Chapter 32 - Why?

61.5K 3.5K 2.7K
                                    

Tolong baca!
Btw, aku ada ralat. Di Chapter Louisa berendam di Jacuzzi, aku pernah nulis kalau mereka akan sampai di Italy itu Lusa.. tapi aku mau ubah jadi lebih cepat, bukan lusa tapi jadi besok.

Yang artinya, mereka akan tiba di Italy hari ini, dalam chapter ini.

***

Keesokkan harinya.
10.00 A.M.

Louisa merasa begitu nyaman di dalam selimut hangatnya.

Dengan perlahan, matanya terbuka, yang dia lihat pertama kali adalah nightstand sebelah kasur, posisi tidurnya sekarang menyamping.

Sinar matahari yang silau sudah memasuki kamar dari jendela besar.

Louisa merasa seluruh tubuhnya sakit, seolah dia baru saja lari maraton berkilo-kilo meter.

Ketika nyawa Louisa mulai terkumpul, dia baru sadar ada tangan kekar memeluknya begitu intim dari belakang.

Dan tangan itu, sudah meremas-remas lembut payudara Louisa yang tidak tertutup satu helai benang pun.

Louisa mengerjapkan matanya, butuh beberapa detik untuk dia memproses semua ini.

Beberapa detik kemudian, Louisa merasakan kecupan di belakang lehernya membuat Louisa tersentak kaget.

Louisa langsung teringat kejadian semalam dengan Dante.

Louisa pun menoleh ke belakang, dan benar, Dante sudah memeluknya dari belakang dengan begitu intim. Wajah Dante sudah begitu dekat dengannya.

Di situ terlihat Dante masih topless, tidak tahu dia memakai celana atau tidak, melihat bagian bawah tubuhnya tertutup oleh selimut tebal.

"Oh, kau sudah bangun, pumpkin," seru Dante. Dengan tangannya masih meremas-remas payudara Louisa dengan santai, seolah itu adalah sesuatu yang biasa dia lakukan.

Wajah Louisa langsung memerah padam. "Dante! Tanganmu!" Pekik Louisa.

Tapi Dante belum juga melepaskan tangannya dari payudara Louisa. Malah jari nakalnya mulai memainkan nipple Louisa, membuat Louisa menahan napasnya.

"Dante!"

Dante pun mengecupi leher Louisa lagi.

"Hmm," jawab Dante, dengan jari nakalnya sekarang memutar-mutar, dan menarik nipple-nya.

Louisa menarik napasnya tajam.

Astaga lelaki ini.

"Stop, Dante," desah Louisa lemah.

Tiba-tiba Dante menekan kejantanannya yang bangun ke bokong Louisa.

Louisa terkesiap, Dante ternyata masih telanjang bulat seperti Louisa. Kulit mereka bersentuhan. Wajah Louisa memerah padam.

"Dante-"

"Aku ingin menghujani lubang manismu lagi," erang Dante dengan rendah.

Mata Louisa membelak mendengar itu.

"Sudah cukup, Dante! Semalam kau bahkan tidak membiarkanku tidur dengan tenang!" Seru Louisa, sangat malu mengingat semalam.

Semalam, setelah Dante mengambil keperawanannya, mereka kembali melakukan beberapa ronde sampai jam sebelas malam.

Setelah Louisa baru tertidur, jam satu pagi, Dante membangunkannya, lalu mereka bercinta lagi sampai jam tiga pagi. Kemudian tertidur, dan jam lima pagi Dante mengganggunya, lalu mereka bercinta lagi sampai matahari muncul.

Dante mengerang rendah.

"Sekali lagi saja," ucap Dante memohon.

"Kau sudah mengatakan itu berkali-kali semalam!" Seru Louisa dengan wajahnya merah. Louisa tidak akan tertipu lagi kali ini.

Dante's Confession ✅Where stories live. Discover now