Chapter 52 - Stuck Here

36.3K 3.5K 3.3K
                                    

Total Kata : 3.500 Kata
(Panjang chap ini)

***

Rahang Abel menegang mendengar ucapan Dante. "Kau tidak pernah belajar sopan santun, ya," ucap Abel tajam.

Dante mengangkat alisnya, lalu terkekeh rendah.

"Seharusnya kau mengaca, Mr. Vanderbilt, apa sopan menodongkan pistol kepada seorang tamu?" Tanya Dante.

"Abel, tenanglah," ucap Thea langsung kepala suaminya. Mencoba menenangkan Abel.

Thea terlihat lebih tenang dan memiliki aura bangsawan dibanding Abel.

"Aku tidak bisa tenang sebelum mereka berdua memutuskan hubungan mereka, Thea," jawab Abel, masih menatap Dante tajam dan masih menodongkan pistol ke dahi Dante.

Louisa pun berdiri dari kursi rodanya, dan langsung memeluk Dante dari samping sambil menatap Kakeknya. Seolah ingin melindungi Dante, walaupun itu sepertinya percuma mengingat tinggi Dante dan Louisa sangat jauh. Juga tubuh Dante yang lebih besar dari pada Louisa.

Dante kaget melihat Louisa seperti ingin melindunginya.

"Turunkan pistol itu, Kakek!" Ucap Louisa, terlihat ketakutan tapi tetap mencoba melindungi Dante dengan tubuh kecilnya.

Dante mengerjapkan matanya. Abel pun kaget ketika Louisa tiba-tiba memeluk Dante sambil menatapnya.

Abel langsung menurunkan pistol itu tanpa berpikir dua kali. Dia takut tidak sengaja menarik pelatuk dan berakhir menyakiti Cucunya.

"Louisa, jangan mengganggu," ucap Abel serius.

"Bisakah kita berbicara seperti orang normal? Tanpa todong-todongan pistol? Astaga, apa kita ini mafia?" Tanya Louisa tidak percaya dengan semua ini.

Louisa masih memeluk Dante, seperti ingin melindungi Dante dari Abel. Mata Dante berkilat geli melihat Louisa yang begitu menggemaskan ini.

Dante pun tidak bisa menahan dirinya untuk tidak membalas pelukkan Louisa. Tangan Dante sudah melingkari pinggang Louisa.

Abel yang melihat itu merasa matanya berkedut.

"Jangan sentuh Cucuku dengan tangan kotormu itu, Mavros," seru Abel memperingati Dante.

Thea pun menghampiri Abel sambil menyentuh lengannya lembut.

"Abel, tenangkan dirimu dulu," ucap Thea khawatir, dia jarang melihat suaminya kehilangan kendali emosinya seperti ini.

Terakhir kali Abel sangat marah seperti ini ketika Putri mereka, Lily Vanderbilt, pulang ke rumah memperkenalkan kekasihnya, Rasmus De Jonge, yang merupakan seorang pembunuh bayaran.

Thea memijat keningnya. Semua ini terasa seperti kejadain di masa lalu.

Kejadiannya sangat mirip seperti ini. Abel menodongkan pistol pada Rasmus dan menyuruhnya memutuskan hubungannya dengan Lily. Tapi hal itu akhirnya berakhir dengan Rasmus dan Lily kawin lari.

Sejak itu Abel tidak mau berurusan dengan putrinya.

Sampai ketika, seorang perempuan yang mengaku sebagai rekan Lily dan Rasmus, membawa Louisa yang masih kecil ke kediaman mereka. Lalu mengatakan, kalau Lily dan Rasmus meninggal karena dibunuh seorang bocah sebelas tahun dalam misi mereka.

Abel dan Thea yang melihat Louisa sangat mirip dengan Lily ketika kecil, langsung mengambil alih Louisa tanpa berpikir dua kali. Lalu mengganti nama belakang Louisa.

Walaupun Abel membenci Ayah Louisa. Tapi Abel sangat menyanyangi Louisa.
Ditambah Louisa tidak mirip dengan Ayahnya sedikit pun, Louisa hanya mewarisi mata Rasmus yang hijau. Selebihnya, Louisa adalah seorang Vanderbilt.

Dante's Confession ✅Where stories live. Discover now