Khawatir

602 42 3
                                    

Novalee membawa Hael yang linglung di sampingnya, entah apa yang di pikirkannya sampai dia betah untuk diam selama perjalanan.

Tubuh Novalee penuh luka dan lebam, yang melihatnya pasti tidak akan menyangka bahwa tubuh itu masih kuat berdiri dan bahkan mengendarai mobil.

"Maaf" Ucap Novalee yang masih di dengar Hael, namun tidak ada respon. Hael merasa tidak tau harus melakukan apa, fikirannya benar benar kosong.

Saat sampai di rumah sakit Novalee siap siap ingin menggendong Hael, namun Hael menahan tanganya, dan membuang mukanya ke arah lain tanda bahwa dia tidak mau.

"Hael?" Tangan yang menahan Novalee itu langsung menutupi wajahnya sendiri. Novalee mendengar isakan tangis dari balik tangan Hael.

"Ayah...?" Gabriel juga penasaran mengintip dari sela sela bangku melihat keadaan Hael.

"Aku takut... Gamau.." Ucap Hael pelan hampir tak terdengar.

"Hael, I promise I won't do that again.. okay?" Tangan Novalee menyentuh bahu yang bergetar itu, namun bukannya berhenti Hael malah tetap menangis.

"Ayah, ada Iyel.. Iyel bakal jaga Ayah, Ayah janan nanis" Ucap Gabriel mengelus kepala ayahnya berharap Hael tenang.

Mendengar itu, Hael melepas tangannya menatap Gabriel dengan mata berkaca kacanya. Hael baru sadar, ada makhluk kecil ini yang mengikutinya. Jika Hael terlihat lemah, ia takut Gabriel juga akan lemah. Ia takut Gabriel merasakan hal yang sama.

"Kamu ga papakan?" Ucap Hael yang belum sempat mengecek keadaan Gabriel tadi, namun Gabriel hanya tersenyum seperti biasanya dan menggeleng meyakinkan Hael bahwa ia baik baik saja.

"Ayo periksa keadaanmu dulu" Ucap Novalee memotong percakapan Hael dan Gabriel, Hael langsung menoleh ke arahnya membuat Novalee dapat melihat mata yang sembab habis menangis itu.

Novalee menggendong Hael tanpa babibu "Gabriel tarik itu sampai pintunya terbuka" Ucap Novalee dari luar mengajarkan Gabriel membuka pintu mobil.

Gabriel yang melihat ke arah yang di tunjuk Novalee langsung menurut dan membuka pintu mobil itu, lalu mengekori Novalee dan Hael yang berada di gendongannya dari belakang.

Semua orang yang berada dirumah sakit memandang heran kearah mereka, karena mereka sangat menarik perhatian. Terlebih lagi karena Hael yang berada di gendongan Novalee.

Para perawat langsung menghampiri mereka menawarkan bantuan "Zara ada shift saat ini?" Tanya Novalee ketika ada yang ingin mengambil alih tubuh Hael darinya.

"Ada Mba, tapi Dokter Zara lagi ada pasien"

"Saya mau dia yang merawat, panggilkan" Ucap Novalee memerintahkan membuat 2 perawat itu saling melihat satu sama lain.

"Bilang saya Novalee Ainsley, membutuhkannya" Ucap Novalee, mendengar nama Ainsley membuat perawat itu terkejut karena Ainsley merupakan salah satu pengusaha tersukses itu berada disini.

Para perawat itu buru buru berlarian menuju ruang operasi dimana Zara berada. Gabriel pun ikut berlarian kesana kemari, melihat lihat sekitar rumah sakit dan mengajak semua orang berbicara.

Setelah perawat lain menunjukkan kamar untuk periksa, Novalee langsung menidurkan Hael dengan aman di Brankar rumah sakit itu.

"Saya akan kesebelah untuk periksa" Ucap Novalee, dan hendak pergi dari sana namun lengan itu di tahan Hael.

"Gamau..." Mata Hael kembali berkaca kaca, mengingat dulu saat Hera berusaha mendoktrin dirinya ia sempat berada di ruangan serba putih dalam beberapa waktu yang lama. Trauma akan tempat itu, kembali menghantuinya.

Novalee yang melihat itu tidak bisa menolak, ia akhirnya berada di sisi Hael selama Hael di periksa Zara. Ia juga di periksa oleh dokter lain, dalam keadaan terduduk di kursi dan memegangi tangan Hael.

