya pergi bekerja, membuat Hael semakin frustasi.

Tapi ia tidak akan menyerah, secepatnya ia harus keluar dari sini dan melaporkan Novalee pada polisi. Ia beranjak dari kasurnya, dan mengendap ngendap menuruni tangga, ia bisa melihat ada seorang pelayan yang sedang membersihkan dapur dengan musik yang berasal dari Handphonenya yang berada si atas meja makan. Hael lalu menghampiri pelayan itu.

"Mbak, mau.. ini.. mau minum" Pelayan itu sontak menoleh, sedikit terkejut saat ada orang di belakangnya.

"Mau minum apa den? Jus mau? Biar Mbak buatin" Hael lalu berfikir sejenak.

"Aah.. Boleh! tapi Mbak.. aku pengen jus jeruk di campur buah naga, terus di kasih kedondong" Pelayan itu langsung mengerutkan dahi, permintaan aneh apa yang sedang di lontarkan padanya?

"Yakin Den? Emang rasanya ga aneh itu?"

"Aku mau nyoba Mbaa, kayanya enak aja gitu" Ucap Hael membuat pelayan itu mau tidak mau harus membuatkannya.

"Kayanya buah kedondongnya gaada den, saya beli dulu yaa.. Aden duduk disini dulu" Ucap pembantu itu meninggalkan Hael dan Hanphone yang sedari tadi masi menyalakan musik di atas meja.

Hael langsung tersenyum, ia lalu buru buru mematikan musik itu dan memasukkan handphone itu ke kantongnya. Ia berjalan mengendap ngendap ke pintu belakang mension, syukurnya ia tidak perlu nyasar lagi saat menyusuri mension besar ini.

Saat sampai di taman belakang, ia melihat sekitar apakah ada penjaga disana. Dan ternyata ada satu di dekat pintu belakang taman yang menembus ke jalan luar. Hael menghampiri penjaga itu.

"Pak"

"Eh? Iya mas, kenapa?"

"Di panggil sama itu.. Bi siapa namanya? Yang pake cepol" Penjaga itu sontak berfikir siapa yang di maksud tuannya.

"Bi Narmi? Kenapa emangnya mas?"

"Dimintain tolong anterin ke mini market katanya beli buah" Satpam itu sedikit curiga, soalnya tidak pernah pernahnya ia dimintain tolong oleh pelayan itu, dan biasanya supir rumah selalu siap siaga di tempat.

"Pak? Kok diem? Saya pengen jus buahnya... Nanti jadi lama kalo bapak lama geraknya" Sontak mendengar itu penjaga tersebut langsung berlari ke dalam rumah menuju halaman depan, membuat Hael tersenyum senang.

OBSESSED WITH YOU [ENDING]Where stories live. Discover now