"Tutuplah matamu jika masih takut" Ucap Novalee saat melihat Hael yang tidak tenang. Namun Hael malah tidak menghiraukan kata katanya. Kedua ujung bibirnya sudah jatuh kebawah menahan tangis sejak tadi.

Novalee menutup kedua mata itu dengan tangannya "I'm here, as long as I'm here no one can hurt you except me." Ucap Novalee, malah membuat Hael semakin bergidik ngeri.

"It's okay Hael... Tenang ya, ini gue Zara.. Ingatkan? Ini ga ada luka sama sekali kok, jadi tenang ya.. pelipisnyakan kegores dikit, gue obatin ya, kalo sakit bilang sakit okay?" Suara Zara yang terlihat sangat mengayomi itu membuat Hael sedikit tenang dan tidak merasa terancam, sehingga ia mampu untuk mengangguk menuruti Zara.

Novalee menjauhkan tangannya saat Zara ingin mengobati luka Hael di pelipis akibat pistol tadi. Hael sedikit meringis dan mengeratkan genggamannya pada tangan kanan Novalee yang sejat tadi ia genggam.

"Selesai! Nah ... udah deh, abis ini langsung pindah ke kamar pasien okay?" Ucap Zara yang kembali di angguki Hael, Zara pergi dari sana tanpa berkata apapun kepada Novalee.

"Maaf mba, kayanya luka yang ini harus di jahit deh" Ucap dokter yang sedari tadi memeriksanya. Novalee baru teringat sedikit tergores saat berkelahi dengan Hera.

"Jahit aja"

"Tapi mba.. Emang ga papa kalo keadaan duduk gini? Soalnya ini bagian perut kanan kalau--"

"Jahit" Ucap Novalee membuat Dokter itu akhirnya mengiyakan ucapanya, ia langsung bergegas mengambil beberapa alat.

Hael yang melihat itu hanya diam, ia merasa kasian, namun ia juga tidak mau Novalee meninggalkannya, padahal traumanya juga berasa dari Novalee, tapi dia malah tidak ingin Novalee meninggalkannya saat ini.

Dokter itu kembali, dan mulai ingin menjahit luka Novalee, saat ia ingin membius Novalee agar tidak ada rasa sakit Novalee menolaknya "Gausah, saya ga bisa tidur untuk sekarang" Ucap Novalee karena dia harus tetap terjaga untuk Hael.

"Tapi.."

"Lanjutkan, tidak usah dibius" Ucap Novalee membuat Dokter itu semakin bingung, akhirnya dokter itu menjahit luka Novalee.

Sedangkan Novalee hanya memandang Hael sambil sebelah tangannya menyentuh rambut yang terlihat lepek itu, mungkin karena berkeringat terlalu banyak bergerak.

"Ga sakit?" Tanya Hael yang penasaran melihat reaksi Novalee yang biasa saja.

"Nggak" Ucap Novalee, dia sudah lama merindukan wajah ini yang akhirnya bisa ia lihat lagi.

Begitupun Hael, mereka hanya diam dan saling menatap sejak tadi. Hael bingung dengan apa yang dia rasakan sekarang, harusnya dia merasa takut dan menolak kehadian Novalee. Namun justru malah sebaliknya, ia tidak ingin Novalee meninggalkannya dan merasa puas dengan menatap wajah Novalee. Apa sebenernya perasaan yang dia rasakan ini?

Setelah selesai dokter itu mengintrupsi untuk mereka bisa pindah ke kamar pasien. Novalee memesan kamar VIP agar Hael tidak terganggu jika harus bercampur campur dengan pasien lainnya, untuk mengurus beberapa hal Novalee menyuruh Gabriel untuk tetap berada si kamar menjaga Ayahnya, karena sejak tadi anak itu sibuk berkeluyuran berbicara kesana kemari.

Padahal posisi Novalee sedang terluka, tapi dia malah menyuruh Hael untuk istirahat Extra sedangkan dirinya kesana kemari dengan tubuh penuh luka itu.

"Ayah.. Kakak itu baik ya" Celetuk Gabriel tiba tiba. Sedangkan Hael hanya terdiam mendengar perkataan itu.

tbc↓

Ready for NovaleeHael bucin era? 🙈

OBSESSED WITH YOU [ENDING]Where stories live. Discover now